TUGAS KELOMPOK 1
Pembungkus atau Kemasan
Oleh
:
1. Agil Riyanti NPM
11210097
2. Ahmad Rismun NPM
11210073
3. Fajri Arif Wibawa NPM 11210082
4. Iwan Sanjaya NPM
11210083
5. Nur Jannah NPM
11210059
6. Vida Puspita Jati NPM11210067
7. Yastuti Andriyani NPM 11210069
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Matakuliah : Perencanaan
Pemasaran
Dosen : Dra. Ningrum, M. TA.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012/2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Éǧ ÉOÏm9$#`»uH÷q§9$# «!$# Oó¡Î0
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan
terima kasih kepada :
1.
Ibu
Dra. Ningrum, M. TA. selaku dosen
pengampu matakuliah perencanaan pemasaran.
2.
Teman-teman
kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan
bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 4
1.5 Metode Pencarian Materi ................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5
2.1 Pengertian
Pembungkus/kemasan ...................................................... 5
2.2 Arti Penting Pembungkus/kemasan .................................................... 5
2.3 Syarat-syarat Pembungkus/kemasan yang Baik ................................. 8
2.4 Fungsi Pembungkus/kemasan ............................................................ 11
2.5 Hubungan Pembungkus/kemasan dan Strategi Pemasaran ............... 12
2.6 Strategi Perkembangan Pembungkus/kemasan ................................. 14
2.7 Pembungkus/Kemasan Biaya dan Modal .......................................... 15
2.8 Stock Untuk Pembungkus ................................................................. 18
2.9 Membedakan Ukuran Pembungkus .................................................. 19
2.10 Kebijaksanaan Merubah Pembungkus ............................................. 20
BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pembungkus atau juga sering disebut kemasan
adalah hal yang melekat pada suatu produk barng. Konsumen kini lebih banyak
membutuhkan waktu untuk memilih produk yang dicari, karena merek produk semakin
banyak untuk satu jenis produk tertentu saja, seperti: produk sabun mandi di
rak-rak toko/swalayan sudah puluhan jenisnya, minyak goreng branded ada lebih
30 merek dapat dijumpai konsumen di rak-rak supermarket. Belum lagi merek air
minum sudah lebih 50 merek dapat dijumpai konsumen di pasar. Begitu pula untuk
sabun cuci deterjen ada puluhan merek yang dipajang di swalayan untuk menarik
minat konsumen. Apa yang membedakan produk satu dengan produk yang lain? tidak
lain adalah merek, dan kemasannya. Memang kemasan kini disadari oleh produsen
bukan lagi hanya memiliki fungsi melindungi dan membungkus produk. Persaingan
produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras
meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen
melalui aspek artistik, warna, grafi s, bentuk maupun desainnya. Banyak
konsumen yang membeli secara sadar akan suatu produk karena tertarik pada suatu
produk karena alasan warna, bentuk dari kemasan. Belum lagi konsumen yang
membeli karena impulse buying, garagara menariknya desain, atau bentuk kemasan
suatu produk. Sehingga kemasan menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen
membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk tersebut kesan (image) produk juga dapat dibentuk
misalnya image sebagai produk yang kukuh, awet, mewah atau tahan lama.
Sehingga konsumen akan memilih produk
tersebut karena sesuai dengan syarat yang akan dibeli misalnya produk yang
tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen sering kali membeli suatu produk
tidak untuk segera dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan
produk yang terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi
dan pengaruh cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting
karena dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan
disalurkan secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan
kemasan didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari
suatu tempat ke tempat lainnya.
Ada perusahaan
yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang dibungkus dan bukan
pembungkusnya. Memang harus diakui
bahwa kualitas barang adalah besar sekali pengaruhnya terhadap kelancaran
penjualan, tapi dalam hal ini bukan berarti masalah pembungkus diabaikan.
Meskipun barang dalam pembungkus itu isinya baik tapi agar orang dapat menjadi
langganan, orang tersebut harus mencobanya. Akan tetapi bila mana orang
tersebut tidak tertarik, maka orang tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam
pembungkus tersebut adalah berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan
tahu bahwa kualitasnya baik dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi
jelas akan membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Dengan
demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi,
pengenalan dan yang terakhir penjualan barang ayng di produksi. Sebenarnya
masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan
keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran
penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan.
Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau
perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya. Dengan demikian,
kita perlu mengetahui lebih dalam tentang pembungkus.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
- Apa pengertian pembungkus/kemasan?
- Bagaimana arti penting pembungkus/kemasan?
- Apa saja syarat-syarat pembungkus/kemasan yang baik?
- Apa fungsi pembungkus/kemasan?
- Bagaimana hubungan pembungkus/kemasan dan strategi pemasaran?
- Bagaimana strategi perkembangan pembungkus/kemasan?
- Bagaimana pengaruh pembungkus terhadap biaya dan modal?
- Bagaimana stock untuk pembungkus?
- Bagaimana membedakan ukuran pembungkus?
