TUGAS KELOMPOK 8
”Desain Fasilitas dan Layout Produksi”
Makalah Untuk Tugas Presentasi Matakuliah Manajemen
Produksi
Dosen Pengampu H. Komarudin, M.Pd.
Oleh
:
1.
Fajri Arif Wibawa NPM
11210082
2.
Retna Windi Asturi NPM
11210095
3.
Novan Andrian NPM
11210057
4.
Yastuti Andiyani NPM 11210069
5.
Devi Liana Sari NPM
11210099
6.
Wiwik Yulianti NPM
10211643
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Semester : 5
(lima)
Kelas : B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 8 dapat menyelesaikan
makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
H.
Komarudin, M. Pd. selaku dosen
pengampu matakuliah Manajemen Produksi.
2.
Teman-teman
kelompok 8 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan
bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
1.5 Metode Pencarian Materi .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Desain
Fasilitas dan Layout Produksi..............................................
4
2.2 Pentingnya Desain Fasilitas dan Layout Produksi.............................................
5
2.3 Prinsip Penyusunan Desain
Fasilitas dan Layout Produksi................................ 5
2.4 Jenis-jenis Desain
Fasilitas dan Layout Produksi...............................................
6
2.5 Manfaat Desain
Fasilitas dan Layout Produksi ............................................... 13
2.6 Kerugian-kerugian
Desain Fasilitas dan Layout yang Buruk ........................... 14
2.7 Tujuan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik ................................. 14
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun
perusahaan kecil akan menghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas-fasilitas
untuk produksi baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya harus
disediakan pada tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam pabrik. Pengaturan
tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang
sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industry meskipun
untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas
pabrik yang sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang
sama sekali baru. Apabila pengaturan ini terrencana secara baik akan berpengaruh
terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.
Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi pada
waktu dan setelah terjadinya depresi tahun 1930-an ditandai:
- Pengembangan model-model hubungan antarmanusia dan model-model keputusan, mendorong lebih maju lagi manajemen ilmiah.
- Pengenalan dan pengembangan pengendalian mutu secara statistik (Statistical Quality Control) dalam industri oleh Walter Schewart pada tahun 1931.
- Pengembangan sampling kerja (Work Sampling) oleh I.H.C. Tippet pada tahun 1934 yang menemukan prosedur sampling untuk menentukan standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja dan sebagainya, standar mana dikenal dengan nama “Standard of delays”
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan
tata letak fasilitas pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau
meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area
kerja. Sehingga demi tercapainya tujuan produksi yaitu berupa laba, maka perlu
mendesain fasilitas dan layout produksi itu sendiri, karena itu kita perlu mempelajari
lebih dalam tentang desain fasilitas dan layout produksi.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian desain fasilitas dan layout produksi?
2.
Bagaimana pentingnya desain fasilitas dan layout produksi?
3.
Apa saja prinsip penyusunan desain fasilitas dan layout
produksi?
4.
Apa saja jenis-jenis desain fasilitas dan layout produksi?
5.
Apa manfaat desain fasilitas dan layout produksi?
6.
Apa kerugian-kerugian desain fasilitas dan layout
produksi yang buruk?
7.
Apa tujuan desain fasilitas dan layout produksi yang
baik?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa pengertian desain fasilitas dan
layout produksi.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pentingnya desain fasilitas
dan layout produksi.
3.
Untuk mengetahui apa saja prinsip penyusunan desain
fasilitas dan layout produksi.
4.
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis desain fasilitas
dan layout produksi.
5.
Untuk mengetahui apa manfaat desain fasilitas dan layout
produksi.
6.
Untuk mengetahui apa kerugian-kerugian desain fasilitas
dan layout produksi yang buruk.
7.
Untuk mengetahui apa tujuan desain fasilitas dan layout
produksi yang baik.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi
penulis.
2.
Memberikan informasi bagi pembaca.
3.
Dapat memahami atau menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan
metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain Fasilitas dan
Layout Produksi
Fasilitas produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses produksi dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan
bahan, dan peralatan pabrik. Desain
fasilitas produksi adalah bagaimana mesin-mesin, alat-alat
produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi.
Layout produksi disebut juga tata letak atau tata ruang
didalam tempat produksi. Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas
produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Perencanaan layout
menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata fasilitas industri yang
berada didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, operasi gudang, pemindahan material, dan alat
pendukung lain sehingga akan dapat mencapai suatu
tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam perusahaan, dengan layout
yang baik di dalam perusahaan, akan menimbulkan
impulse buying (daya beli) bagi konsumen. Desain layout produksi adalah bagaimana susunan penempatan
fasilitas-fasilitas produksi di tempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang
menentukan efisiensi sebuah operasi dalm jangka panjang. Banyak dampak
strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya
kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak
konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai
sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara
diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat. Dalam semua kasus yang terjadi, layout
seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara mencapai
1.
Pemanfaatan
lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2.
Perbaikan
aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3.
Meningkatkan
moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
4.
Peningkatan
fleksibilitas, Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi
sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.
Tujuan layout adalah meminimumkan biaya dan
meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga
proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi
dan transportasi
didalam pabrik
2.2 Pentingnya Desain
Fasilitas dan Layout Produksi
Desain fasilitas dan layout
produksi adalah termasuk kegiatan utama sebelum proses produksi, sehingga desain fasilitas dan layout ialah
sangat penting yang akan mendapat keuntungan-keuntungan yang didapat berupa
kenaikan jumlah produksi, mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses
pemindahan bahan, penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan
pelayanan, kemudian pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga
kerja, dan fasilitas produksi. Selain itu, proses manufakturing yang lebih
singkat, mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator,
memperbaiki moral dan kepuasan kerja, mempermudah aktivitas supervisi,
mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran, dan mengurangi faktor yang bisa
merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.
2.3 Prinsip Penyusunan Desain Fasilitas dan Layout
Produksi
Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan
desain fasilitas dan layout produksi adalah:
- Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak fasilitas produksi diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.
- Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
- Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
- Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja yang menyenangkan.
- Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan kebutuhan konsumen. Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
2.4 Jenis-jenis Desain Fasilitas dan Layout
Produksi
Dalam industri
manufaktur adalah suatu cabang industri
yang mengaplikasikan mesin, peralatan
dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual., secara umum Desain Fasilitas dan Layout Produksi dikelompokkan
dalam tiga jenis, yaitu :
- Tata Letak Proses (process layout) sering juga disebut functional layout
Tata letak fungsional penyusunan tata letak dimana alat
yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang
sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada daerah yang sama, sedemikian
pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian yang sama seperti dalam gambar
berikut :
Mesin-mesin ini
tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk
berbagai jenis produk. Model ini cocok untuk discrete production (industri Produk Diskrit) yaitu bahan baku
ketika berpindah dari mesin ke mesin terputus-putus tahap pengerjaannya
(diskrit). Contohnya adalah mobil, TV, sepatu, mebel dan sebagainya dan bila
proses produksi tidak baku,
yaitu jika perusahaan membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak
proses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau
perkantoran.
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam
tabel berikut :
Kelebihan
|
Kelemahan
|
a.
Memungkinkan utilitas (jumlah kecepatan) mesin
yang tinggi
b.
Memungkinkan kegunaan mesi-mesin yang multi-guna
sehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi
c.
Memperkecil
terhentinya produksi yang disebabkan kerusakan mesin
d.
Sangat fleksibel
dalam mengalokasikan karyawan atau pekerja dan peralatan
e.
Memungkinkan
pengelompokan pengarah dan pengendalian
|
a.
Meningkatkan
kebutuhan material handling (penanganan material) karena aliran proses yang
beragam
b.
Pengawasan
produksi yang lebih sulit
c.
Meningkatnya
persediaan barang dalam proses produksi
d.
Total waktu
produksi per unit yang lebih lama
e.
Memerlukan skill yang tinggi
f.
Pekerjaan penjadwalan dan akunting biaya yang
lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan
perencanaan/perhitungan kembali
|
- Tata Letak Produk (product layout)
Apabila proses
produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar.
Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai
akhir. Ilustrasi dari tata letak produk dapat dilihat dalam gambar berikut :
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam
tabel berikut :
Kelebihan
|
Kelemahan
|
a.
Aliran matrial yang simple dan langsung
b.
Persediaan barang dalam proses rendah
c.
Total waktu
produksi per unit yang rendah
d.
Tidak memerlukan
skill tenaga kerja yang tinggi
e.
Pengawasan produksi yang lebih mudah
f.
Dapat menggunakan
mesin khusus atau otomatis
|
a.
Kerusakan pada sebuah mein dapat menghentikan
proses produksi
b.
Perubahan desain
produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak mesin
c.
Biasanya
memerlukan investasi mesin atau peralatan yang besar
d.
Karena sifat
pekerjaan yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.
|
3.
Tata
Letak Posisi Tetap (fixed positon lay
out)
Dipilih karena
ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin
atau sukar untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan
kapal, laut pesawat terbang. Tata letak posisi tetap terlihat dalam gambar sebagai
berikut :
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Tetap terlihat dalam tabel berikut :
Kelebihan
|
Kelemahan
|
a.
Berkurangnya gerakan material
b.
Adanya kesempatan
untuk melakukan pengkayaan tugas
c.
Sangat fleksibel
dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, volume produksi
|
a.
Gerakan personal
dan peralatan yang tinggi
b.
Dapat terjadi
duplikasi mesin dan peralatan
c.
Memerlukan tenaga
kerja yang berketrampilan tinggi
d.
Memerlukan ruang
yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi
e.
Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi
|
Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan
penempatan alternatif tata letak merupakan langkah yang kritis dalam proses
perencanaan fasilitas produksi, karena tata letak yang dipilih akan
menentukan hubungan fisik dari aktivitas produksi yang berlangsung. Penetapan
mengenai macam spesifikasi, jumlah dan luas area dari fasilitas produksi
yang diperlukan merupakan langkah awal sebelum perencanaan
pengaturan tata letak fasilitas.
Salah satu alasan orang
cenderung untuk memusatkan perhatian terlebih dahulu pada tata
letak baru kemudian sistem pemindahan bahannya terletak pada penekanan
terhadap proses manufacturing yang berlangsung. Ada empat macam atau tipe
tata letak yang secara klasik umum diaplikasikan dalam desain tata
letak, yaitu :
1.
Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
Menurut Wignjosoebroto
(2009), jika suatu produk secara khusus memproduksi suatu macam produk atau
kelompok produk dalam jumlah besar dan waktu produksi yang lama, maka semua
fasilitas produksi dari pabrik tersebut diatur sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan tata letak berdasarkan
aliran produksi seperti terdapat pada gambar di bawah ini, maka mesin dan
fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin sesudah mesin atau
prosesnya selalu berurutan sesuai dengan aliran proses, tidak peduli macam
mesin yang dipergunakan.
Gambar Tata Letak Fasilitas
Berdasarkan Aliran Produksi
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
2.
Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material
Tetap
Menurut Wignjosoebroto
(2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses tetap, material atau komponen
produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya. Sedangkan fasilitas produksi seperti
alat, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan tata
letak tipe ini alat dan peralatan kerja lainnya akan cukup mudah dipindahkan.
Berikut skema diagram dari tata letak fasilitas produksi yang diatur
berdasarkan posisi material tetap.
Gambar Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi
Material Tetap
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
3.
Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
Tata letak tipe ini
didasarkan pada pengelompokkan produk atau komponen yang akan dibuat.
Produk-produk yang tidak identik dikelompok berdasarkan langkah-langkah proses,
bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan sebagainya. Disini pengelompokkan
tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir seperti halnya pada tipe
produk tata letak. Pada tipe kelompok produk, mesin-mesin atau fasilitas
produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan di tempatkan dalam sebuah
manufacturing. Karena disini setiap kelompok produk akan memiliki urutan proses
yang sama maka akan menghasilkan tingkat efisien yang tinggi dalam proses
manufakturingnya. Efisiensi tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi
pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran
aliran kerja. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk dapat
ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
Gambar Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok
Produk
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
4.
Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau
Macam Proses
Menurut Wignjosoebroto
(2009), tata letak berdasarkan macam proses sering dikenal dengan proses atau
tata letak berdasarkan fungsi adalah metode pengaturan dan penempatan dari
segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe atau jenis sama ke
dalam satu departemen. Dalam tata letak menurut macam proses, seperti terdapat
pada gambar dibawah ini, jelas sekali bahwa semua mesin dan peralatan yang
mempunyai cirri operasi yang sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan
proses atau fungsi kerjanya.
Gambar Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau
Macam Proses
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
2.5 Manfaat Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Secara spesifik tata letak fasilitas tata letak fasilitas
pabrik yang baik akan dapat memberikan manfaat-manfaat dalam system produksi,
yaitu sebagai berikut :
- Meningkatkan jumlah produksi, Suatu tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
- Mengurangi waktu tunggu, Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain.
- Manfaat proses pemindahan bahan, Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan jika dinbandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan produksi yang lain.
- Penghematan penggunaaan ruangan, Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing-masing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan.
- Efisiensi penggunaaan fasilitas, Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
- Mempersingkat waktu proses, Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
- Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.
- Mengurangi kesimpang-siuran, Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.
2.6 Kerugian-kerugian Desain Fasilitas dan Layout yang Buruk
Desain Fasilitas dan Layout
yang buruk dapat mengalangi operasi yang efisien , karena:
1.
Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana
urutan proses berliku-liku karena susunan mesin dan ruangan yang ada.
2.
Handling cost (penanganan harga) tinggi karena makin
banyak perpindahan/pengangkutan bahan
3.
Gedung dan tempat produksi selalu penuh dengan bahan-bahan
atau hasil produksi yang sedang dikerjakan
4.
Ruangan (tempat) prodksi, mesin-mesin dan fasilitas lain
disusun secara tidak teratur (berserakan) sehingga menggangu kelancaran
produksi.
5.
Service area sempit sekali dan letaknya tidah memuaskan.
Misalnya service area untuk mesin-mesin, tempatnya jauh dari mesin-mesinnya, sehingga kesukaran
penggangkutan
6.
Bahan- bahan dalam proses sering rusak atau hilang.
7.
Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tempat
pada waktu yang di tentukan.
2.7 Tujuan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik
Desain Fasilitas dan Layout
Produksi berpengaruh paling besar pada produktifitas dan keuntungan dari suatu
perusahaan bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Selain itu, material
handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi
dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional. Dalam
pelaksanaanya, Desain Fasilitas dan Layout Produksi dan material handling memiliki
hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara garis besar, tujuan
utama dari perancangan Desain Fasilitas dan Layout Produksi adalah mengatur
area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk
proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien.
Selain itu, perancangan Desain Fasilitas dan Layout Produksi juga bertujuan
untuk mengembangkan material handling yang baik, penggunaan lahan yang
efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan
lingkungan kerja.
Tujuan yang harus dicapai dengan Desain Fasilitas dan Layout Produksi
yang baik antara lain adalah:
1.
Menaikkan output produksi, Pada umumnya,
Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan memberikan output yang
lebih besar dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja
pegawai yang lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2.
Mengurangi delay (waktu tunggu), Mengatur
keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen atau
mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas.
Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang
berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion)
yang menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3.
Penghematan pemanfaatan area, Perancangan Desain
Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian
ruang yang berlebihan.
4.
Mengurangi jarak perpindahan barang, Dalam proses
produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari bahan baku
memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai barang jadi yang
siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu banyaknya
perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan perpindahan barang,
terutama dalam proses produksi, maka Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang
baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
5.
Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau
fasilitas produksi lainnya.
6.
Proses manufaktur yang lebih singkat, Dengan
memperpendek jarak antar proses produksi, maka waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu produksi pun
dapat dipersingkat.
7.
Mengurangi resiko kecelakaan kerja, Perancangan
tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
8.
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, Dengan
penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang baik,
sirkulasi udara yang baik, dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta
sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada
kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga produktivitas kerja akan
terjaga.
9.
Mempermudah aktivitas supervisor, Desain
Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk
mengamati jalannya proses produksi.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
kajian yang membahas tentang desain fasilitas dan layout produksi, maka kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Desain fasilitas produksi adalah bagaimana mesin-mesin, alat-alat
produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi. Desain layout produksi adalah
bagaimana susunan penempatan fasilitas-fasilitas produksi di tempatkan
sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar proses produksi yang efektif dan
efisien.
2.
Pentingnya desain fasilitas dan layout produksi
adalah termasuk kegiatan untama sebelum proses produksi, yang akan mendapat keuntungan-keuntungan yang
didapat berupa kenaikan jumlah produksi, mengurangi waktu tunggu, mengurangi
waktu proses pemindahan bahan, penghematan penggunaan area untuk produksi,
gudang, dan pelayanan, kemudian pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian
mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi.
3.
Secara
umum Desain Fasilitas dan Layout Produksi dikelompokkan dalam tiga
jenis, yaitu Tata Letak Proses (process
layout) sering juga disebut functional layout, Tata Letak Produk (product layout) dan Tata Letak
Posisi Tetap (fixed positon lay out).
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar