TUGAS
KELOMPOK 1
”Peranan Uang Dalam Perekonomian”
Makalah Untuk Tugas Presentasi Matakuliah Moneter
Dosen Pengampu Dra. Ningrum,
M.TA
Oleh
:
1. Fajri Arif Wibawa NPM 11210082
2. Nursodiq NPM
11210098
3. Dedi Hariyanto NPM 11210077
4. Masrur
Rosadi NPM 11210089
5.
Mujib Nurmayanto NPM 11210090
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Semester : 6 (enam)
Kelas : B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2014
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini,
kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Dra.
Ningrum, M.TA selaku dosen pengampu matakuliah Moneter.
2.
Teman-teman
kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 3
1.5 Metode Pencarian Materi .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
2.1 Aliran Uang dan Aliran Barang ........................................................................ 4
2.2 Hubungan Uang
dan Suku Bunga .................................................................... 4
2.3 Pengaruh Uang
Terhadap Kegiatan Ekonomi Sektor Riil ................................. 5
2.4 Pengaruh Uang Terhadap
Harga Barang dan Jasa ............................................ 5
2.5 Pengendalian Jumlah Uang
Beredar ................................................................. 7
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia
sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu.
Tingginya tingkat krisis yang dialami negri kita ini diindikasikan dengan laju
inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan
tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luar
negeri, serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Kondisi seperti ini tak bisa
dibiarkan untuk terus berlanjut dan memaksa pemerintah untuk menentukan suatu
kebijakan dalam mengatasinya.
Kebijakan moneter
dengan menerapkan target inflasi yang diambil oleh pemerintah mencerminkan arah
ke sistem pasar. Artinya, orientasi pemerintah dalam mengelola perekonomian
telah bergeser ke arah makin kecilnya peran pemerintah. Tujuan pembangunan
bukan lagi semata-mata pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi lebih kepada
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan moneter
pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter
adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara
berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah
satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro
wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Uang sebagai alat
tukar di era modern ini memiliki fungsi dan peranan penting terhadap kegiatan
perekonomian.Begitu juga dengan lembaga keuangan sebagai wadah dan perantara
kegiatan keuangan.
Terlebih dahulu
tentang perkataan nilai itu sendiri. Sesungguhnya pengertian atau arti kata
daripada nilai adalah bermacam-macam, ada nilai dalam arti obyektif, dalam arti
subyektif dan dalam arti nilai tukar. Telah dikemukakan pula bahwa uang itu
adalah sejenis benda. Apakah dengan ini berarti bahwa bilamana kita mengatakan
nilai sesuatu benda samalah isi yang terkandung dalam pikiran kita bila kita
mengatakan nilai uang? Sudah tentu sesuai dengan banyaknya arti nilai tersebut
di atas, tidaklah selalu demikian halnya. Jadi apa yang terkandung dalam
pikiran kita bilamana kita mengatakan nilai uang. Pula harus diperhatikan,
bahwa dalam hidup kita sehari-hari, sesuai dengan fungsi uang sebagai alat
pengukur nilai, uanglah yang dipergunakan orang untuk menentukan berapa nilai
sesuatu barang. Akan tetapi karena arti nilai pada yang disebut terakhir ini
adalah nilai tukar, maka sudahlah jelas ada persamaan yang terkandung dalam
pikiran kita bilamana kita mengatakan nilai uang dan mengatakan nilai sesuatu
benda. Jadi samalah apa yang terkandung dalam pikiran kita bilamana kita
mengatakan nilai tukar sebutir telur, dengan nilai tukar sesuatu kesatuan uang.
Jadi dengan uraian di atas, jelaslah bahwa bilamana kita mengatakan nilai uang,
maka nilai tukar uanglah yang dimaksudkan.