- Bagaimana kebijaksanaan dalam merubah pembungkus?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
pembungkus/kemasan.
2. Untuk mngetahui arti penting
pembungkus/kemasan.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat pembungkus yang baik.
4. Untuk mengetahui apa fungsi pembungkus/kemasan.
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pembungkus/kemasan
dan strategi pemasaran.
6. Unutk mengetahui bagaimana strategi perkembangan
pembungkus/ kemasan.
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembungkus
terhadap biaya dan modal.
8. Untuk mengetahui Bagaimana stock untuk
pembungkus.
9. Untuk mengetahui Bagaimana membedakan
ukuran pembungkus.
10. Untuk mengetahui bagaimana
kebijakan merubah pembungkus.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi
penulis.
2.
Memberikan informasi bagi pembaca.
3.
Dapat memahami atau menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam
mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pembungkus/Kemasan
Pengertian pembungkus atau kemasan menurut
soehardi sigit, kemasan adalah wadah, tempat, isi atau yang sejenisnya yang
terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas, besi, plastik, kain, karton atau
meterial lainnya yang membungkus atau mengemas suatu produk yang dilakukan oleh
produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen.
Kemudian kegiatan dalam pembungkus atau
kemasan disebut pembungkusan atau pengemasan. Pengertian pembungkusan atau pengemasan
menurut William J. Stanson, kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas umum
dalam perencaraan barang atau produk yang melibatkan penentuan dan pembuatan bungkus
atau kemasan bagi suatu barang atau produk.
Dengan demikian, pembungkusan/pengemasan
adalah suatu aktivitas atau kegiatan umum dalam perencanaan barang untuk
menempatkan barang tersebut ke dalam wadah atau tempat yang memerlukan akan
penentuan desaindan pembuatan kemasan dapat berasal dari berbagai macam bahan
yang dilakukan oleh produsen untuk disampaikan kepada konsumen.
2.2 Arti Penting Pembungkus/Kemasan
Banyak perusahaan yang mengabaikan
masalah pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi pembungkus
hanyalah sekedar bungkus saja. Tapi jika kita mau meneliti maka fungsi
pembungkus tidak hanya sekedar sebagai pembungkus saja, tapi jauh lebih luas
dari pada itu. Dan kalau kita mau
memperhatikan fungis-fungsi tersebut maka kelancaran penjualan produk-produk
kita akan labih baik.
Salah satu
fungsi pembungkus yang sering diabaikan adalah keindahan, padahal keindahan
pembungkus besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan produkproduk kita.
Walaupun faktor biaya harus juga kita perhatikan. Oleh karena itu pembungkus
dapat kita misalkan sebagai pakaian seorang wanita yang mana jika makin indah
dan cocok pakaian wanita tersebut, maka akan semakin cantik pula wanita
tersebut.
Ada sementara
perusahaan yang berpendapat bahwa yang penting adalah barang yang dibungkus dan
bukan pembungkusnya. Memang harus diakui bahwa kualitas barang adalah besar
sekali pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, tapi dalam hal ini bukan
berarti masalah pembungkus diabaikan. Meskipun barang dalam pembungkus itu
isinya baik tapi agar orang dapat menjadi langganan, orang tersebut harus
mencobanya. Akan tetapi bila mana orang tersebut tidak tertarik, maka orang
tersebut idak akan tahu bahwa isi didalam pembungkus tersebut adalah
berkualitas baik. Mungkin jangka panjang orang akan tahu bahwa kualitasnya baik
dan pada akhirnya akan menjadi langganan. Tapi jelas akan membutuhkan waktu yang
lumayan lama.
Dengan
demikian, pembungkus yang menarik akan mempercepat kelancaran promosi,
pengenalan dan yang terakhir penjualan barang yang di produksi. Sebenarnya
masih banyak fungsi pembungkus yang lain selain sebagai pembungkus dan
keindahan dan bila mana kita mau dan padat memperhatikan itu semua, kelancaran
penjualan barang-barang yang diproduksikan akan lebih dapat ditingkatkan.
Sehingga pentingnya pembungkus ini terutama pada perusahaan industri atau
perusahaan-perusahaan lain yang menghasilkan produk-produknya.
Ada beberapa
faktor yang menunjang peranan kemasan sebagai sarana pemasaran. Faktor-faktor
tersebut antara lain :
a.
Sistem Penjualan Swalayan (self service)
Sistem penjualan ini makin populer
dimana-mana dan telah memaksa produk menjual dirinya sendiri. Dengan sistem
penjualan ini, pembeli memilih sendiri produk yang diinginkan diantara sekian
banyak produk sejenis. Disini kemasan mempunyai peranan untuk memikat konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli.
b.
Kemakmuran Konsumen
Dengan semakin meningkatnya kemakmuran
konsumen, menyebabkan mereka membayar sedikit lebih mahal untuk memperoleh
kemasan yang memberikan kemudahan, penampilan yang menarik dan prestisenya yang
lebih tinggi.
c.
