TUGAS
MANDIRI
INFLASI
Untuk Tugas
Presentasi Matakuliah Talaah Ekonomi SMA Semester 4
Dosen
Pengampu Heri Supratono, M. Pd
Nama : Fajri Arif Wibawa
NPM
: 11210082
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Semester : 4
(Empat)
Matakuliah : Talaah
Ekonomi SMA
Dosen : Heri
Supratono, M. Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Dengan kesempatan ini, saya tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Heri Supratono, M. Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Talaah Ekonomi SMA.
2. Kedua orang tua saya yang selalu
memberikan semangat kepada saya.
3. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Saya
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, Saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Metro,
23 April 2013
Penulis
Fajri Arif Wibawa
NPM.
11210082
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
1.5 Metode Pencarian Materi ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Inflasi............................................................................................
3
2.2 Teori Inflasi .................................................................................................... 3
2.3 Sumber Inflasi ................................................................................................ 5
2.4 Efek yang Ditimbulkan Inflasi ....................................................................... 7
2.5 Dampak Inflasi ............................................................................................... 8
2.6 Cara Mencagah Inflasi ................................................................................... 9
2.7 Cara Menghitung Laju Inflasi ....................................................................... 12
2.8 Indexs Harga ................................................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Saat ini
kita seringkali mendengar kata inflasi. Akan tetapi apa benar kita sudah
mengetahui apa inflasi itu. Kebanyakan dari kita tidak mengetahuinya. Padahal
sangat penting bagi kita untuk mengetahui inflasi. Hal ini disebabkan inflasi
tidak bisa dilepaskan dari masalah perekonomian.
Dengan
mengetahui secara benar tentang masalah inflasi, tentu saja kita berharap dapat
mengatasi atau bahkan mencegahnya. Kita tidak bisa memungkiri akan besarnya
kemungkinan dinegara kita akan menghadapi masalah inflasi. Sebagai seorang
mahasiswa sudah sepatutnya kita membanntu permasalahan ekonomi yang ada di
negara kita khususnya masalah inflasi. Oleh karena itu saya sengaja membuat
makalah ini karena masalah inflasi saat ini bukanlah masalah yang remeh
terutama di masa-masa krisis global seperti yang kita alami sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian inflasi itu?
2.
Apa saja teori Inflasi?
3.
Apa saja sumber inflasi?
4. Apa saja efek yang ditimbulkan dari
inflasi?
5. Apa
dampak dari inflasi?
6. Bagaimana
cara mencegah inflasi?
7. Bagai
mana cara menghitung laju inflasi?
8. Apa
itu indexs harga dan bagaimana cara menghitungnya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian inflasi
itu.
2.
Untuk mengetahui
apa saja teori Inflasi.
3.
Untuk
mengetahui apa saja sumber inflasi.
4. Untuk mengetahui apa saja efek yang
ditimbulkan dari inflasi.
5. Untuk mengetahui apa dampak dari
inflasi.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara
mencegah inflasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara
menghitung laju inflasi.
8. Untik
mengetahui apa itu indexs harga dan bagaimana cara menghitungnya.
1.4 Manfaat
1.
Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi
penulis.
2.
Memberikan informasi bagi pembaca.
3.
Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian
pustaka yaitu mencari di buku dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (continue) dalam jangka waktu yang lama. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi
dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara terus-menerus dan
saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga.
Dalam membicarakan mengenai masalah inflasi, perlu
kita membedakan diantara inflasi merayap (creeping inflation), inflasi
sederhana (moderate inflation) dan inflasi hiper (hyper inflation). Tidak
terdapat suatu ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan ketiga
jenis inflasi tersebut, tetapi secara kasar dapatlah dikatakan bahwa inflasi
merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3 persen setahun,
inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8 persen dan inflasi
hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat
harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
2.2 Teori Inflasi
- Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti hal-hal yang berperan dalam proses
inflasi, yaitu jumlah uang yang beredar dan anggapan masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga. Inti dari teori kuantitas adalah sebagai berikut. Inflasi
yang bisa terjadi apabila ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa ada
kenaikan jumlah uang yang beredar, gagal panen misalnya hanya akan menaikan
harga-harga untuk sementara waktu saja. Penambahan jumlah uang ibarat” bahan
bakar” bagi api inflasi. Apabila jumlah uang bertambah, inflasi akan berhenti
dengan sendirinnya.
Laju inflasi disebabkan oleh laju pertambahan jumlah
uang beredar dan anggapan masyarakat mengenai harga-harga. Teori kuantitas ini
di kemukankan oleh Irving Fisher. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan :
M = Jumlah uang yang beredar
V = Kecepatan perputaran uang
P = Tingkat harga
T = Banyaknya transaksi
Di setiap
transaksi, jumlah yang dibayarkan oleh pembeli sama dengan jumlah uang yang
diterima penjual. Hal ini berlaku untuk seluruh perekonomian.
Dalam periode tertentu nilai barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai barang dan jasa yang dijual. Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) di kalikan harga rata-rata barang tersebut (P).
Dalam periode tertentu nilai barang dan jasa yang dibeli harus sama dengan nilai barang dan jasa yang dijual. Nilai barang yang dijual sama dengan volume transaksi (T) di kalikan harga rata-rata barang tersebut (P).
- Teori Keynes`
Menurut
John Maynard Keynes,. Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di
luar batas kemampuan ekonominya. Keynes berpendapat, proses inflasi adalah
proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang
menginginkan bagian yang lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat
tersebut. Oleh keynes proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di
mana permintaan masyarakat terhadap barang selalu melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia. Peristiwa tersebut menimbulkan apa yang disebut celah inflasi
atau inflationary gap.
Celah
inflasi ini timbul karena golongan-golongan masyarakat berhasil menerjemahkan
aspirasi mereka menjadi permintaan yng efektif terhadap barang. Golongan-golongan
masyarakat yang dimaksud yaitu pemerintah, pengusaha, dan serikat buruh.
Pemerintah berusaha memperoleh bagian lebih besar dari output masyarakat dengan
cara mencetak uang baru. Pengusaha melakukan investasi dengan modal yang
diperoleh dari kredit bank, serikat buruh atau pekerja memperoleh kenaikan
harga. Hal ini terjadi karena permintaan total melebihi jumlah barang yang
tersedia, maka harga-harga akan naik. Adanya kenaikan harga-harga ini
menunjukan sebagian dari rencana-rencana pembelian barang dari
golongan-golongan tersebut bisa dipenuhi.
Proses
inflasi akan terus berlangsung selama jumlah pemintaan efektif dari semua
golongan masyarakat melebihi jumlah output yang dihasilkan. Namun apabila
permintaan efektif total tidak melebihi harg-harga yang berlaku dari jumlah
output yang tersedia, maka inflasi akan berhenti.
- Teori Strukturalis
Teori ini
didasarkan atas pengalaman di Negara-negara amerika latin. Teori ini memberikan
perhatian yang besar terhadap struktur perekonomian Negara-negara sedang
berkembang. Hal ini disebabkan inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor
struktural dari perekonomian. Menurut teori ini, ada dua hal penting dalam
perekonomian Negara-negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi,
yaitu sebagai berikut:
a.
Ketidakjelasan
penerimaan ekspor
Nilai
ekspor tumbuh secara lamban di bandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor
lain. Adapun penyebab kelambanan tersebut adalah :
Ø
Di
pasar dunia harga barang-barang ekspor tersebut semakin memburuk.
Ø
Produksi
barang-barang ekspor tidak responsive terhadap kenaikan harga.
b.
Ketidakelastisan
penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Produksi
bahan makanan di dalam negeri tidak tumbuh secepat pertumbuhan penduduk dan
pendapatan per kapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naik, sehingga melebihi tuntutan karyawan untuk mendapatkan
kenaikan harga barang-barang lain. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya
tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah atau gaji. Naiknya upah karyawan
menyebabkan kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikan harga
barang-barang. Kenaikan harga barang-barang tersebut mengakibatkan munculnya
kenaikan upah lagi. Adanya kenaikan upah akan diikuti oleh kenaikan harga
barang-barang begitu seterusnya. Proses ini akan berhenti apabila harga bahan
makanan tidak terus naik. Namun karena faktor strukturalis harga bahan makanan
akan terus naik sehingga proses saling dorong mendorong antara upah dan harga
tersebut selalu mendapat “umpan” baru dan tidak akan berhenti.
2.3 Sumber
Inflasi
Terdapat
banyak faktor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang
di impor, kenaikan harga bahan bakar, defisi dalam anggaran belanja pemerintah,
pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan infestasi yang sangat pesat
perkembanggannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam
perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi.
Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, secara
analitis cukuplah apabila faktor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada
dua faktor berikut:
- Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat
Inflasi
karena kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation
(inflasi karena ditarik permintaan). Dalam inflasi jenis tersebut, kenaikan
kurve permintaan agregat menarik tingkat harga keatas. Agar demand-pull
inflation dapat terus terjadi maka kurve permintaan agregat harus terus
bergeser keatas sepanjang kurve penawaran agregat. Kenaikan Amerika selama
akhir tahun1960-an adalah karena demand-pull inflation, yaitu pada saat terjadi
pertumbuhan belanja federal untuk perang Vietnam dan perluasan sosial yang
menaikkan permintaan agregat.
Inflasi
tariakan permintaan dapat berlaku pada ketika perekonomian menghadapi masalah
penganguran yang tinggi maupun pada ketika kesempatan kerja penuh sudah
tercapai. Dikebanyakan negara-negara berkembang inflasi tarikan permintaan
selalu berlaku, walaupun dalam perekonomian banyak terdapat pengganguran.
Keadaan seperti ini dapat terjadi misalnya sebagai defisit angaran belanja
pemerintah yang terlalu besar. Devisit seperti ini dibiayai oleh pencetakan
uang baru dan akan meningkatakan permintaan agregat permin taan masyarakat.
Sedangkan kapasitas produksi berbagai jenis barang ada kalanya mencapai tingkat
yang maksimal dan tidak memungkinkan pertambahan produksi dalam keadaan seperti
ini inflasi tarikan permintaan akan berlaku.
Apabila
suatu perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Inflasi
tarikan permintaan akan berlaku apabila permintaan agregat masih tetap
berkembang dengan pesat. Pada kesempatan kerja penuh, perekonomian tidak akan
mampu menaikkan produksi. Maka permintaan agregat yang terus bertambah akan
menyebabkan kenaikan harga-harga. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan
permintaan agregat terus berkembang. Defisit dalam anggaran belanja pemerintah
merupakan salah satunya, penyebab yang lain adalah ekspor yang terus pesat
berkembang (yang menimbulkan kenaikan pendapatan kepada masyarakat dan terus
meningkatkan konsumsi rumah tangga dan perbelanjaan agregat), dan sebagai
akibat infestasi perusahaan yang semakin meningkat walaupun kesempatan kerja
penuh telah tercapai.
- Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran agregat
Inflasi
dapat muncul karena penurunan penawaran agregat, contohnya kegagalan panen dan
penurunan penawaran minyak menurunkan penawaran agregat selama tahun 1974-1975,
sehingga tinggkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran
agregat sering disebut dengan cost-pust inflation. Kenaikan biaya produksi
mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak
hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga, tetapi penurunan tingkat output,
yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar cost-pust inflation dapat terus
terjadi maka kurva penawaran agregat harus terus bergeser kekiri sepanjang
kurva penawaran agregat.
Inflasi
seperti ini berlaku pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai kesempatan
kerja penuh. Pada tingkat ini industri-industri telah beroprasi pada kapasitas
yang maksimal dan penganguran tenaga kerja sangat rendah. Pada tingkat kegiatan
ekonomi ini tenaga kerja cenderung untuk menuntut kenaikan gaji dan upah yang
menyebabkan peningkatan fdalam biaya produksi. Biaya produksi juga meningkat
sebagai akibat kenaikan harga input seperti biaya pengangkutan, kenaikan sewa
bangunan dan kenaikan harga bahan mentah. Kenaikan biaya produksi sebagai
akibat dari berbagai faktor ini akan mendorong para pengusaha menaikan
harga-harga barang yang diproduksikannya.
2.4 Efek yang
Ditimbulkan dari Inflasi
- Efek terhadap pendapatan (equity effect)
Efek tehadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada
yang dirugikan dan ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seorang yang
memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya
seorang memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi
sebesar 10 persen akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar
laju inflasi tersebut yaitu Rp 50.000,00.
- Efek terhadap efisiensi (efficiency effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor
produksi perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai
macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi
beberapa barang tertentu sehingga dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi
menjadi tidak efesien.
- Efek terhadap output (output effect)
Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan
efficiency effect) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini
dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan
dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
- Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan mengalakkan
perkembangan ekonomi biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif
sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan
uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan lain tujuan ini dicapai dengan pembeli
harta-harta tetap seperti tanah rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih
suka menjalankan kegiatan infestasi yang bersifat seperti ini, infestasi
produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai
akibatnya akan lebih banyak penganguran.
2.5 Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif
tergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi. Apabila inflasi itu
ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya
dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiper inflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti karyawan swasta serta kaum
buruh akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.
Bagi orang
meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya kreditur atau pihak yang meminjamkan akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah dibanding pada saat
peminjaman.
Bagi produsen inflasi dapat menguntungkaan bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi. Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya
biaya produksi dapat merugikan produsen.
Secara umum inflasi dapat mengkibatkan berkurangnya investasi disuatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit
neraca pembayaran, dan merosotnya
tingkat kehidupan dan kesejahtraan masyarakat.
2.6 Cara Mencegah Inflasi
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, yang
dibedakan menjadi dua, yaitu
A. Kebijakan moneter kuantitatif, yang meliputi:
a.
Poltik Pasar
Terbuka
BI mengendalikan jumlah uang beredar
dengan cara jual beli surat-surat berharga. BI mempunyai instrumen yaitu
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat
terlalu besar, maka BI dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum).
Apabila bank umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah
(BI), yang berarti jumlah uang beredar berkurang.
Apabila pemerintah menghendaki menurunnya
jumlah uang yang beredar, pemerintah harus menjual surat obligasi dipasar
bebas. Tindakan ini disebut “open market selling”. Sebaliknya apabila
pemerintah menghendaki bertambahnya jumlah uang yang beredar, maka pemerintah
dalam hal ini bank sentral perlu melakukan “open market buying”, yakni membeli
kembali obligasi dari masyarakat.
b.
Politk Diskonto dan bunga pinjaman
BI dapat membeli surat-surat berharga
bank-bank umum yang tingkat likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang
telah ditetapkan oleh BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank
umum, yang artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga
menaikkan bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank umum akan mengurangi
jumlah pinjamannya dari bank Indonesia.
Apabila bank sentral menaikan tingkat
diskontonya (yaitu tingkat bunga yang dikenakanpada bank umum atas pinjaman
dana yang diberikan), maka jumlah uang yang beredar cenderung berkurang. Sebaliknya,
bila pemerintah menghendaki jumlah uang beredar bertambah, suku diskonto bank
sentral perlu diturunkan.
c.
Politik merubah cadangan minimal bank-bank
umum pada BI
Setiap bank umum wajib
mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya ditetapkan oleh BI. Istilahnya adalah
reserve requirement. Apabila Bank Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal
bank-bank umum, katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi
jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang harus
disimpan di BI.
Bank sentral umumnya menetukan angka
banding minimum antara ung tunai dengan kewajiban giral bank. Angka banding
mana disebut “minimum cash ratio”.
Bila pemerintah menurunkan minimum cash
ratio, maka dengan uang tunai yang samabank dapat menciptakan uang denganjumlah
yang lebih banyak dari sebelumnya. Sebaliknya bila dikehendaki berkurangnya
jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat menaikan cash ratio bank.
B.
Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi:
a. Pengawasan pinjaman secara selektif
Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh
bank-bank umum, agar bank-bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada
debitur.
Jumlah
uang yang beredar dalam masyarakat, disamping dipengaruhi oleh kebijakan
kebijakan bank sentral, juga dapat dipengaruhi oleh neraca pembayaran luar
negeri (balance of payment) negara tersebut. Neraca pembayaran yang surplus
(berarti Negara tersebut lebih banyak mengekspor) cenderung mengakibatkan
meningkatnya penawaran akan uang, sedangkan neraca pembayaran defisit cenderung
menurunkan jumlah uang yang beredar.
B = C + R
Dimana : B
= Uang inti
C = Uang
kartal yang dipegang oleh masy. umum diluar bank-bank
R = Reserve bank
Atas dasar reserve bank (R) yang disimpan
maka bank-bank menciptakan uang giral yang berupa saldo-saldo rekening Koran
yang dimilikioleh masyarakat umum yang disimpan pada bank-bank (D). Jumlah uang
yang beredar mencakup uang kartal yang dipegang masyarkat umum diluar bank (C)
dan uang giral yang diciptakan oleh bank-bank umum (D) :
M = C + D
Dimana : M
= Jumlah uang yang beredar
C = Uang
kartal yang dipegang oleh masy. umum diluar bank-bank
D = Uang
giral yang diciptakan oleh bank-bank umum
b. Pembujukan moral
Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank-bank umum
untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka membantu
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah. Melalui pembujukan
moral ini, bank sentral dapat meminta bank-bank umum untuk menambah atau
mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor-sektor tertentu saja.
Ataupun membuat perubahan-perubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.
2.
Kebijakan Fiskal (Pajak)
Kebijakan ini juga dapat
mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu melalui pajak. Apabila pemerintah,
dalam hal ini Departemen Keuangan, memperluas objek pajak, berarti akan lebih
banyak uang yang tersedot ke pemerintah. Dalam hal ini berarti jumlah uang
beredar menjadi berkurang. Demikian pula misalnya ketika pemerintah menaikkan
pajak kendaraan bermotor pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini
berarti terjadi penyerapan (absorbsi) uang yang beredar.
3.
Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan
output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai
misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang
cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung
menurunkan harga.
4.
Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Ini
dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji atau upah (dengan demikian gaji/upah secara riil). Kalau
indeks harga naik maka upah atau gaji juga dinaikkan.
2.6 Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung besarnya laju inflasi dapat digunakan Indeks Harga,
sebagai berikut
|
Keterangan:
IHt = Indeks Harga tahun
tertentu (dihitung)
IHt–1 = Indeks Harga tahun
sebelumnya
Contoh :
Diketahui :
Indeks Harga Konsumen bulan
Maret 2005 = 150,65
Indeks Harga Konsumen bulan
Februari 2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan
Maret 2005 adalah:
Laju Inflasi = 150,65
– 145,15 x 100%
= 145,15
= 3,79%
(Termasuk inflasi ringan)
2.7 Indeks Harga
1. Pengertian Indeks Harga (Price Index)
Untuk menghitung besar laju inflasi,
sebelumnya kita harus mengetahui dulu besarnya Indeks Harga, yaitu perbandingan
perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar (based year).
Indeks harga biasa digunakan untuk mengetahui ukuran perubahan variabel-variabel
ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi gambaran yang tepat
mengenai kecenderungan perdagangan dan kemakmuran. Beberapa macam indeks harga
adalah sebagai berikut.
a.
Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang
menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung
dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa
berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsimsi aktual masyarakat.
b.
Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan
perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang
dibeli oleh produsen meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi.
Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga pada awal
sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung yang dibayar oleh konsumen pada
tingkat harga eceran. Indeks harga produsen biasa disebut juga indeks harga
grosir (wholesale price index).
c.
Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh
petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya
hidup maupun untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung indeks
dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja yang dibayar oleh
petani, indeks yang diperoleh disebut indeks paritas. Rasio antara indeks harga
yang harus dibayar oleh petani dengan indeks paritas dalam waktu tertentu
disebut rasio paritas (parity ratio).
2. Ciri-ciri Indeks Harga
Indeks harga mempunyai ciri-ciri di antaranya
adalah sebagai berikut :
a. Indeks harga sebagai standar sebagai
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
b. Penetapan indeks harga didasarkan pada
data yang relevan.
c. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan populasi.
d. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang kondisi ekonominya stabil.
e. Penghitungan indeks harga menggunakan metode yang sesuai dan tepat.
f. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan
cara membagi harga tahun yang akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar
dikali 100.
3.
Metode penghitungan Indeks Harga
a. Metode penghitungan indeks harga tidak
tertimbang Penghitungan indeks harga tidak tertimbang ada dua macam, yaitu
indeks harga tidak tertimbang sederhana (komoditi tunggal) hanya satu barang
dan indeks harga tidak tertimbang dengan banyak komoditi (gabungan).
Ø Rumus indeks harga tidak tertimbang
sederhana:
|
Ø Rumus indeks harga tidak tertimbang
gabungan:
|
Pn = harga pada tahun
tertentu (ke–n)
Po =
harga pada tahun dasar
b. Metode penghitungan indeks harga
yang banyak digunakan Metode enghitungan indeks harga yang sering digunakan
dalam menghitung inflasi adalah metode tertimbang, yaitu:
Ø Metode Laspeyres
|
Ø
Metode Paasche
Metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan faktor
penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya. (Qn =
Kuantitas tahun tertentu) Rumusnya sebagai berikut.
|
Keterangan:
IL = Indeks Harga Laspeyres
IP = Indeks Harga Paasche
Po = Harga tahun dasar
Pn = Harga tahun n (tertentu)
Qo = Kuantitas tahun
dasar
Qn = Kuantitas tahun
tertentu
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
kajian yang membahas tentang Inflasi, maka dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue). Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan
inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara
terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
Menurut
teori struktural, ada dua hal penting dalam perekonomian Negara-negara sedang
berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu Ketidakjelasan penerimaan ekspor
dan Ketidakelastisan
penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri.
Adapun
hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadimya inflasi adalah dengan
mengaplikasikan beberapa kebijakan seperti :
1. Kebijaksanaan Moneter
2. Kebijaksanaan Fiskal
3. Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
4. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
DAFTAR PUSTAKA
Thanks ya, artikel sangat membantu dalam menyelesaikan tugas perkuliahan tentang inflasi dan pengangguran. Kunjungi juga ya MAKALAH INFLASI DAN PENGANGGURAN
BalasHapuskeren untuk makalahnya https://indekshargabarang.blogspot.com/
BalasHapus