Karena uang adalah
sejenis benda, maka apa yang dimaksudkan dengan nilai tukar sesuatu benda
samalah halnya dengan nilai tukar sesuatu kesatuan uang. Nilai tukar sesuatu benda adalah banyaknya barang-barang
atau jasa-jasa yang umumnya diberikan oleh orang lain kepada kita sebagai
pengganti satu kesatuan barang yang kita berikan kepadanya. Dengan demikian dapatlah
kita beri definisi nilai uang sebagai berikut: Nilai uang adalah jumlah
barang-barang atau jasa-jasa yang diberikan oleh orang lain kepada kita sebagai
pengganti satu kesatuan uang yang kita berikan kepadanya. Oleh karena itu kita
perlu mengetahui lebih dalam bagaimana peranan uang dalam perekonomian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Bagaimana
aliran uang dan aliran barang?
2.
Bagaimana
hubungan uang dan suku bunga?
3.
Bagaimana
pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi sektor riil?
4.
Bagaimana
pengaruh uang terhadap harga barang dan jasa?
5.
Bagaimana
pengendalian jumlah uang yang beredar?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaimana
aliran uang dan aliran barang.
2. Untuk
mengetahui bagaimana hubungan uang dan suku
bunga.
3. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh uang terhadap
kegiatan ekonomi sektor riil.
4. Untuk
mengetahui bagaimana investasi pengaruh uang
terhadap harga barang dan jasa.
5. Untuk
mengetahui bagaimana
pengendalian jumlah uang yang beredar.
1.4 Manfaat
1.
Sebagai
media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan
informasi bagi pembaca.
3. Dapat
memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode
Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi
menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran
Uang dan Aliran Barang
Untuk melihat
perkembangan perekonomian dapat diketahui melalui indikator-indikator sektor
riil, yang mencangkup barang dan jasa, serta indikator-indikator sektor moneter.
Sektor riil adalah sektor penghasil barang seperti: pertanian, pertambangan,
dan industri ditambah kegiatan yang terkait dengan pelayanan wisatawan
internasional. Kemudian sektor moneter adalah sektor yang berkaitan tentang
uang. Sektor riil dan sektor moneter
saling berkaitan satu sama lain. Secara teoritis, sektor riil merupakan cermin
dari sektor moneter dan sebaliknya. Dalam sebuah transaksi jual beli, misalnya,
akan selalu terdapat penjual yang memiliki barang dan pembeli yang memiliki
uang. Apabila transaksi jual beli terjadi, maka kedua belah pihak melakukan
pemenuhan atas kebutuhan masing-masing dengan nilai transaksi jual beli barang
dan jasa yang sama dengan nilai uang yang diserahterimakan.
Dalam setiap kegiatan
ekonomi selalu terdapat dua macam aliran, yaitu aliran barang dan aliran uang.
Kegiatan produksi membutuhkan input berupa bahan baku dan tenaga kerja.
Sehingga dalam proses produksi akan terjadi aliran barang dan jasa berupa bahan
baku dan tenaga kerja dari masyarakat. Pada saat yang sama juga terjadi aliran
uang dari perusahaan untuk pembayaran bahan baku yang dibeli tersebut. Aliran
uang itu bagi perusahaan akan menjadi pos biaya, sedangkan bagi masyarakat
merupakan pos pendapatan. Ketika perusahaan menjual produksinya ke masyarakat yang
terjadi adalah aliran uang keluar dari masyarakat dan sebaliknya aliran uang
masuk dan merupakan pendapatan bagi perusahaan. Alur serupa juga terjadi pada
kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi lainya. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam sistem perekonomian , aliran uang akan sama atau
sebanding dengan aliran barang dan jasa.
2.2 Hubungan Uang dan Suku
Bunga
Untuk membiayai
kegiatan ekonominya, masyarakat membutuhkan uang baik uang kartal, uang giral,
maupun kuasi. Ideal nya jumlah uang yang tersedia, seimbang dengan jumlah yang
dibutuhkan atau diminta masyarakat sehingga tidak terjadi kelebihan atau
kekurangan.
Apabila jumlah uang
yang disediakan melebihi uang yang diminta, maka akan terjadi kelebihan
penyedianan uang yang dapat mengakibatkan penurunan harga uang atau suku bunga.
Sebaliknya bila jumlah uang yang diminta melebihi jumlah-jumlah uang yang
disediakan maka akan mengakibatkan kenaikan harga uang atau suku bunga. Suku
bunga yang dimaksud adalah suku bunga yang mencerminkan kesesuaian antara suku
bunga simpanan (sisi penawaran uang) dan suku bunga pinjaman (sisi permintaan
uang).
Dengan demikian dapat
kita pahami bahwa perubahan suku bunga akan terjadi karena adanya perubahan
jumlah uang yang beredar sebagai akibat dari interaksi antara sisi permintaan
dan sisi penawaran.
2.3 Pengaruh Uang
Terhadap Kegiatan Ekonomi Sektor Riil
Sektor riil adalah
sektor penghasil barang seperti: pertanian, pertambangan, dan industri ditambah
kegiatan yang terkait dengan pelayanan wisatawan internasional. Pengaruh uang
terhadap kegiatan ekonomi sektor rill dapat bersifat langsung atau tidak
langsung. Pengaruh tak langsung bisa kita pahami lewat penjelasan hubungan uang dengan perkembangan suku bunga yang
telah dijelaskan diatas. Penurunan suku bunga akan menurunkan biaya pendanaan
kegiatan investasi, dan selanjutnya akan mendorong kegiatan investasi dan
kegiatan ekonomi. Contoh secara langsungnya yaitu apabila uang yang beredar
dimasyarakat sedikit otomatis kegiatan ekonomi masyarakat akan terhambat.
Untuk menggambarkan
keterkaitan antara uang dan sektor rill dapat dilihat dari pertumbuhan tahunan
uang dan pertumbuhan tahunan Produk Domestil Bruto (PDB) yakni indikator
perkembangan kegiatan ekonomi suatu masyarakat dalam memproduksi barang dan
jasa.
2.4 Pengaruh Uang Terhadap Harga Barang dan Jasa
Keterkaiatan uang dan
suku bunga dan keterkaitan antara uang dan kegiatan ekonomi sektor riil
sebenarnya menggambarkan peranan uang dalam mempengaruhi perkembangan kegiatan
ekonomi secara keseluruhan. Perkembangan ekonomi tercemin pada perkembangan
permintaan agregat (aggregate demand atau Permintaan agregat adalah keseluruhan
permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi) masyarakan
akan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah mekanisme perekonomian.
Kegiatan produksi tentu
harus didukung oleh kapasitas ekonomi yaitu kondisi yang mencerminkan
ketersedian sumber daya yang mencukupi seperti bahan baku,tenaga kerja,dan
teknologi. Dalam ilmu ekonomi makro kondisi ini dikenal dengan penawaran
agregat (Penawaran Agregat atau aggregate supply adalah jumlah
barang dan jasa akhir perekonomian, yang diminta pada berbagai tingkat harga
yang berbeda). Berbeda dengan permintaan agregat yang dapat dirubah dalam
jangka pendek,penawaran agregat relatif sulit untuk berubah dalam waktu jangka
pendek. Hal ini disebabkan karena perubahan penawaran agregat lebih terkait
pada struktur dan perkembangan perekonomian.
Permintaan agregat,
idealnya harus sama denganpenawaran agregat. Apabila permintaan agregat tidak
sama dengan penawaran agregat, maka diperlukan penyesuaian kegiatan ekonomi
agar terjadi kesesuaian (keseimbangan) penyesuaian itu berakibat pada perubahan
harga barang dan jasa. Permintaan agregat yang melebihi penawaran agregat akan
mendorong kenaikan harga barang dan jasa.
Apabila disimpulkan,
perubahan jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi perkembangan harga.
Kecenderungan kenaikan harga secara terus-menerus (inflasi), terjadi apabila
penambahan jumlah uang bererdar melebihi kebutuhan yang sebenarnya. Formulasi
sederhananya “jumlah uang beredar
bertambah, harga barang-barang naik”.
Inflasi disebut juga fenomena moneter karena sangat
dipengaruhi perkembangan uang beredar. Namun dalam teori strukturalis
dinyatakan bahwa inflasi dalam jangka panjang disebabkan oleh adanya kekakuan
struktur perekonomian di negara berkembang.
Inflasi di indonesia
pada paruh waktu pertama dekade 1960-an, adalah contoh inflasi sebagai fenomena moneter . pada saat itu inflasi
yang mencapai 600% disebabkan oleh pencetakan uang yang berlebihan. Akibatnya
kenaikan harga melonjak sangat tajam.
Lalu pada tahun 1998
terjadi kelangkaan dana di perbankan akibat penarikan dan secara besar-besaran
oleh masyarakat. Bersamaan dengan melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS,
melemah pula kepercayaan masyarakat terhadap rupiah. Untuk mengatasi hal itu,
bank Indonesia menyuntikan dana kepasar dalam jumlah besar dalam beberapa
waktu. Akibatnya terjadi inflasi beberapa waktu kemudian. Setelah pertumbuhan
uang beredar mereda inflasi kembali melemah. Inflasi seperti ini juga contoh fenomena moneter.
Namun lonjakan harga
sesaat setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif
dasar listrik, atau tarif angkutan, juga kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan upah minimum Regional merupakan contoh inflasi sebagai fenomena
Structural.
2.5 Pengendalian Jumlah Uang Beredar
Pengendalian jumlah uang beredar
pada hakikatnya merupakan salah satu bagian dari kerangka kebijakan moneter
yang dilaksanakan otoritas (wewenang) moneter. Sesuai dengan tujuan kebijakan
moneter, pengendalian jumlah uang beredar pada umumnya dimaksudkan untuk menjaga kestabilan nilai uang dan mendorong
kegiatan ekonomi. Selain itu, pengendalian jumlah uang beredar mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam kerangka kebijakan ekonomi makro karena
adanya keterkaitan antara uang dan variabel-variabel ekonomi lainnya (tingkat
bunga, kesempatan kerja, tingkat tabungan dll).
Pengendalian jumlah uang beredar
dimaksudkan agar otoritas moneter dapat mempengaruhi nilai uang sedemikian rupa
sehingga perkembangannya akan mendorong perkembangan perekonomian yang
diinginkan termasuk menekan laju inflasi.
Tentang pengendalian jumlah uang
beredar, sesuai dengan UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia mempunyai
tugas dan wewenang menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter antara lain
mengendalikan jumlah uang beredar. Untuk mencapai target kuantitas, kebijakan
moneter Bank Indonesia, akan sengaja diarahkan untuk mempengaruhi kegiatan
perekonomian sehingga tercapai kestabilan harga.
Namun, pengendalian jumlah uang
beredar, dalam prakteknya sangat sulit dilakukan kesulitan itu disebabkan oleh
beberapa faktor pertama : adanya
unsur-unsur kontradiktif pada sasaran kebijakan. Kedua, sulitnya memprediksi dan mengendalikan permintaan uang
masyarakat dan ketiga, sulitnya
memprediksi prilaku kecepatan perputaran uang. Diperkirakan, kesulitan itu akan
lebih berat dimasa mendatang. Untuk itu, Bank Indonesia senantiasa menjajagi
dan mengkaji beberapa kemungkinan penerapan kerangka kerja kebijakan moneter
lain yang lebih optimal. Tentu, stabilitas nilai rupiah bisa tercapai.
Pengaturan jumlah uang yang beredar
pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.
Kebijakan moneter
ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam
rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy)
2. Kebijakan
Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan
instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1.
Operasi
Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah
cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2.
Fasilitas Diskonto (Discount
Rate)
Fasilitas diskonto adalah
pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral
pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga
harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga
demi membuat uang yang beredar berkurang.
3.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah
mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4.
Imbauan Moral (Moral
Persuasion)
Himbauan moral adalah
kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah
uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas tentang
peranan uang dalam perekonomian, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Peranan uang dalam perekonomian
sangatlah penting untuk perkembangan perekonomian Indonesia, yang dapat dilihat
melalui indikator-indikator sektor riil, yang mencangkup barang dan jasa, serta
indikator-indikator sektor moneter. Selain itu juga dilihat dari hubungan uang
dengan suku bunga, pengaruh uang terhadap harga barang dan jasa dan bagaimana
pengendalian jumlah uang yang beredar untuk menjaga kestabilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cukup membantu
BalasHapus