Laporan Observasi Lapangan
Nama Sekolah            : SMA Negeri 3 Metro
Nama Guru                : Herman Sariadi, S. Pd.
Kelas                            : X.5
Mata Pelajaran           : Bahasa Inggis
Waktu                                     : 08.45-10.15 WIB (Jam ke 3-4
Pelajaran)
I.       Deskripsi Kegiatan 
| 
   
NO 
 | 
  
   
Deskripsi Kegiatan Guru 
 | 
  
   
Analisis 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
Setelah mengucapkan salam, guru menyuruh siswa
  mengumpulkan tugas minggu lalu, ternyata ada 2 murid laki-laki yang tidak
  mengerjakan tugas dengan alasan karena minggu lalu tidak berangkat, jadi
  tidak tahu. Lalu guru memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan
  tugas tersebut. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh
  Skinner yaitu teori hukuman (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu
  keadaan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku.
  Sehingga dengan guru memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan
  tugas, maka peluang terjadinya suatu perilaku yaitu siswa mengerjakan tugas
  dari guru, konsekuensinya akan tetap stabil atau malah akan meningkat. 
 | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Setelah murid mengumpulkan tugasnya, guru
  mengatakan jika ada siswa yang tugasnya benar dan tulisan tugasnya paling
  rapi maka guru akan memberikan hadiah berupa alat tulis yaitu pena. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori
  penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip
  bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan
  stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan guru memberi iming-iming berupa
  hadiah pena, maka respon mengerjakan tugas dengan benar dan tulisannya rapi
  akan meningkat. 
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
Sebelum memulai pelajaran Guru mengaitkan  materi hari ini dengan materi pertemuan
  sebelumnya. 
 | 
  
   
Guru tersebut menerapkan prinsip Asosiasi
  Kontruksi Individual dalam pembelajaran. Sehingga dengan guru mengaitkan
  materi hari ini dengan materi pertemuan sebelumnya maka siswa akan dapat
  lebih mengerti kaitannya materi hari dengan minggu lalu. 
 | 
 
| 
   
4. 
 | 
  
   
Semua siswa sudah mempunyai buku cetak dalam
  pelajaran bahasa inggis dan guru menugaskan siswa untuk membaca teks bacaan
  yang ada di buku satu-satu secara acak agar guru dapat melihat kemampuan
  siswa dalam membaca dan berbicara bahasa inggris secara baik dan benar. 
 | 
  
   
Disini terlihat bahwa guru menggunakan aliran kognitif, tokohnya lev
  vgotsky dengan argumennya tentang menggunakan private speech. Sehingga dengan penggunaan bahasa pada murid
  dalam rangka pengaturan diri untuk merencanakan, membimbing dan memantau
  perilakunya. Murud yang menggunakan private
  speech akan labih meningkatkan kinerjanya. 
 | 
 
| 
   
5. 
 | 
  
   
Ketika salah satu siswa membaca teks, siswa
  tersebut salah membaca sebuah kata. Kemudian guru membenarkan bacaan dari
  kata tersebut dan guru menyuruh siswa mengikuti mengucapkan kata tersebut setelah
  guru mengucapkannnya.  
 | 
  
   
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh
  Thondike yaitu dengan teori hukum latihan (law of exercise). Dimana teori ini
  menjelaskan tingkat frekuensi untuk mempraktikan (seringnya menggunakan
  hubungan stimulus-respon) sehingga hubungan tersebut semakin kuat. Sehingga
  guru mengucapkan kalimat (stimulus) dan siswa mengikutinya (respon). Jika
  dipraktikan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat. 
 | 
 
| 
   
6. 
 | 
  
   
Ketika ada salah satu murid membaca teks bacaan
  kemudian salah mambaca angka dalam bahasa inggris, guru menyuruh berhitung
  dari 1-100 beberapa siswa secara acak. Guru berkata jika ada yang tidak bisa
  atau salah mengucapkan bacaannya akan dihukum lari lapangan. Akan tetapi itu
  hanya sebuah penguat negatif saja. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori
  penguat negatif (negatif reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip
  bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan
  stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan. Sehingga dengan guru
  memberi stimulus yang tidak menyenangkan yaitu Guru berkata jika ada yang
  tidak bisa berhitung 1-100 dalam bahasa inggris akan dihukum lari lapangan,
  maka hal tersebut akan meningkatkan frekuensi respon yaitu siswa akan
  langsung manghafalkan untuk berhitung 1-100 dalam bahasa inggris dengan
  ucapan atau bacaan yang benar. 
 | 
 
| 
   
7. 
 | 
  
   
Ketika ditengah-tengah guru menjelaskan meteri,
  ada seorang siswa yang akan meminjamkan pena pada temannya, akan tetapi
  dengan cara di lempar. Guru menyuruh siswa yang melemparkan pena tadi
  mengambil pena yang telah dilemparkan pada temannya. Lalu guru menyuruh
  meminjamkan pena dengan cara datang ke tempat duduk temannya yang akan
  dipinjami pena tersebut. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh E.R. Guthrie yaitu dengan
  teori law of association. Dimana teori ini menjelaskan perbaikan perilaku
  jelek harus dilihat dari rentetan unit-unit tingkah lakunya, kemudian
  diusahakan untuk menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik
  dengan perilaku yang seharusnya. Sehingga dengan guru menyuruh siswa yang
  melemparkan pena tadi mengambil pena yang telah dilemparkan pada temannya, maka
  akan menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik yaitu  siswa meminjamkan pena pada temannya, akan
  tetapi dengan cara di lempar, dengan guru menyuruh meminjamkan pena dengan
  cara datang ke tempat duduk temannya yang akan dipinjami pena tersebut. 
 | 
 
| 
   
8. 
 | 
  
   
Guru memberi tugas membuat surat ucapan selamat
  dalam bahasa inggris kepada siswa seperti yang ada dibuku dan guru berkata
  jika surat yang yang dibuatnya benar akan mendapat nilai tambahan. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh
  Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori
  ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena
  diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus yang
  menyenangkan yaitu iming-iming nilai tambahan, maka akan meningkatkan
  frekuensi dari respon yaitu siswa akan berusaha mengerjakan tugasmembuat
  surat ucapan selamat dalam bahasa inggris seperti yang ada dibuku dengan
  benar. 
 | 
 
| 
   
9. 
 | 
  
   
Guru membantu siswa yang merasa kesulitan, tidak
  tahu bahasa inggris suatu kata atau belum mengerti dengan tugas membuat surat
  tersebut. Dan guru berkata, kepada siswa yang sudah mengerti atau tahu bahasa
  inggris dari suatu kata yang temannya tidak tahu, juga agar membantu temannya
  tersebut. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori kognitif, dengan tokoh Lev Vygotsky yaitu dengan
  teori zona pemkembangan proksimal (zona of proximal development). Dimana
  teori ini menjelaskan suatu area dimana seorang anak merasa sulit mengerjakan
  tugas secara sendiri, tetapi akan menjadi mudah jika dikerjakan dengan
  bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak yang lebih tahu. Sehingga dengan
  Guru membantu siswa yang merasa kesulitan, tidak tahu bahasa inggris suatu
  kata atau belum mengerti dengan tugas membuat surat tersebut. Dan guru
  berkata, kepada siswa yang sudah mengerti atau tahu bahasa inggris dari suatu
  kata yang temannya tidak tahu, juga agar membantu temannya tersebut. Maka siswa
  yang merasa kesulitan mengerjakan tugas secara sendiri tersebut, akan menjadi
  mudah jika dikerjakan dengan bantuan dan bimbingan guru atau anak yang lebih
  tahu. 
 | 
 
| 
   
10. 
 | 
  
   
Setelah guru menerangkan meteri, siswa mengolah
  informasi itu dalam bentuk menyelesaikan tugas dari guru dan mengumpulkan
  hasilnya. 
 | 
  
   
Guru menggunakan aliran kognitif 
  teori dari Jemore Bruner dengan teorinya tentang discovery lerning dimana peserta didik mengorganisasi bahan yang telah dipelajari dengan suatu bentuk
  akhir yaitu pengumpulann tugas. 
 | 
 
| 
   
11. 
 | 
  
   
Guru memberikan hukuman kepada siswa yang dalam
  pelajaran guru sedang menjelaskan materi malah mengobrol. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh
  Skinner yaitu teori hukuman (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu
  keadaan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku.
  Sehingga dengan guru memberi stimulus yang tidak menyenangkan yaitu memberi
  hukuman maka peluang terjadinya perilaku yaitu siswa tetap memperhatikan guru
  menjelaskan materi, konsekuensinya akan tetap stail atau malah meningkat. 
 | 
 
| 
   
12. 
 | 
  
   
Saat ditengah pembelajaran ada siswa yang datang
  masuk kelas dari kamar mandi dan masuk kelas tanpa salam dan langsung
  nyelonong saja. Guru menyuruh siswa tersebut kembali lagi keluar dan disuruh
  masuk lagi dengan mengucapkan salam. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh E.R. Guthrie yaitu dengan
  teori law of association. Dimana teori ini menjelaskan perbaikan perilaku
  jelek harus dilihat dari rentetan unit-unit tingkah lakunya, kemudian
  diusahakan untuk menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik
  dengan perilaku yang seharusnya. Sehingga dengan guru menyuruh siswa tersebut
  kembali lagi keluar dan disuruh masuk lagi dengan mengucapkan salam, maka
  akan menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik yaitu  siswa yang datang masuk kelas dari kamar
  mandi dan masuk kelas tanpa salam dan langsung nyelonong saja, dengan
  perilaku yang seharusnya yaitu siwa masuk dengan mengucapkan salam. 
 | 
 
| 
   
13. 
 | 
  
   
Guru menyuruh siswa mengikuti kalimat bahasa
  inggris yang diucapkan guru yang ada dibuku, agar siswa dapat berbicara
  bahasa inggris dengan baik dan benar. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh Thondike yaitu dengan
  teori hukum latihan (law of exercise). Dimana teori ini menjelaskan tingkat
  frekuensi untuk mempraktikan (seringnya menggunakan hubungan stimulus-respon)
  sehingga hubungan tersebut semakin kuat. Sehingga guru mengucapkan kalimat
  (stimulus) dan siswa mengikutinya (respon). Jika dipraktikan maka hubungan
  stimulus-respon akan semakin kuat. 
 | 
 
| 
   
14. 
 | 
  
   
Ketika guru menyuruh siswa mengikuti kalimat
  bahasa inggris yang diucapkan guru yang ada dibuku, ada salah satu siswa yang
  mengucapkan kalimat tersebut salah-salah. Kemudian guru menyuruh murid
  tersebut mengucapkan kalimat itu sendirian, akan tetapi murud tersebut tetap
  mengucapkan  kalimat tersebut dengan
  salah. Lalu guru berkata, jika siswa tersebut dapat mengucapkan kalimat
  tersebut dengan benar, akan diberi nilai tambahan. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh
  Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori
  ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena
  diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus yang
  menyenangkan yaitu dengan iming-iming nilai tambahan, maka akan meningkatkan
  frekuensi dari respon yaitu siswa tersebut akan berusaha mengucapkan kalimat
  dengan benar. 
 | 
 
| 
   
15. 
 | 
  
   
Saat guru menjelaskan materi, guru menyuruh
  siswa mengikuti guru mengucapkan kata bahasa inggris yang ada di buku, ada siswa
  yang tidak mengikuti, tetapi malah bermain-main dengan teman sebangkunya.
  Kemudian guru memberikan hukuman kepada siswa tersebut yaitu dengan menyuruh
  mengucapkan kata bahasa inggris di depan kelas. 
 | 
  
   
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori hukuman
  (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu keadaan konsekuensi yang
  menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Sehingga dengan guru memberi
  stimulus yang tidak menyenangkan yaitu memberi hukuman dengan menyuruh
  mengucapkan kata bahasa inggris di depan kelas maka peluang terjadinya
  perilaku yaitu siswa mengikuti pelajaran dengan baik konsekuensinya akan
  tetap stabil atau meningkat. 
 | 
 
| 
   
16. 
 | 
  
   
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang
  dibahas tadi yaitu tentang surat ucapan selamat, bagi siswa yang dapat
  menjawab pertanyaan benar mendapatkan nilai tambahan. 
 | 
  
   
Proses belajar dan pembelajaran berpijak pada teori behavioriseme, dengan
  tokoh Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana
  teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat
  karena diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus
  yang menyenangkan yaitu dengan iming-iming nilai tambahan, maka akan
  meningkatkan frekuensi dari respon yaitu siswa tersebut akan berusaha
  berlomba-lomba dengan teman sekelasnya untuk menjawab pertanyaan dari guru
  dengan benar. 
 | 
 
II.   
Komentar
Dari observasi yang telah saya lakukan pada tangggal 08 Januari 2013 di SMA
Negeri 3 Metro kelas X.5, dari pukul 08.45-10.15 WIB (Jam ke 3-4 Pelajaran) dengan
mata pelajaran Bahasa Inggis, Guru yang saya amati dalam pembelajaran sudah
cukup baik, sikap guru yang terbuka terhadap siswa, tidak membuat suasana
tegang, di dalam kelas guru bersahabat dengan siswa, guru memberian rasa nyaman
saat mengikuti pembelajaran. Guru menggali kemampuan awal siswa dari reading
dan selalu memberikan pertanyaan dan arahan disaat siswa mengalami kesulitan
dalam terjemahan Bahasa Inggis ke Bahasa Indonesia dalam mengerjakan tugas
menerjemahkan soal cerita yang sangat membantu siswa dalam menghafal kosa-kata
disetiap harinya. 
Pemilihan
metode belajar  dilihat dari mata
pelajaran dan materi yang sedang diajarkan cocok, sehingga materi yang di
sampaikan dapat diterima murid dengan baik. Apalagi semua murid sudah mempunyai
buku, sehingga proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan lancar. Selain
itu, guru dapat mengontrol dan menguasai murid sehingga tidak ada kejadian yang
mengakibatkan guru kualahan terhadap murid.
Aspek-aspek
lain yang mendukung guru dalam mengajar yang juga cukup baik, yaitu seperti
bahasa tubuh yang baik, ucapan rentetan kalimat dalam menyampaikan materi,
penampilan, wibawa dan lain-lain. Sehingga dengan aspek-aspek yang mendukung
dari guru, maka proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 
Akan tetapi,
sedikit kekurangan dari Bapak Herman Sariadi, S. Pd. yaitu terkadang volume
suara kurang keras, sehingga kalah dengan suara ribut siswa-siswi di ruang
kelas sebelahnya. Selain itu, jika guru terlalu royal, terlalu baik kepada
siswa, kebanyakan siswa tidak menjadi segan terhadap guru. Walaupun guru baik,
royal dan lain-lain, guru juga harus tetap dapat membuat siswa tetap segan dan
segan di sini bukan berarti takut.
III. Kesimpulan
Dari hasil
observasi yang telah saya lakukan di SMA Negeri 3 Metro, maka saya dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Dalam proses belajar dan pembelajaran guru
sering menggunakan Aliran behaviorisme, walaupun sesekali juga menggunakan
aliran kognitif. 
2.      Dalam penerapan aliran behaviorisme, tokoh
yang diterapkan teorinya yaitu Skinner, Thondik, E.R.Guthrie.
3.      Dalam penerapan aliran behaviorisme, tokoh
yang diterapkan teorinya yaitu Jemore Bruner, Lev Vygotsky.
4.      Guru juga memilih aliran dan teori dari
tokoh-tokoh yang cocok dan dapat membantu membuat siswa jelas dengan materi
yang disampaikan.
                                                                                                                                    Metro, 20
Januari 2013
                                                                                                Fajri Arif Wibawa
            NPM.
11210082
Tidak ada komentar:
Posting Komentar