Senin, 27 April 2015

Laporan Observasi Lapangan Matakuliah belajar dan pembelajaran



Laporan Observasi Lapangan

Nama Sekolah           : SMA Negeri 3 Metro
Nama Guru                : Herman Sariadi, S. Pd.
Kelas                            : X.5
Mata Pelajaran          : Bahasa Inggis
Waktu                                    : 08.45-10.15 WIB (Jam ke 3-4 Pelajaran)

I.       Deskripsi Kegiatan

NO
Deskripsi Kegiatan Guru
Analisis
1.
Setelah mengucapkan salam, guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas minggu lalu, ternyata ada 2 murid laki-laki yang tidak mengerjakan tugas dengan alasan karena minggu lalu tidak berangkat, jadi tidak tahu. Lalu guru memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas tersebut.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori hukuman (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu keadaan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Sehingga dengan guru memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas, maka peluang terjadinya suatu perilaku yaitu siswa mengerjakan tugas dari guru, konsekuensinya akan tetap stabil atau malah akan meningkat.
2.
Setelah murid mengumpulkan tugasnya, guru mengatakan jika ada siswa yang tugasnya benar dan tulisan tugasnya paling rapi maka guru akan memberikan hadiah berupa alat tulis yaitu pena.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan guru memberi iming-iming berupa hadiah pena, maka respon mengerjakan tugas dengan benar dan tulisannya rapi akan meningkat.
3.
Sebelum memulai pelajaran Guru mengaitkan  materi hari ini dengan materi pertemuan sebelumnya.
Guru tersebut menerapkan prinsip Asosiasi Kontruksi Individual dalam pembelajaran. Sehingga dengan guru mengaitkan materi hari ini dengan materi pertemuan sebelumnya maka siswa akan dapat lebih mengerti kaitannya materi hari dengan minggu lalu.
4.
Semua siswa sudah mempunyai buku cetak dalam pelajaran bahasa inggis dan guru menugaskan siswa untuk membaca teks bacaan yang ada di buku satu-satu secara acak agar guru dapat melihat kemampuan siswa dalam membaca dan berbicara bahasa inggris secara baik dan benar.
Disini terlihat bahwa guru menggunakan aliran kognitif, tokohnya lev vgotsky dengan argumennya tentang menggunakan private speech. Sehingga dengan penggunaan bahasa pada murid dalam rangka pengaturan diri untuk merencanakan, membimbing dan memantau perilakunya. Murud yang menggunakan private speech akan labih meningkatkan kinerjanya.
5.
Ketika salah satu siswa membaca teks, siswa tersebut salah membaca sebuah kata. Kemudian guru membenarkan bacaan dari kata tersebut dan guru menyuruh siswa mengikuti mengucapkan kata tersebut setelah guru mengucapkannnya.
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh Thondike yaitu dengan teori hukum latihan (law of exercise). Dimana teori ini menjelaskan tingkat frekuensi untuk mempraktikan (seringnya menggunakan hubungan stimulus-respon) sehingga hubungan tersebut semakin kuat. Sehingga guru mengucapkan kalimat (stimulus) dan siswa mengikutinya (respon). Jika dipraktikan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat.
6.
Ketika ada salah satu murid membaca teks bacaan kemudian salah mambaca angka dalam bahasa inggris, guru menyuruh berhitung dari 1-100 beberapa siswa secara acak. Guru berkata jika ada yang tidak bisa atau salah mengucapkan bacaannya akan dihukum lari lapangan. Akan tetapi itu hanya sebuah penguat negatif saja.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori penguat negatif (negatif reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang tidak menyenangkan yang ingin dihilangkan. Sehingga dengan guru memberi stimulus yang tidak menyenangkan yaitu Guru berkata jika ada yang tidak bisa berhitung 1-100 dalam bahasa inggris akan dihukum lari lapangan, maka hal tersebut akan meningkatkan frekuensi respon yaitu siswa akan langsung manghafalkan untuk berhitung 1-100 dalam bahasa inggris dengan ucapan atau bacaan yang benar.
7.
Ketika ditengah-tengah guru menjelaskan meteri, ada seorang siswa yang akan meminjamkan pena pada temannya, akan tetapi dengan cara di lempar. Guru menyuruh siswa yang melemparkan pena tadi mengambil pena yang telah dilemparkan pada temannya. Lalu guru menyuruh meminjamkan pena dengan cara datang ke tempat duduk temannya yang akan dipinjami pena tersebut.
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh E.R. Guthrie yaitu dengan teori law of association. Dimana teori ini menjelaskan perbaikan perilaku jelek harus dilihat dari rentetan unit-unit tingkah lakunya, kemudian diusahakan untuk menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik dengan perilaku yang seharusnya. Sehingga dengan guru menyuruh siswa yang melemparkan pena tadi mengambil pena yang telah dilemparkan pada temannya, maka akan menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik yaitu  siswa meminjamkan pena pada temannya, akan tetapi dengan cara di lempar, dengan guru menyuruh meminjamkan pena dengan cara datang ke tempat duduk temannya yang akan dipinjami pena tersebut.
8.
Guru memberi tugas membuat surat ucapan selamat dalam bahasa inggris kepada siswa seperti yang ada dibuku dan guru berkata jika surat yang yang dibuatnya benar akan mendapat nilai tambahan.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus yang menyenangkan yaitu iming-iming nilai tambahan, maka akan meningkatkan frekuensi dari respon yaitu siswa akan berusaha mengerjakan tugasmembuat surat ucapan selamat dalam bahasa inggris seperti yang ada dibuku dengan benar.
9.
Guru membantu siswa yang merasa kesulitan, tidak tahu bahasa inggris suatu kata atau belum mengerti dengan tugas membuat surat tersebut. Dan guru berkata, kepada siswa yang sudah mengerti atau tahu bahasa inggris dari suatu kata yang temannya tidak tahu, juga agar membantu temannya tersebut.
Berpijak pada teori kognitif, dengan tokoh Lev Vygotsky yaitu dengan teori zona pemkembangan proksimal (zona of proximal development). Dimana teori ini menjelaskan suatu area dimana seorang anak merasa sulit mengerjakan tugas secara sendiri, tetapi akan menjadi mudah jika dikerjakan dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak yang lebih tahu. Sehingga dengan Guru membantu siswa yang merasa kesulitan, tidak tahu bahasa inggris suatu kata atau belum mengerti dengan tugas membuat surat tersebut. Dan guru berkata, kepada siswa yang sudah mengerti atau tahu bahasa inggris dari suatu kata yang temannya tidak tahu, juga agar membantu temannya tersebut. Maka siswa yang merasa kesulitan mengerjakan tugas secara sendiri tersebut, akan menjadi mudah jika dikerjakan dengan bantuan dan bimbingan guru atau anak yang lebih tahu.
10.
Setelah guru menerangkan meteri, siswa mengolah informasi itu dalam bentuk menyelesaikan tugas dari guru dan mengumpulkan hasilnya.
Guru menggunakan aliran kognitif  teori dari Jemore Bruner dengan teorinya tentang discovery lerning dimana peserta didik mengorganisasi bahan yang telah dipelajari dengan suatu bentuk akhir yaitu pengumpulann tugas.
11.
Guru memberikan hukuman kepada siswa yang dalam pelajaran guru sedang menjelaskan materi malah mengobrol.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori hukuman (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu keadaan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Sehingga dengan guru memberi stimulus yang tidak menyenangkan yaitu memberi hukuman maka peluang terjadinya perilaku yaitu siswa tetap memperhatikan guru menjelaskan materi, konsekuensinya akan tetap stail atau malah meningkat.
12.
Saat ditengah pembelajaran ada siswa yang datang masuk kelas dari kamar mandi dan masuk kelas tanpa salam dan langsung nyelonong saja. Guru menyuruh siswa tersebut kembali lagi keluar dan disuruh masuk lagi dengan mengucapkan salam.
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh E.R. Guthrie yaitu dengan teori law of association. Dimana teori ini menjelaskan perbaikan perilaku jelek harus dilihat dari rentetan unit-unit tingkah lakunya, kemudian diusahakan untuk menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik dengan perilaku yang seharusnya. Sehingga dengan guru menyuruh siswa tersebut kembali lagi keluar dan disuruh masuk lagi dengan mengucapkan salam, maka akan menghilangkan atau mengganti unit perilaku yang tidak baik yaitu  siswa yang datang masuk kelas dari kamar mandi dan masuk kelas tanpa salam dan langsung nyelonong saja, dengan perilaku yang seharusnya yaitu siwa masuk dengan mengucapkan salam.
13.
Guru menyuruh siswa mengikuti kalimat bahasa inggris yang diucapkan guru yang ada dibuku, agar siswa dapat berbicara bahasa inggris dengan baik dan benar.
Berpijak pada teori behaviorisme, dengan tokoh Thondike yaitu dengan teori hukum latihan (law of exercise). Dimana teori ini menjelaskan tingkat frekuensi untuk mempraktikan (seringnya menggunakan hubungan stimulus-respon) sehingga hubungan tersebut semakin kuat. Sehingga guru mengucapkan kalimat (stimulus) dan siswa mengikutinya (respon). Jika dipraktikan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat.
14.
Ketika guru menyuruh siswa mengikuti kalimat bahasa inggris yang diucapkan guru yang ada dibuku, ada salah satu siswa yang mengucapkan kalimat tersebut salah-salah. Kemudian guru menyuruh murid tersebut mengucapkan kalimat itu sendirian, akan tetapi murud tersebut tetap mengucapkan  kalimat tersebut dengan salah. Lalu guru berkata, jika siswa tersebut dapat mengucapkan kalimat tersebut dengan benar, akan diberi nilai tambahan.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus yang menyenangkan yaitu dengan iming-iming nilai tambahan, maka akan meningkatkan frekuensi dari respon yaitu siswa tersebut akan berusaha mengucapkan kalimat dengan benar.

15.
Saat guru menjelaskan materi, guru menyuruh siswa mengikuti guru mengucapkan kata bahasa inggris yang ada di buku, ada siswa yang tidak mengikuti, tetapi malah bermain-main dengan teman sebangkunya. Kemudian guru memberikan hukuman kepada siswa tersebut yaitu dengan menyuruh mengucapkan kata bahasa inggris di depan kelas.
Berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori hukuman (punishment). Dimana teori ini menjelaskan suatu keadaan konsekuensi yang menurunkan peluang terjadinya suatu perilaku. Sehingga dengan guru memberi stimulus yang tidak menyenangkan yaitu memberi hukuman dengan menyuruh mengucapkan kata bahasa inggris di depan kelas maka peluang terjadinya perilaku yaitu siswa mengikuti pelajaran dengan baik konsekuensinya akan tetap stabil atau meningkat.
16.
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang dibahas tadi yaitu tentang surat ucapan selamat, bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan benar mendapatkan nilai tambahan.
Proses belajar dan pembelajaran berpijak pada teori behavioriseme, dengan tokoh Skinner yaitu teori penguat positif (positive reinforcement). Dimana teori ini didasari prinsip bahwa frekuensi dari suatu respon akan meningkat karena diikuti dengan stimulus yang menyenangkan. Sehingga dengan stimulus yang menyenangkan yaitu dengan iming-iming nilai tambahan, maka akan meningkatkan frekuensi dari respon yaitu siswa tersebut akan berusaha berlomba-lomba dengan teman sekelasnya untuk menjawab pertanyaan dari guru dengan benar.






II.    Komentar

Dari observasi yang telah saya lakukan pada tangggal 08 Januari 2013 di SMA Negeri 3 Metro kelas X.5, dari pukul 08.45-10.15 WIB (Jam ke 3-4 Pelajaran) dengan mata pelajaran Bahasa Inggis, Guru yang saya amati dalam pembelajaran sudah cukup baik, sikap guru yang terbuka terhadap siswa, tidak membuat suasana tegang, di dalam kelas guru bersahabat dengan siswa, guru memberian rasa nyaman saat mengikuti pembelajaran. Guru menggali kemampuan awal siswa dari reading dan selalu memberikan pertanyaan dan arahan disaat siswa mengalami kesulitan dalam terjemahan Bahasa Inggis ke Bahasa Indonesia dalam mengerjakan tugas menerjemahkan soal cerita yang sangat membantu siswa dalam menghafal kosa-kata disetiap harinya.
Pemilihan metode belajar  dilihat dari mata pelajaran dan materi yang sedang diajarkan cocok, sehingga materi yang di sampaikan dapat diterima murid dengan baik. Apalagi semua murid sudah mempunyai buku, sehingga proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan lancar. Selain itu, guru dapat mengontrol dan menguasai murid sehingga tidak ada kejadian yang mengakibatkan guru kualahan terhadap murid.
Aspek-aspek lain yang mendukung guru dalam mengajar yang juga cukup baik, yaitu seperti bahasa tubuh yang baik, ucapan rentetan kalimat dalam menyampaikan materi, penampilan, wibawa dan lain-lain. Sehingga dengan aspek-aspek yang mendukung dari guru, maka proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Akan tetapi, sedikit kekurangan dari Bapak Herman Sariadi, S. Pd. yaitu terkadang volume suara kurang keras, sehingga kalah dengan suara ribut siswa-siswi di ruang kelas sebelahnya. Selain itu, jika guru terlalu royal, terlalu baik kepada siswa, kebanyakan siswa tidak menjadi segan terhadap guru. Walaupun guru baik, royal dan lain-lain, guru juga harus tetap dapat membuat siswa tetap segan dan segan di sini bukan berarti takut.

III. Kesimpulan

Dari hasil observasi yang telah saya lakukan di SMA Negeri 3 Metro, maka saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Dalam proses belajar dan pembelajaran guru sering menggunakan Aliran behaviorisme, walaupun sesekali juga menggunakan aliran kognitif.
2.      Dalam penerapan aliran behaviorisme, tokoh yang diterapkan teorinya yaitu Skinner, Thondik, E.R.Guthrie.
3.      Dalam penerapan aliran behaviorisme, tokoh yang diterapkan teorinya yaitu Jemore Bruner, Lev Vygotsky.
4.      Guru juga memilih aliran dan teori dari tokoh-tokoh yang cocok dan dapat membantu membuat siswa jelas dengan materi yang disampaikan.

                                                                                                                                    Metro, 20 Januari 2013



                                                                                                Fajri Arif Wibawa
            NPM. 11210082

Tidak ada komentar:

Posting Komentar