Perkembangan teknologi yang pesat
Dengan berkembangnya teknologi
memungkinkan perusahaan untuk mengganti kemasan produk yang lama menjadi
kemasan yang lebih praktis, kualitas dan penampilan yang lebih baik sehingga
dapat memberikan kemudahan bagi konsumen.
Dengan semakin pentingnya peranan
kemasan dalam pemasaran suatu produk pada akhir-akhir ini memaksa pihak
manajemen unutk terus menerus untuk memperhatikan kemasan produk merekauntuk
disesuaikan dengan perubahan selera konsumen. Disamping itu pihak manajemen
harus memperhatikan yang dilakukan oleh pesaing. Hal ini dilakukan agar produk
yang dihasilkan perusahaan tetap dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.
Alasan mengadakan Pengemasan, Menurut
William J. Stanton, ada 3 alasan mengapa kemasan diperlikan yaitu sebagai
berikut :
a.
Kemasan
memenuhi sasaran keamanan
Keamanan
melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen agar produk tersebut
tidak rusak. Untuk beberapa jenis produk yang dapat membahayakan anak-anak
biasanya diberi kemasan pelindung khusus. Disamping itu biasanya produk yang diberi
kemasan akan lebih bersih dan menawan
b.
Kemasan
Dapat melaksanakan program pemasaran perusahaan
Melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif. Kemasan merupakan
satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. Para pengecer juga mengakui bahwa
kemasan yang mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barangyang efektif
dapat membantu meingkatkan penjualan dan mengurangi biaya karena kerusakan
produk.
c.
Manajemen
dapat mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba
Dengan kemasan
yang baik dan menarik jelas akan meningkatkan kualitas suatu produk, sehinngga
akan meningkatkan penjualan, kemudian secara otomatis akan meningkatkan laba.
2.3 Syarat-syarat
Pembungkus/Kemasan yang baik
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, fungsi pembungkus tidak hanya sebagai bungkus tapi
lebih luas dari pada itu. Dan apabila kita dapat memenuhi syarat-syarat
tersebut maka konsumen atau calon konsumen lebih puas sehingga kelancaran dari
penjualan barang-barang akan lebih lancar. Syarat-syarat
pembungkus yang baik yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai Tempat
Syarat ini adalah syarat yang paling
utama dan telah banyak diketahui sehinggga bukan sebuah permasalahan lagi.
Misalkan kita menjual minuman maka sudah tentu kita memilih pembungkusnya
adalah botol dari gelas ataupun plastik dan bukan dari ketas yang tidak dapat
berfungsi sebagai tempat untuk minuman.
b. Menarik
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka setiap perusahaan hendaknya dapat membuat pembungkus yang
menarik. Dengan pembungkus yang menarik tersebut dapat diharapkan orang akan
tertarik untuk mencobanya sehingga akhirnya dapat diharapkan menjadi langganan.
Oleh karena itu, sayang sekali jika suatu barang yang pembungkusnya menrik tapi
barang tersebut kurang berkualitas, pasti akan mengecewakan konsumen. Ada juga
orang yang berpendapat bahwa yang menarik hanya barang-barang yang kita ingin
mencobanya kita harus beli misalnya kembang gula, makanan dan minuman dalam
kaleng dan lain-lain. Sedangkan bagi barang-barang yang kita dapat mengetahui
kualitasnya tanpa kita membelinya yaitu misalnya kaca mata, sepatu dan
lain-lain. Ada orang yang berpendapat bahwa masalah keindahan pembungkus tidak
perlu diperhatikan. Tapi itu adalah pendapat yang salah, pembungkus yang menarik itu tetap penting meskipun itu
barang-barang yang terbuka sebelum dibeli misalnya kaca mata. Sebab dengan
pembungkus yang indah dan menarik akan menimbulkan kesan bahwa kualitas
barangnya adalah baik juga. Yang disebut dengan indah dan menarik disini adala
kombinasi bahan, bentuk, komposisi warna, gambar, tulisan dal lain-lain.
c. Dapat Melindungi
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, kualitas suatu barang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran
penjualan. Oleh karena itu, maka perlu pembungkus yang dapat melindungi baik
pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan maupun dalam peredaran di
pasaran. Bila pembungkus mampu melindungi barang-barang akan lebih terjamin
kualitasnya, sehingga kelancaran penjualan dapat ditingkatkan. Misalnya seperti
barang-barang elektronik seperti TV, kulkas yang mudah rusak, sehingga harus
dibuatkan pembungkus sedemikian rupa sehingga dalam pengagkutan, kualitas
barang dapat dipertahankan dan tetap terjamin. Untuk obat-obatan yang peka
terhadap sinar matahari biasanya biasanya ditempatkan pada botol-botol yang
gelasnya berwarna gelap. Apabila kita tidak memperhatikan masalah tersebut,
maka kualitas barang-barang kita tidak akan terjamin kualitanya sehingg hal
tersebut akan mempengaruhi dalam kelancaran penjualan.
d. Praktis
Apabila perusahan mampu membuat
pembungkus yang praktis maka dengan sendirinya konsumen akan lebih puas. Maksud
praktis disini adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan
dan sebagainya. Contohnya yaitu pembungkus rokok yang mudah ditaruh dalam saku
baju maupun celana. Apabila kita
merasa pembungkus yang kita buat kurang praktis maka kita harus membuat yang
lebih praktis.
e.
Menimbulkan Harga diri
Biasanya
pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri yang
baik. Meskipun demikian kita harus memperhatikan masalah ini. Hal-hal yang
terutama untuk barang-barang yang dapat dipakai untuk kado misalnya biskuit
tertentu, yang tempatnya indah dan menarik, sehingga bagi orang yang membeli
biskut tersebut akan naik harga dirinya. Sebab jika kita rasakan isinya, tak
jauh beda dengan yang lain-lain. Pada toko-toko pengecer pada umumnya
pembungkus pengruhnya untuk menambah harga diri banyak yang diabaikan. Misalnya
membungkus barang dengan kertas koran yang sudah kumal, sehingga menimbulakan
rasa malu bagi yang membawanya dan kejadian tersebut jelas akan memperlambat
kelancaran penjualan.
f.
Ketepatan Ukuran
Ukuran
pembungkus harus kita perhatikan juga, sebab hal ini akan berhubungan erat
dengan harga suatu barang. Di negara yang sudah maju seperti Amerika, maka
ukuran-ukuran yang besar akan lebih ekonomis, tapi bagi negara yang baru
berkembang seperti Indonesia pada umunya daya belinya kebanyakan rendah,
sehingga perlu diperhatikan pembungkus dengan ukuran yang terjangkau dengan
daya beli sebagaian besar masyarakan adalah ukuran mini. Misalnya perusahaan
bumbu masak, shampo dan lain-lain. Telah mengintrodusir cara ini sehingga
dengan demikian penduduk yang berpenghasilan rendah dapat pula ikut membelinya,
meskipun sebenarnya dengan ukuran mini tersebut dapat menimbulkan jatuhnya
harga menjadi lebih mahal.
g.
Pengangkutan
Dalam membuat
dan menentukan pembungkus pada suatu barang, harus pula diperhatikan
pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan. Misalnya pembungkus persegi seperti
rokok, susu balita dan lain-lain, akan dapat menghemat biaya pengangkutan.
Dengan penghematan terhadap ongkos pengangkutan maka perusahaan akan mampu
menjual dengan harga yang lebih rendah dari saingannya atau dengan harga jual
yang sama dengan perusahaan akan mampu meningkatkan kualitas dari barang
prosuksinya. Dengan tindakan ini dapat diharapkan kelancaran penjualan dapat
lebih ditingkatkan.
Dari
penjelasan tentang syarat-syaran pembungkus di atas timbul
pertanyaan-pertanyaan manakah yang harus di pentingkan dari beberapa syarat tersebut.
Hal ini perlu dipersoalkan sebab dalam prakteknya sulit bagi perusahaan unutk
dapat memenuhi semua syarat-syarat tersebut secara sempurna. Bahkan di dalam
memenuhi syarat-syarat tersebut kadang-kadang terjadi kontradiksi atau
pertentangan. Misalnya dalam usaha pembungkus yang menghemat ongkos angkutan
dapat menyebabkan keindahan dari barang tersebut menjadi berkurang. Oleh karena
itu, sebaiknya semua perusahan mampu memperhatikan semua masalah dalam
keseimbangan yang baik dan menitik beratkan pada syarat-syarat yang di anggap
paling penting sesuai dengan produk yang dihasilkan.
2.4 Fungsi Pembungkus/Kemasan
Adapun
beberapa fungsi kemasan yang perlu diperhatikan kepada produsen adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai Tempat
Unutk menentukan daya muat dari kemasan
harus diketahui berat atau bobot atau jenis produk yang akan ditempatkan
didalam kemasan tersebut. Oleh karena itu dalam membuat kemasan suatu produk
diperlukan penuntuan desain yang khusus, apakah menggunakan kemasan berwujud
kotak, kaleng, dalam botol dan sebagainya yang disesuaikan dengan produk.
Disamping itu kemasan dapat memberi kemudahan serta dapat melindungi produk
dalam distribusiannya. Syarat minimum kemasan suatu produk adalah kemasan harus
dapat melindungi isi produk.
b. Sebagai identitas
Identitas suatu produk sangat penting
karena pada umunya produk perusahaan dijual bersama dengan produk lain yang
sejenis. Oleh karena itu kemasan suatu produk padat dipakai untuk membedakan
dengan produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh produsen lainya.
c. Sebagai Alat Komunikasi
Kemasan secara tidak langsung dapat
dipakai sebagai alat komunikasi dengan konsumen, dimana kemasan tersebut
menunjukkan merk, gambar dan pesan yang bersifat memberikan keterangan yang
menyababkan rasa tahu, memberi petunjuk tentang penggunaan produk, komposisi
bahan dari produk tersebut, serta keterangan lainnya yang ada pada kemasan.
Jadi, secara keseluruhan kemasan dapat memberikan keteranga kepada konsumen.
d. Memudahkan Penggunaan Produk
Fungsi lain dari kemasan adalah untuk memudahkan
konsumen unutk menggunakan produk. Memudahkan bagi konsumen dalam arti kemasan
yang mudah dibuka, isinya mudah dikeluarkan dan mudah dibawa.
e. Mempromosikan Produk
Kemasan yang dapat melindungi dan
memudahkan dalam penggunaan produk maka secara otomatis akan menambah nilai
jual dan promosi produk itu. Biasanya barang konsumsi yang ada di pasar ataupun
di toko-toko diletakkan dekat dengan produk pesaing. Promosi barang tersebut
tergantung pada kemasan, karena kemasan mempunyai pengaruh dalam pajangan untuk
memikat konsumen. Perbaikan
kemasan dapat merupakan cara efektif untuk menarik konsumen baru.
2.5 Hubungan Pembungkus/Kemasan dan Strategi
Pemasaran
Kemasan dapat
digunakan dalam beberapa cara sebagai alat pemasaran produk. Strategi yang
digunakan harus menarik, hal yang penting dalam strategi pemasaran antara lain
sebagai berikut :
a.
Strategi Ukuran
Pasar mungkin
dibagi-bagi oleh jumlah pemakai produk, contohnya tentang hal ini dapat
ditemukan pada pemasaran yaitu kemasan ukuran umumdan ukuran keluarga, juga
pada kemasan yang sangat kecil atau mini yang diproduksi untuk beberapa hal,
misalnya barang-barang untuk toilet, unutk kenyamanan orang-orang yang
bepergian. Strategi ukuran juga mempunyai peranan dalam pengenalan produk baru.
Bagi konsumen kemasan ukuran kecil atau mini biasanya digunakan untuk tujuan
perkenalan suatu produk. Ukuran yang lebih besar diperkenalkan kemudian untuk
memenuhi permintaan konsumen dan untuk memberikan tambahan jenis ukuran.
b.
Strategi Bahan
Bahan yang
digunakan dalam kemasan mungkin mempunyai peran utama dalam strategi pemasaran
karena kemasan dapat digunakan untuk meyakinkan keamanan. Misalnya botol shampo
yang tidak mudah pecah atau alat penutup yang sulit dibuka bagi anak-anak
sehingga tidak berbahaya bagi mereka.
c.
Strategi Desain
Strategi
desain mencangkup bentuk dan bahan tapi disini menekankan warna, tulisan,
gambar dan simbul yang menarik. strategi desain biasanya digunakan untun
memberikan identitas produk.
d.
Strategi kenyamanan
Kemasan harus
didesain dengan baik agar memberikan kemudahan bagi konsumen yang memakainya.
Secara otomatis jika konsumen merasakan kemudahan dari suatu produk, konsumen
juga akan merasakan kenyamanan.
e.
Strategi Promosi
Kemasan
memungkinkan didesain kerena promosi penjualan. Misalnya pada kemasan diberi
resep, potongan harga, hadiah dan sebagainya yang menghiasi bagian depan
kemasan. Alasan menggunakan strategi ini karena kemasan merupakan salah satu
elemen dalam pemasaran. Sehingga akan secara otomatis terjadi sebuah promosi
juga.
2.6 Strategi Perkembangan Pembungkus/Kemasan
a.
Merumuskan Konsep Pemasaran
Dalam tahap
ini ditetapkan fungsi utama kemasan yang akan dirancang, apakah kemasan
tersebut hanya dimaksudkan sebagai pelindung produk, untuk meningkatkan citra
produk atau untuk memberi kemudahan kepada konsumen. Dalam merumuskan konsep
kemasan beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain :
Ø
Ketahanan
dan Proteksi, kemasan harus dapat melindungi produk terhadap temperatur dan
kelembapan udara. Juga agar produk tidak rusak, busuk, berkarat atau kotor.
Ø
Memudahkan
bagi konsumen, kemasan harus mudah dibuka, dituang, disimpan, aman dan disertai
petunjuk pemakaian yang jelas.
Ø
Kemudahan
bagi penjual, mudah dibawa, diatur diatas rak, tidak gampang rusak dan hemat
tempat.
Ø
Menarik
bagi pembeli, desain dan bentuk yang menarik, mudah diingat dan menonjol di
antara produk-produk pesaing serta penampilan yang cocok dengan produk.
Ø
Biaya,
biaya kemasan harus proposional dengan harga produknya. Jangan sampai sama atau
lebih mahal darai harga produk sebab konsumen itu membeli produk bukan
kemasannya.
Ø
Lingkungan,
Utamakan bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang atau
diolah kembali, serta tidak membahayakan lingkungan.
b.
Merancang Desain Kemasan
Rancangan
desain menyangkut elemen-elemen bentuk, ukuran, bahan, warna, merk, tulisan,
gambar dan sebagainya. Elemen-elemen tersebut harus dipadukan dalam keserasian
unutk memaksimalkan nilai tambah bagi konsumen meupun untuk meningkatkan posisi
produk terhadap produk pesaing.
c.
Seleksi Desain
Karena
biasanya merancang tidak hanya menyiapkan suatu alternatif desain, maka perlu
diadakan seleksi desain mana yang dinilai paling efektif. Seleksi ini dilakukan
melalui beberapa tahap pengujian yaitu :
Ø
Pengujian
tehnik (engincering test), bertujuan unutk memastikan bahwa desain-desain
kemasan tersebut tahan terhadap kondisi tertentu, misalnya temperatur udara,
tekanan berat dan sebagainya.
Ø
Pengujian
Pandangan (visual test), untuk memastikan bahwa teks atau tulisan pada kemasan
jelas terbaca, atau bahwa warna dan bentuknya serasi jika dilihat.
Ø
Pengujian
oleh calon penjual (dealer test), untuk memastikan bahwa para pedagang
(pengecer atau distributor) tertarik pada penampilan maupun kemudahan pada
produk yang dirancang bagi mereka.
Ø
Pengujian
oleh calon pembeli (consumer test), untuk memastikan bahwa konsumen menyukai
kemasan produk.
d.
Evaluasi kembali secara berkala
Untuk melihat
apakah kemasan masih efektif sebagai alat menjual, perlu diadakan evaluasi
kembali secara berkala. Cepatnya perubahan selera konsumen, pesatnya
pekembangan teknologi dan makin ketatnya persaingan, mengharuskan produsen
untuk selalu mengevaluasi kembali strategi kemasannya. Perubahan strategi
pengemasan tidak selalu harus menggunakan bahan kemasan yang lebih mewah.
Dengan mengembangkan kemasan yang efektif dan menarik, maka kemasan tersebut
dapat dipakai sebagai alat promosi untuk meningkatkan volume penjualan.
2.7 Pembungkus/Kemasan Biaya dan Modal
Dalam memenuhi syarat-syarat di muka
maka kita sering terbentur pada biaya sehingga untuk itu masalah biaya harus
kita perhatikan. Sebenarnya bukan hanya faktor biaya yang merupakan persoalan
tapi jumlah modal yang tertanampun merupakan masalah yang harus kita pecahkan.
Misalkan apabila kita ingin membuat pembungkus yang baik biasanya terbentur
pada masalah biaya yang lebih besar yang mana berarti akan dapat meningkatkan.
ongkos poduksinya. Tapi ada juga usaha untuk meningkatkan mutu pembungkusan
tidak menaikkan biaya pokok, tapi terbentuk pada jumlah modal yang harus
ditanamkan. Misalnya apabila kita ingin suatu botol dan gelas dengan design
yang spesifik yang kita rancang secara artistik maka pesanan untuk gelas ini
harus dalam jumlah yang sangat besar sehingga memerlukan penanaman modal yang
sangat besar.
Sebenarnya tindakan untuk meningkatkan
mutu dan pembungkusan tidak mesti mengakibatkan kenaikan harga pokok. Bahkan
kadang-kadang tindakan kita itu mempunyai dua keuntungan sekaligus yaitu omzet
penjualan dapat dinaikkan dan effisiensi dapat ditingkatkan karena harga pokok
justru akan lebih rendah. Untuk lebih jelasnya baiklah kami berikan contoh
perhitungannya. Contohnya sebagai berikut
Suatu
perusahaan yang memprodusir produk X, mempunyai data-data sebagai berikut :
Ø biaya
tetap (fixed cost) per bulan Rp.500.000.-
Ø biaya
bahan baku per unit Rp.400,-
Ø
biaya
pembungkusan per unit Rp.50,-
Ø
kapasitas
produksi per bulan 1000 units.
Ø
harga jual per unit Rp.l.200,-
Berdasarkan data-data di atas maka dapat
disusun harga pokok per unit sebagai berikut
biaya tetap (fixed cost) per unit
produksi: Rp.500.000: 1000 = Rp. 500,-
biaya
bahan baku per unit produksi ……………… = Rp. 400,-
biaya
pembungkus per unit produksi ……………... = Rp. 50,-
Harga pokok per unit Rp. 950.-
Karena perusahaan menjual per-unit
produksi Rp. 1.200,- maka keuntungan per-unitnya adalah Rp. 1.200,- Rp. 950,- =
Rp. 250,- atau keuntungan per-bulannya 1000 x Rp.250,- = Rp.250.000,-
Kemudian perusahaan merencanakan untuk
membuat pembungkus yang lebih indah dan menarik tapi untuk itu menyebabkan
biaya untuk pembungkusan naik dan Rp.50,- per-unit menjadi Rp. 100,- Tapi
dengan pembungkus yang baru tersebut diramalkan dapat terjadi kenaikan
penjualan sebanyak 250 units per-bulan sehingga omzet penjualan dapat
diharapkan rata-rata 1250 units per-bulan. Dengan kenaikan omzet penjualan ini pembelian bahan baku setiap
kali dapat dilakukan dalam jumlah yang lebih besar sehingga harga pembelian
per-unit dapat lebih murah yaitu : Rp.375,- per-unit produksi (sebelumnya
Rp.400,-). berdasarkan data-data tersebut mi dapat disusun perhitungan sebagal
berikut:
biaya tetap per-unit
Rp.500
000,- : 1250 =
Rp.400,-
biaya
bahan baku per-unit = Rp.375,-
biaya pembungkus
per-unit = Rp.100,-
Harga
pokok per-unit Rp.875.-
Karena perusahaan menjual Rp. 1200,-
per-unit produksi maka keuntungan per-unit : Rp1200,- - Rp.875,- = Rp.325,-
atau per-bulan kuntungannya 1250 x Rp.325,- = Rp.406.250,-. Dan kalau dua alternatif ini kita bandingkan dalam satu
bagan maka :
Alternative
I
|
|
Alternatif
II
|
||
Sebelum
pembaharuan perusahaan
|
|
Sesudah
pembaharuan perusahaan
|
||
Untung
perunit
|
Untung
perbuah
|
|
Untung
perunit
|
Untung
perbuah
|
Rp.
250,-
|
Rp.
250.000
|
|
Rp.
325,-
|
Rp.
406.250
|
Di sini jelaslah dalam contoh ini hahwa
dengan adanya perbaikan dalam pembungkusan, maka kemungkinan keuntungan dapat
ditingkatkan dan sekaligus effisiensi dapat pula ditingkatkan. Tapi perlu
dicatat di sini kebetulan alternatif ke II lebih baik dan pada alternatif ke I.
Tapi keadaan ini belum mesti demikian, oleh karena itu perlu sebelum melakukan
tindakan kita harus melakukan perhitungan yang teliti sehingga tindakan kita
tersebut dapat secara ekonomis dipertanggung jawabkan.
2.8 Stock Untuk Pembungkus
Sebebarnya masalah stock/persediaan
bukan hanya penting untuk bahan baku tapi untuk pembungkuspun tidak kalah
pentingnya.Pada umumnya pada pembungkus suatu barang diletakkan merk atau cap
dari perusahaan yang bersangkutan, sehingga dengan demikian bilamana tiba-tiba
perusahaan kehabisan pembungkus/etiketnya maka tidak mungkin perusahaan membeli
di pasaran.
Jadi
sebenarnya resiko kehabisan pembungkus lebih berat daripada resiko kehabisan
bahan baku. Sebab apabila kita kehabisan bahan baku
kita dapat membeli di pasaran meskipun dengan biaya extra. Tapi bagaimana bila
kita kehabisan pembungkus atau etiket?
Karena pada umumnya nilai pembungkus
relatif rendah dibandingkan dengan nilai keseluruhan dari barang tersebut, dan
pemesanan dalam jumlah yang besar menimbulkan perbedaan biaya di bandingkan
dengan pemesanan dengan jumlah sedikit.Di samping itu kadang-kadang
percetakan/offset tidak mau menerima pesanan dalam jumlah yang kecil.Oleh
karena itu banyak perusahaan yang mempunyai stock untuk masa produksi
setahun,bahkan ada yang menyediakan stock untuk masa produksi sampai lima tahun
atau lebih.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas
maka kemungkinan kehabisan adalah kecil, sebab suatu perusahaan yang
menyediakan stock untuk untuk masa satu tahun maka kemungkinan kehabisan dalam
satu tahun paling banyak satu kali.Untuk itu perlu bagi setiap perusahaan
melakukan administrasi yang baik untuk menjaga jangan sampai persediaan habis
sama sekali.Salah satu cara untuk itu adalah dengan jalan menetapkan besarnya
persediaan besi (iron stock), yaitu jumlah minimum yang tidak boleh di kurangi
dan dipakai kecuali dalam keadaan darurat.Dan sebaiknya untuk iron stock ini
ditetapkan untuk masa produksi selama pemesanan sampai barang tersebut sampai
digudang.
Misalnya suatu perusahaan kebutuhan
pembungkusan tiap harinya 1000 units, padahal waktu pemesanan sampai barang
tiba di gudang selama 30 hari. Maka persediaan besi ditetapkan sebanyak 30.000
units. Dengan demikian apabila persediaan di gudang tinggal 30.000 +30.000
=60.000, kita harus segera melakukan pemasaran . Dengan demikian pada saat pesanan sampai di gudang
persediaan tepat masih 30.000.
Tapi dalam praktek kenyataan masalah
administrasi pembungkus ini sering diabaikan,apalagi bila mana antara
pembungkus-pembungkus dengan merk tersebut dapat dipisah-pisahkan.
2.9 Membedakan
Ukuran Pembungkus
Suatu perusahaan dapat saja membuat
pembungkus lebih dari satu macam.Misalkan dalam ukuran pembungkus dapat dibuat
dalam ukuran besar,sedang,kecil dan mungkin ukuran mini. Perbedaan ukuran
pembungkus tersebut terutama untuk menyesuaikan dengan selera konsumen dengan
masyarakat yang mempunyai daya beli yang berbeda-beda.Bahkan pada negara-negara
yang sedang berkembang di mana saat income per-capita masih sangat rendah
seperti Indonesia saat ini (tahun 1977) maka banyak prodesun yang membuat
bungkus-bungkus ukuran mini di mana saat ini telah diintrodusir oleh perusahaan
vetsin,shampo dan sebagainya.
Selain
perbedaan ukuran,maka produsen dapat juga membedakan pembungkus dalam hal
design,warna dan sebagainya. Tujuan perusahaan membedakan ini
adalah untuk membuat satu jenis barang tetapi dengan perbedaan tertentu misalnya
rasa,aroma dan sebagainya.Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa perusahaan
yang berorientasi pada pasar mengetahui bahwa di dalam masyarakat untuk satu
macam barang terdapat perbedaan selera,sehingga dengan membuat satu macam
barang tersebut.Misalnya untuk rokok mungkin ada yang senang rasa
antep,sedang,atau yang ringan.Dan
biasanya rasa ringan ini digemari oleh golongan muda dan wanita. Untuk
dapat menyesuaikan dengan selera yang bermacam-macam tersebut mungkin
perusahaan tersebut tidak hanya dengan satu macam rasa, tetapi berusaha untuk
membuat rokok dengan bermacam-macam rasa.
Dan untuk
melaksanakan itu semua, sebelumnya perusahaan harus berusaha untuk memajukan
barangnaya semaksimal mungkin dan baru bilamana usahanya tersebut tidak dapat
meningkatkan penjualan lebih tinggi lagi,barulah pemecahan dengan jalan
tersebut diatas difikirkan.Hal ini perlu diperhatikan sebab untuk membuat satu
macam barang dengan berbagai selera,dapat menimbulkan pekerjaan tambahan dalam
produksi sehingga dapat menambah biaya pembuatannya.Sebenarnya tidak setiap
perusahaan setuju dengan cara ini tapi bilamana omzet penjualan tidak dapat
ditingkatkan lagi maka mencoba cara ini akan lebih baik dari pada dengan jalan
membuat produksi baru.
2.10 Kebijaksanaan Merubah Pembungkus
Secara umum
merubah pembungkus adalah kurang tepat
sebab keputusan ini dapat menimbulkan rasa kaget bagi konsumen-konsumennya. Hal ini terutama di Indonesia (tahun 1977) favoritnya
hanya berdasarkan pada warna dan design semata-mata. Misalkan di Indonesia saat
ini(tahun 1977) permen Mentos dari Belanda mendapatkan pasaran yang cukup baik.
Dan ini mengundang pemalsuan dengan merk mentol (yang ditirunya Mentos)untuk
menghindari tuntutan hukum dengan design dan warna yang mirip sekali dengan
permen Mentos. Ternyata dengan cara ini
banyak pembeli yang tertipu dalam membelinya. Seberyna cara ini secara hukum
dapat dituntut karena menimbulkan keraguan untuk membedakan.
Oleh karena
itu bilamana perusahaan terpaksa melakukan peruabahan terhadap pembugkusnya hendaknya
jangan terlalu menyimpang baik warna
maupun design dengan pembungkus yang lama. Hal ini sangat penting sebab
kalau terlalu berbeda dapat menimbulkan kekeliruan bagi konsumen sehingga hal
ini dapat merugikan perusahaan.
Suatu
perusahaan melakukan perubahan terhadap pembungkus tersebut disebabkan beberapa
hal misalnaya untuk mengikuti perkembangan dari pembungkus saingan-saingan.
Sebagai contoh karena adanya kemajuan dalam percetakan dari percetakan press
menjadi offset yang lebih baik dan lebih indah maka banyak
perusahaan-perusahaan yang merubah etiket-etiketnya dengan jalan mengoffsetkan.
Mungkin perubahan tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut ingin
memuaskan praktis,lebih melindungi dan sebagainya.
Meski demikikian di dalam merubahpembungkus perusahaan
harus tetap mempertahankan bahwa pembungkus yang baru tidak boleh terlalu
berbeda dengan pembungkus yang lama, dan disamping itu didalam masalah biaya
harus pula dipikirkan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Pembungkus akan dapat memperlancar penjualan
barang-barang bila perusahaan tidak menganggap fungsi pembungkus hanya sebagai
pembungkus saja.
2.
Dalam membuat pembungkus faktor-faktor keindahan praktis,
ukuran, kemampuan melindungi dan sebagainya harus pula diperhatikan.
3.
Pembungkus yang lebih mahal mungkin akan dapat
menurunkan harga pokok, bilamana dengan pembungkus tersebut perusahaan akan
mampu meningkatkan omset penjualan.
4.
Perbedaan pembungkus dapat dilakukan untuk
membedakan barang yang sama tetapi mempunyai ciri-ciri yang berbeda.
5.
Kebijaksanaan merubah pembungkus harus tetap
diusahan tidak jauh berbeda dengan pembungkus yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Nitisemito, Alex
Soemadji. 1981. Marketing. Jakarta; Ghalia Indonesia.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical