Senin, 27 April 2015

Makalah matakuliah pengembangan peserta didik "tugas pengembangan peserta didik pada masa pre-natal"



TUGAS KELOMPOK 8
Tugas Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Pre-natal







                     Oleh                :      1.  Fajri Arif Wibawa
2.  Dedi Harianto
                                                3.  Novan Andrian
                 Prodi               :      Pendidikan Ekonomi

                 Matakuliah     :      Perkembangan Peserta Didik

                 Dosen             :      Prof. DR. H. Juhri AM., M.Pd.
                       

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
SEPTEMBER 2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Bapak Prof. DR. H. Juhri AM., M.Pd selaku dosen mata kuliah perkembangan peserta didik.
2.    Teman-teman kelompok 8 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.    Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.    Semua pihak yang  telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................  i
Biodata Kelompok .......................................................................................  ii
Kata Pengantar ...........................................................................................  v
Daftar Isi .......................................................................................................  vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
1.1 Latar Belakang ................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan ..............................................................................................  2
1.4 Manfaat ............................................................................................  3
1.5 Metode Pencarian Materi ..............................................................  3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................  4
2.1 Pengertian Masa Prenatal ............................................................  4
2.2 Ciri-ciri Masa Prenatal ...................................................................  5
2.3 Tahap Prenatal ...............................................................................  6
2.4 Fasa-fase Perkembangan Masa Prenatal .................................  7
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal .  9
BAB III PENUTUP ......................................................................................  17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................  17
3.2 Tanggapan Kelompok................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Didalam perkembangan peserta didik terdapat materi periode pranatal, Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.
Masa ini umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.
Periode prenatal juga ditandai dengan lebih banyaknya terjadi perkembangan dan pertumbuhan normal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh rentang kehidupan individu.
Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembngan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya, bahkan dapat mengakhiri suatu perkembngan.
Setiap manusia, sebagai individu yang normal, akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umunya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2004) membagi perkembangan manusia menjadi Sembilan tahap, yakni: masa prenatal, bayi dibawah tiga tahun (toddler), anak-anak awal (early childhood), anak-anak tengah (middle childhood), anak-anak akhir (late childhood), remaja (adolescence), dewasa muda (young adulthood), dewasa tengah (middle adulthood), dan dewasa akhir (late adulthood).
Tahapan perkembangan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah tahapan perkembangan masa prenatal, yaitu tahap perkembangan sebelum kelahiran sewaktu manusia berada didalam kandungan ibu. Masa prenatal ditandai dengan pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara spermatozoa dengan sel telur yang akan menjadi calon manusia dan berkahir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180 sampai 344 hari lamanya.
Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan manusia. Para ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam kandungan. Kondisi janin dalam kandunga sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan hidupnya, yakni seberapa jauh ibunya memiliki taraf kesehatan, kebiasaan, dan perilaku yang baik atau tidak. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena akan berpengaruh pada perkembangan janin dan berpengaruh pula pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik pada masa prenatal.

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.    Apa yang dimaksud dengan masa prenatal?
2.    Apa saja ciri-ciri priode masa prenatal?
3.    Bagaimana tahap masa prenatal?
4.    Bagiamana fase-fase perkembangan masa prenatal?
5.    Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal?

1.3       Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian masa prenatal.
2.    Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri masa prenatal.
3.    Untuk mengetahui tahap masa prenatal.
4.    Untuk mengetahui fase-fase perkembangan masa prenatal.
5.    Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal.

1.4       Manfaat
1.    Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.    Memberikan informasi bagi pembaca.
3.    Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5       Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Masa Prenatal
Masa prenatal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia dan secara biologis, hidup dimulai pada waktu ini . Periode ini dimulai pada waktu pembuahan dari ovum oleh sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran. Waktu masa prenatal kurang lebih adalah 9 bulan 10 hari, atau 280 hari.
Pada masa ini terpusat sekitar asal kehidupan dari perkembangan anak yang belum lahir. Dahulu terdapat sejumlah besar spekulasi mengenai bagaimana awal mula terjadinya manusia baru.
Walaupun terdapat perhatian ilmiah dalam perkembangan yang terjadi sebelum lahir, masih ada kesenjangan informasi tentang factor yang mempengaruhi perkembangan pralahir harus berasal dari penelitian medis.
Untuk mengetahui secara pasti tentang perkembangan bayi dalam kandungan, sebenarnya amat sulit. Baik perkembangan fisik maupun perkembangan berbagai aspek psikis rohaninya. Hal ini di sebabkan karena periode dalam kandungan merupakan alam khusus yang berbeda dengan alam nyata. Selain itu bayi yang berada di sana tidak dapat memberikan informasi mengenai dirinya.
Meskipun demikian, dapat di percaya kebenarannya bahwa periode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan. Dengan kehidupan, maka terjadilah perkembangan, sehingga akhirnya sang bayi menjelma sebagai makhluk sempurna, dan lahirlah ke dunia. Awal kehidupan dalam kandungan, terjadi dalam apa yang di sebut proses reproduksi.
“Dia (Allah swt) telah menciptakan manusia dari nuthfah (air mani), tiba – tiba ia menjadi pembantah yang nyata” [An – Nahl:ayat 4]
Melalui proses reproduksi dari bentuk nuthfah selanjutnya berubah menjadi `alaqah, artinya segumpal darah atau sesuatu yang bergantung pada dinding rahim. Setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, kira – kira 6 hari kemudian cairan itu bergerak dan masuk ke dalam rongga kandungan, lalu menempel pada salah satu dindingnya dalam posisi tergantung .
Setelah melalui proses sebagai `alaqah, kemudian embrio tersebut memasuki tahap perkembangan berikutnya dalam wujud daging yang digulung gulung (mudhghab/ janin). Kurang lebih usia 20 hari terhitung dari peristiwa konsepsi, daging tersebut secara bertahap mulai mengambil bentuk yang semakin sempurna, antara lain di tandai oleh munculnya jaringan tulang dan otot serta berbagai organ kehidupan yang lain.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. [al – Mukminin : ayat 14]. Dengan di tiupkannya ruh dalam janin, maka di mulailah babak kehidupan (perkembangan) baru. Ruh adalah sesuatu yang menjadi pangkal dan sekaligus motor kehidupan psikis manusia.

2.2       Ciri-ciri Masa Prenatal
Kenyataanya masa perkembangan pertama dalam rentang kehidupan, masa yang paling singkat namun, masa ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Meskipun relatif singkat, masa pranatal mempunyai enam ciri penting. Ciri-ciri itu adalah :
1.    Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
2.    Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
3.    Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
4.    Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
5.    Masa pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
6.    Masa  prenatal merupakan saat dimana orang – orang berkepentingan membentuk sikap – sikap yang baru di ciptakan.

2.3       Tahap Prenatal
Permulaan kehidupan anak dalam kandungan dimulai pada saat terjadinya pembuahan (konsepsi). Pembuahan terjadi apabila sperma laki-laki memasuki dinding telur (ovum) wanita. Sebagaimana diungkapkan oleh Monks, et.al. :
Bila telur dalam perjalanannya ke rahim berjumpa dengan spermatosoma lalu spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pada detik itu hal-hal sebagai berikut : sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya, bagian-bagian itu disebut chrotosoma. Pada saat itu pecahlah inti telur dan lepaslah juga 23 chrotosoma. Chrotosoma ayah dan ibu lebur menjadi satu dan membentuk bekal keturunan bagi anak. Chrotosoma-chrotosoma tadi mengandung bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang membawa faktor-faktor keturunan yang sesungguhnya. Bagian-bagian yang lebih kecil tadi disebut gene.
Setelah itu apa yang akan terbentuk berkembang terus sampai akhirnya menjadi fetus dan pada saatnya (selama kurang lebih 270 hari) ia lahir sebagai bayi, ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Analisa tentang perbedaan jenis kelamin dalam proses konsepsi ini dapat di kemukakan sebagai berikut :
Salah satu dari 23 pasang  chrotosoma adalah  chrotosoma kelamin. Pada wanita normal maka kedua chrotosoma kelamin tadi adalah sama, disebut chrotosoma X. Laki-laki noramal mempunyai  chrotosoma kelamin yang berlainan yaitu sebuah chrotosoma X dan   chrotosoma Y yang labih kecil. Chrotosoma Y bersama-sama dengan chrotosoma X terdapat pada sel-sel badan. Pada pembagian sel (moisa) maka jumlah chrotosoma berkurang menjadi setengahnya sel benih sebagai chrotosoma kelamin mengandung suatu  chrotosoma Y atau chrotosoma X, sel telur selalu mengandung chrotosoma X. Bila telur wanita yang mengandung chrotosoma X bersatu dengan sel benih atau sperma yang mengandung chrotosoma Y, terjadilah anak laki-laki. Sedangkan bila telur wanita yang mengandung chrotosoma X bersatu dengan sel benih atau sperma yang mengandung chrotosoma X, terjadilah anak perempuan.

2.4       Fasa-fase Perkembangan Masa Prenatal
Masa kandungan yang berjarak kurang lebih 270 hari itu dapat dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan bentuk dan keadaan janin yang berubah dari bulan ke bulan. Dalam hal ini hurlock membagi manjadi :
a.    Fase zygote (sejak pembuahaan sampai dengan akhir minggu ke2). Dalam fase ini disebut juga fase germinal, sel yang baru terbentuk tadi terdiri dari segala bahan yang di bawa dari turunan ayah dan ibunya, seperti bagaimana kelak rupanya, sifat prilakunya, serta kemampuannya. Pada masa ini cepat timbulnya adalah bagian yang akan menjadi mata.
b.    Fase embryo (sejak akhir minggu ke2 sampai dengan akhir bulan ke2). Organ tubuh seperti jantung, hati, usus dan paru-paru mulai nampak bentuknya. Serta bantuk lengan dan kaki mulai timbul dan mulai namapak pula bentuk jari-jari tangan dan kaki serupa garis-garis. Bentuk janin pada saat ini mempunyai ekor kecil dan perut yang buncit.
c.    Fase fetus (dari akhir bulan ke2 sampai dengan saat kelahiran). Yang merupakan fase terakhir dan terpanjang dari masa kandungan, berlangsung kurang lebih 7bulan lamanya. pada awal fase ini (kurang labih bulan ke3) jari-jari kaki dan tangan yang tadinya melekat satu sama lainnya kiki mulai lepas, ekor embryo pun hilang sama sekali, badannya terus dan bertambah panjang. Kemudian bulan ke4 kuku-kuku pada  jari kaki dan tangan mulai tampak, rambut di kepala mulai tumbuh serta bentuk kelamin pun mulai kelihatan, otot bayi mulai aktif.
Pada bulan ke5 detak jantung dapat di dengar bila menggunakan stetoskop, gerakan bayi makin jelas terutama gerakan kaki dan tangan. Pada bulan ke6 sampai ke8 kulit bayi berwarna merah dan berbulu serta di atas kulit terdapat zat sebangsa minyak yang disebut vernix. Perlengkapan tubuhnya sedah lengkap sehingga seandainya terjadi kelahiran memungkinkan untuk hidup akan ada.
Akhirnya pada bulan ke9 kulit berwarna rose yang penuh dengan vernix seperti cream yang dapat melindungi bayi dari bakteri penyakit pada saat kelahiran, berat badan bayi umumnya berkisar antara 3-3,5 kg, dengan panjang kira-kira 30-50 cm. Bayi laki-laki biasanya lebih besar dari pada bayi perempuan. Akhir bulan ke9 inilah dikatakan bayi sudah matang untuk lahir.
Secata keseluruhan dapat dikatakan bahwa perkembangan sebelum kelahiran berlangsung ke arah caphalocaudal artinya pertumbuhan dan differensiasi terjadi dari kepala kebagian pantat. Atau dengan kata lain dari bagian atas ke bagian bawah.
Apa yang diuraikan di atas, semuanya mengenai perkembangan aspek fisik saja. Hal ini disebabkan karena data tentang perkembangan psikis dalam masa ini sangat kurang, kecuali hanya berupa praduga-praduga berdasarkan atas perubahan-perubahan situasi yang dialami oleh ibu dihubungkan dengan gerakan-gerakan bayi dalam kandungan seperti : adanya rasa cemas atau tenang, sedih atau gembira dari si ibu, ataupun keadaan lingkungan sekitar seperti suara gaduh atau bunyi, keadaan dingin atau panas dan lain-lain. Kenyataannya bayi dalam kandungan selalu mengadakan reaksi terhadap situasi-situasi tersebut. Atas dasar adanya reaksi-reaksi tersebut para ahli kejiwaan berkesimpulan bahwa aspek psikis juga berkembang dalam masa ini, meskipun relatif.

2.5       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Maksud dari pengaruh prenatal terhadap tingkah laku sesudah lahir adalah pengaruh-pengaruh yang dialami oleh janin melalui tubuh dan keadaan jiwa si ibu yang mengandungnya, dan pengaruh itu terlihat padasaat kelahiran bayi dan tingkah laku (fisik atau psikis) pada masa-masa sesudahnya, seperti: premature, cacat anggota tubuh, atau gangguan-gangguan kehidupan psikisnya. Adapun pengaruh-pengaruh itu dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) macam , yaitu: “pengaruh-pengaruh limgkungan (factor ekstern, ketegangan, takhayul), dan sika ibu”.
a.    Pengaruh Lingkungan
Maksud dari pengaruh lingkungan ini adalah keadaan-keadaan luar yang masuk ke dalam tubuh atau jiwa si ibu sehingga dapat berpengaruh terhadap diri ibu dan sekaligus kepada janin yang ada dalam kandungan, antara lain:
1.    Kekurangan gizi
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Karena janin yang dikandung berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya. Oleh sebab itu ,makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat .
Peran gizi dalam perkembangan masa prenatal dan kelahiran menurut survey ibu-ibu yang makananya paling buruk cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir premature atau meninggal. Supplement diberikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan perfoma anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.
2.    Sinar roentgen (X-rays)
3.    Obat-obatan: obat penenang (thalidomide), heroin, opium, lysergic acid diethylamide (LSD-25), cannabis (marijuana, hashish), amphetamines (STP)
(contoh 1 s/d 3, lihat Watson/Lindgren, 1973: 115)
4.    Ketegangan emosional karena sesuatu ancaman berat,  melihat kecelakaan atau peristiwa-peristiwa yang menegangkan.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal, karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan sres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal . goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan,kesulitan proses lahir,kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernafasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
5.    Takhayul-takhayul yang ada di masyarakat, dan dipercayai oleh sang ibu.
6.    Pemakaian bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil,dapat mempengaruhi perkembangan janin. Dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Jika ibu hamil mengkonsumsi obat tersebut selama dua bulan pertama kehamilan,dapat menghambat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin. Minuman yang mengandung alcohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal. Kemungkinan besar akan melahirakan bayi dengan gejala disebut sidrom alcohol janin, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak dari anak oleh ibu yang banyak meminum alcohol selamakehamilan.
Menghisab rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal, kelahiran dan perkembangan pasca lahir. Pengurangan bobot kelahiran,menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi tinggi selama proses kelahiran. Keabnormalan structural plasenta yang mencemari aliran darah ibu dan sari pati makanan yang di transmisikan pada janin. Rokok juga dihubungkan dengan peningkatan pada pemusatan karbon dioksida dalam aliran darah ibu dan janin, salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan pada system syaraf pusat dan penurunan berat kelahiran.
Kondisi lain yang mempengaruhi penyesuaian pasca lahir pada lingkungan pralahir. Setiap kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saaat lahir dan penyesuaian pasca lahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman. Dalam suatu investigasi dilaporkan bahwa bayi berusia 2 tahun yang sebelum lahir terkena timbal bensin yang tinggi dalam darah tali pusat, mengalami kemunduran dalam suatu tes perkembangan mental.
b.    Sikap ibu (orang tua)
Kondisi kelahiran yang berpengaruh terutama terhadap penyesuaian diri pasca lahir adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua menguntungankan, hubungan orang tua dan anak akan baik. Hubungan baik orang tua-anak ini akan dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir. Misalnya, seorang ibu yang tenang sebelum dan selama melahirkan, akan menghasilkan lebih banyak air susu dibandingkan dengan ibu yang tegang. Kondisi ini sangat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan cara makan baru yang harus dilakukan sesudah kelahirannya, yaitu melalui penghisapan putting susu ibu. Sebaliknya, orang tua yang memiliki sikap yang kurang menguntungkan, menyebabkan hubungan orang tua-bayi lebih emosional. Kondisi ini memperlambat penyesuaian bayi dalam hal makan dan tidur serta memperkuat tangisan, yang pada gilirannya akan mengganggu penyesuaianyang harus dilakukan dengan lingkungan pasca lahir.
Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab, kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks psikologi islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan ini mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafal azan dan qamat ke telinga bayi pada saat ia lahir.
Di samping dua pengaruh di atas, ada beberapa pengaruh lain (Desmita, 2005:87-89),
c.    Jenis Kelahiran
Jenis kelahiran merupakan kondisi pertama yang menyebabkan kelahiran dapat mempengaruhi perkembangan pasca lahir. Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas lima jenis:
·         Kelahiran normal atau spontan
·         Kelahiran dengan peralatan
·         Kelahiran sungsang
·         Kelahiran melintang
·         Kelahiran melalui pembedahan cesar (santrock, 1995)
Bayi yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dibandingkan dengan bayi yang mengalami proses kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan. Demikian juga, bayi yang dilahirkan melalui persalinan cesar umumnya lebih tenang, sedikit menangis, dan lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam pergerakan acak tubuh dibandingkan dengan bayi yang lahir spontan atau dengan dengan bantuan peralatan. 
d.    Jangka Waktu Periode Kelahiran
Kondisi keempat yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir adalah lamanya periode kelahiran. Walaupun lama rata-rata periode kehamilan 38 minggu atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat pada waktunya. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal dari waktu rata-rata disebut “prematur”, sedangkan bayi yang lahir lebih lambat disebut “postmatur”.
Bayi disebut postmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih. Sedangkan bayi disebut prematur bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu rata-rata. Selain jangka waktu periode kehamilan ukuran dan berat badan juga diperhitungkan. Bila berat bayi 2,7 kgatau kurang dengan panjang dengan panjang kurang dari 19 inci, maka bayi dikategorikan prematur (Seifert & Hoffnung, 1994).
Bayi yang lahir prematur, baik yang lahir sebelum waktunya maupun yang berat  lahirnya rendah, dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi, dan cendrung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. Bayi postmatur biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi usia normal sekalipun. Sebaliknya, bayi prematur biasanya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir. Bahkan dalam suatu investigasi yang dilakukan oleh Tiffany field (1982), ditemukan bahwa bayi berusia 4 bulan yang lahir prematur memiliki kemampuan vocal yang kurang, dan cendrung lebih menghindari kontak mata dibandingkan dengan bayi yang lahir tepat pada waktunya.
Study lain yang dilakukan Susan Rose, et. al. (1988), menemukan bahwa bayi-bayi berusia 7 bulan yang beresiko tinggi dan yang lahir prematur kurang dapat member perhatian secara visual terhadap kelembutan dan memperlihatkan kekurangan-kekurangan dalam memori pengenalan visual dibandingkan dengan bayi-bayi yang lahir postmatur dan tepat pada waktunya.

e.    Perawatan Pascalahir 
Kondisi kelahiran kelima yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir adalah jenis perawatan yang diperoleh bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran merupakan suatu “drama penjebolan” secara drastis, yang disertai dengan perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab, setelah 9 bulan berada dalam lingkungan rahim yang relatif stabil dan aman, janin tiba-tiba berada dalam lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi.
Karena perbedaan yang besar antara lingkungan intern (rahim) dan lingkungan ekstern ini, mengharuskan bayi untuk melakukan penyesuaian diri secara radikal dan cepat. Keharusan bayi yang baru lahir melakukan penyesuaian diri yang tidak disertai dengan kemampuan untuk melakukannya karena kondisinya yang lemah menuntut perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama dari ibunya. Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan dengan baik cendrung lebih waspada, lebih aktif dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan.
Beberapa dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi. Oleh karena itu, selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang member landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan. Bayi yang dipisahkan dari ibunya pada segera setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Untuk itu, beberapa rumah sakit mencoba menggunakan suatu strategi kelahiran yang disebut “rooming in” (sekamar dengan bayi).
Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibu, dimaksudkan agar ibu dapat segera merespons dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam hal tangisan bayi, ibu yang dapat merespons tangisan bayi dan bertindak sesuai dengan tangisan tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan berkurang dan bayi akan memiliki kemampuan lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir (Hurlock,1980).
Di samping itu, metode lain yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit terhadap kelahiran adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu-bayi (Santrock, 1995).
Apa yang diungkapkan di atas tidaklah selalu mempunyai korelasi yang positif. Berbagai penelitian memang telah dilakukan para ahli, tetapi data-data tentang pengaruh itu belum begitu lengkap. Meskipun demikian, tentu saja tindakan preventif lebih bijaksana, diiringi dengan do’a kepada Allah SWT agar bayi yang lahir berada dalam kondisi yang normal sebagaimana yang diharapkan.    


BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.    Masa prenatal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia dan secara biologis.
2.    Ciri-ciri periode pranatal adalah :
a     Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b     Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c      Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
d     Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e     Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f       Periode prenatal merupakan saat dimana orang – orang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru di ciptakan.
3.   Tahap masa prenatal mulai dengan bersatunya sel seks pria dan sel seks wanita . Kedua sel – sel ini di kembangkan dalam alat – alat reproduksi, yaitu gonand, sel seks pria , spermatozoa di produksi dalam gonand pria, tes-tes, sedangkan sel-sel seks wanita, yaitu telur – telur, di produksi dalam gonad wanita, yaitu indung telur.
4.   Fase-fase perkembangan masa prenaatal yaitu fase zyygote, fase embryo dan fase fetus.
5.   Faktor-faktor yang mempengaruhi masa prenetal adalah pengaruh lingkungan, sikap ibu, jenis kelahiran,jangka waktu priode kehamilan dan perawatan pascalahir.

3.2       Tanggapan Kelompok
Ternyata setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan masa prenatal, apa saja ciri-ciri masa prenatal, bagaimana tahap masa prenatal, bagiamana fase-fase perkembangan masa prenatal dan apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Kami jadi mengetahui  bagaimana perkembangan peserta didik masa prenatal. Dengan demikian pengetahuan kami tentang peserta didik bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Ani. 2006. Psikologi Perkembangan. Ciputat: Quantum Teaching.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mar`at, Samsunuwiyati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Rosdakarya.

Rachman, Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembngan. Yogyakarta: Teras.



http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/05/tumbuh-kembang-anak/

http://yuudho.blogspot.com/2010/01/masa-prenatal.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar