Senin, 27 April 2015

Makalah ”Desain Fasilitas dan Layout Produksi”



TUGAS KELOMPOK 8
”Desain Fasilitas dan Layout Produksi”

Makalah Untuk Tugas Presentasi Matakuliah Manajemen Produksi
Dosen Pengampu  H. Komarudin, M.Pd.


Oleh :
1.      Fajri Arif Wibawa                NPM 11210082
2.      Retna Windi Asturi               NPM 11210095
3.      Novan Andrian                     NPM 11210057
4.      Yastuti Andiyani                   NPM 11210069
5.      Devi Liana Sari                     NPM 11210099
6.      Wiwik Yulianti                      NPM 10211643
                                           Prodi           :    Pendidikan Ekonomi
                                           Semester     :    5 (lima)
                                           Kelas          :    B
                                 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013/2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Alhamdulilahi robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 8 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.      H. Komarudin, M. Pd. selaku dosen pengampu matakuliah Manajemen Produksi.
2.      Teman-teman kelompok 8 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.      Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.      Semua pihak yang  telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................................  i
Kata Pengantar .................................................................................................................  ii
Daftar Isi ..........................................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................  1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................  2
1.4 Manfaat .............................................................................................................  2
1.5 Metode Pencarian Materi ..................................................................................  3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................  4
2.1 Pengertian Desain Fasilitas dan Layout Produksi.............................................. 4
2.2 Pentingnya Desain Fasilitas dan Layout Produksi............................................. 5
2.3 Prinsip Penyusunan Desain Fasilitas dan Layout Produksi................................ 5
2.4 Jenis-jenis Desain Fasilitas dan Layout Produksi............................................... 6
2.5 Manfaat Desain Fasilitas dan Layout Produksi ...............................................  13
2.6 Kerugian-kerugian Desain Fasilitas dan Layout yang Buruk ...........................  14
2.7 Tujuan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik .................................  14
BAB III KESIMPULAN ...............................................................................................  17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan menghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas-fasilitas untuk produksi baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam pabrik. Pengaturan tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industry meskipun untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas pabrik yang sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang sama sekali baru. Apabila pengaturan ini terrencana secara baik akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.
Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi pada waktu dan setelah terjadinya depresi tahun 1930-an ditandai:
  1. Pengembangan model-model hubungan antarmanusia dan model-model keputusan, mendorong lebih maju lagi manajemen ilmiah.
  2. Pengenalan dan pengembangan pengendalian mutu secara statistik (Statistical Quality Control) dalam industri oleh Walter Schewart pada tahun 1931.
  3. Pengembangan sampling kerja (Work Sampling) oleh I.H.C. Tippet pada tahun 1934 yang menemukan prosedur  sampling untuk menentukan standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja dan sebagainya, standar mana dikenal dengan nama “Standard of delays
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja. Sehingga demi tercapainya tujuan produksi yaitu berupa laba, maka perlu mendesain fasilitas dan layout produksi itu sendiri, karena itu kita perlu mempelajari lebih dalam tentang desain fasilitas dan layout produksi.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.      Apa pengertian desain fasilitas dan layout produksi?
2.      Bagaimana pentingnya desain fasilitas dan layout produksi?
3.      Apa saja prinsip penyusunan desain fasilitas dan layout produksi?
4.      Apa saja jenis-jenis desain fasilitas dan layout produksi?
5.      Apa manfaat desain fasilitas dan layout produksi?
6.      Apa kerugian-kerugian desain fasilitas dan layout produksi yang buruk?
7.      Apa tujuan desain fasilitas dan layout produksi yang baik?
1.3  Tujuan
1.     Untuk mengetahui apa pengertian desain fasilitas dan layout produksi.
2.     Untuk mengetahui bagaimana pentingnya desain fasilitas dan layout produksi.
3.     Untuk mengetahui apa saja prinsip penyusunan desain fasilitas dan layout produksi.
4.     Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis desain fasilitas dan layout produksi.
5.     Untuk mengetahui apa manfaat desain fasilitas dan layout produksi.
6.     Untuk mengetahui apa kerugian-kerugian desain fasilitas dan layout produksi yang buruk.
7.     Untuk mengetahui apa tujuan desain fasilitas dan layout produksi yang baik.
1.4 Manfaat
1.      Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.      Memberikan informasi bagi pembaca.
3.      Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Fasilitas produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses produksi dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik. Desain fasilitas produksi adalah bagaimana mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi.
Layout produksi disebut juga tata letak atau tata ruang didalam tempat produksi. Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata fasilitas industri yang berada didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan dapat mencapai suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas yang ada dalam perusahaan, dengan layout yang baik di dalam perusahaan, akan menimbulkan impulse buying (daya beli) bagi konsumen. Desain layout produksi adalah bagaimana susunan penempatan fasilitas-fasilitas produksi di tempatkan sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalm jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat. Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara mencapai
1.         Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2.         Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3.         Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
4.         Peningkatan fleksibilitas, Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.
Tujuan layout adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala  fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik
2.2  Pentingnya Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Desain fasilitas dan layout produksi adalah termasuk kegiatan utama sebelum proses produksi,  sehingga desain fasilitas dan layout ialah sangat penting yang akan mendapat keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah produksi, mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan bahan, penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan, kemudian pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi. Selain itu, proses manufakturing yang lebih singkat, mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, memperbaiki moral dan kepuasan kerja, mempermudah aktivitas supervisi, mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran, dan mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi. 
2.3  Prinsip Penyusunan Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan desain fasilitas dan layout produksi adalah:
  1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak fasilitas produksi diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.  
  2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan. 
  3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.  
  4. Kepuasan   dan   keselamatan   kerja,   sehingga   memberikan   suasana   kerja yang menyenangkan. 
  5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan kebutuhan konsumen. Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
2.4  Jenis-jenis Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Dalam industri manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual., secara umum Desain Fasilitas dan Layout Produksi dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu : 
  1. Tata Letak Proses (process layout) sering juga disebut functional layout
Tata letak fungsional penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada daerah yang sama, sedemikian pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian yang sama seperti dalam gambar berikut :
Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan untuk berbagai jenis produk. Model ini cocok untuk discrete production (industri Produk Diskrit) yaitu bahan baku ketika berpindah dari mesin ke mesin terputus-putus tahap pengerjaannya (diskrit). Contohnya adalah mobil, TV, sepatu, mebel dan sebagainya dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak proses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau perkantoran. 
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam tabel berikut : 
Kelebihan
Kelemahan
a.      Memungkinkan utilitas (jumlah kecepatan) mesin yang tinggi
b.     Memungkinkan kegunaan mesi-mesin yang multi-guna sehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi
c.      Memperkecil terhentinya produksi yang disebabkan kerusakan mesin
d.     Sangat fleksibel dalam mengalokasikan karyawan atau pekerja dan peralatan
e.      Memungkinkan pengelompokan pengarah dan pengendalian
a.      Meningkatkan kebutuhan material handling (penanganan material) karena aliran proses yang beragam
b.     Pengawasan produksi yang lebih sulit
c.      Meningkatnya persediaan barang dalam proses produksi
d.     Total waktu produksi per unit yang lebih lama
e.      Memerlukan skill yang tinggi
f.      Pekerjaan penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali

  1. Tata Letak Produk (product layout) 
Apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Ilustrasi dari tata letak produk dapat dilihat dalam gambar berikut :
Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam tabel berikut : 
Kelebihan
Kelemahan
a.      Aliran matrial yang simple dan langsung
b.     Persediaan barang dalam proses rendah
c.      Total waktu produksi per unit yang rendah
d.     Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi
e.      Pengawasan produksi yang lebih mudah
f.      Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis
a.      Kerusakan pada sebuah mein dapat menghentikan proses produksi
b.     Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak mesin
c.      Biasanya memerlukan investasi mesin atau peralatan yang besar
d.     Karena sifat pekerjaan yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.

3.     Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out) 
Dipilih karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal, laut pesawat terbang. Tata letak posisi tetap terlihat dalam gambar sebagai berikut :

Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Tetap terlihat dalam tabel berikut : 
Kelebihan
Kelemahan
a.      Berkurangnya gerakan material
b.     Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas
c.      Sangat fleksibel dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, volume produksi
a.         Gerakan personal dan peralatan yang tinggi
b.         Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
c.         Memerlukan tenaga kerja yang berketrampilan tinggi
d.        Memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi
e.         Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi

Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan penempatan alternatif tata letak merupakan langkah yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi, karena tata letak yang dipilih akan menentukan hubungan fisik dari aktivitas produksi yang berlangsung. Penetapan mengenai macam spesifikasi, jumlah dan luas area dari fasilitas produksi yang diperlukan merupakan langkah awal sebelum perencanaan pengaturan tata letak fasilitas.
Salah satu alasan orang cenderung untuk memusatkan perhatian terlebih dahulu pada tata letak baru kemudian sistem pemindahan bahannya terletak pada penekanan terhadap proses manufacturing yang berlangsung. Ada empat macam atau tipe tata letak yang secara klasik umum diaplikasikan dalam desain tata letak, yaitu :
1.     Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
Menurut Wignjosoebroto (2009), jika suatu produk secara khusus memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah besar dan waktu produksi yang lama, maka semua fasilitas produksi dari pabrik tersebut diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan tata letak berdasarkan aliran produksi seperti terdapat pada gambar di bawah ini, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin sesudah mesin atau prosesnya selalu berurutan sesuai dengan aliran proses, tidak peduli macam mesin yang dipergunakan. 
Gambar Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Aliran Produksi
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
2.     Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses tetap, material atau komponen produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya. Sedangkan fasilitas produksi seperti alat, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan tata letak tipe ini alat dan peralatan kerja lainnya akan cukup mudah dipindahkan. Berikut skema diagram dari tata letak fasilitas produksi yang diatur berdasarkan posisi material tetap.
 
Gambar  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
3.     Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokkan produk atau komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompok berdasarkan langkah-langkah proses, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai dan sebagainya. Disini pengelompokkan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir seperti halnya pada tipe produk tata letak. Pada tipe kelompok produk, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan dan di tempatkan dalam sebuah manufacturing. Karena disini setiap kelompok produk akan memiliki urutan proses yang sama maka akan menghasilkan tingkat efisien yang tinggi dalam proses manufakturingnya. Efisiensi tinggi tersebut akan dicapai sebagai konsekuensi pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau sel yang menjamin kelancaran aliran kerja. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk dapat ditunjukkan seperti gambar dibawah ini: 
Gambar  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
4.     Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses
Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak berdasarkan macam proses sering dikenal dengan proses atau tata letak berdasarkan fungsi adalah metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe atau jenis sama ke dalam satu departemen. Dalam tata letak menurut macam proses, seperti terdapat pada gambar dibawah ini, jelas sekali bahwa semua mesin dan peralatan yang mempunyai cirri operasi yang sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan proses atau fungsi kerjanya.
 
Gambar  Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses
Sumber: Wignjosoebroto (2009)
2.5 Manfaat Desain Fasilitas dan Layout Produksi
Secara spesifik tata letak fasilitas tata letak fasilitas pabrik yang baik akan dapat memberikan manfaat-manfaat dalam system produksi, yaitu sebagai berikut :
  1. Meningkatkan jumlah produksi, Suatu tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
  2. Mengurangi waktu tunggu, Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain.
  3. Manfaat proses pemindahan bahan, Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan jika dinbandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan produksi yang lain.
  4. Penghematan penggunaaan ruangan, Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing-masing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan.
  5. Efisiensi penggunaaan fasilitas, Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
  6. Mempersingkat waktu proses, Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
  7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.
  8. Mengurangi kesimpang-siuran, Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.
2.6 Kerugian-kerugian Desain Fasilitas dan Layout yang Buruk
Desain Fasilitas dan Layout yang buruk dapat mengalangi operasi yang efisien , karena:
1.      Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lambat sekali, dimana urutan proses berliku-liku karena susunan mesin dan ruangan yang ada.
2.      Handling cost (penanganan harga) tinggi karena makin banyak  perpindahan/pengangkutan bahan
3.      Gedung dan tempat produksi selalu penuh dengan bahan-bahan atau hasil produksi yang sedang dikerjakan
4.      Ruangan (tempat) prodksi, mesin-mesin dan fasilitas lain disusun secara tidak teratur (berserakan) sehingga menggangu kelancaran produksi.
5.      Service area sempit sekali dan letaknya tidah memuaskan. Misalnya service area untuk mesin-mesin, tempatnya jauh  dari mesin-mesinnya, sehingga kesukaran penggangkutan
6.      Bahan- bahan dalam proses sering rusak atau hilang.
7.      Sering ditemui kegagalan dalam menyelesaikan produksi tempat pada waktu yang di tentukan.
2.7  Tujuan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik
Desain Fasilitas dan Layout Produksi berpengaruh paling besar pada produktifitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional. Dalam pelaksanaanya, Desain Fasilitas dan Layout Produksi dan material handling memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan Desain Fasilitas dan Layout Produksi adalah mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk membentuk proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Selain itu, perancangan Desain Fasilitas dan Layout Produksi juga bertujuan untuk mengembangkan material handling yang baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.
Tujuan yang harus dicapai dengan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik antara lain adalah:
1.         Menaikkan output produksi, Pada umumnya, Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.
2.         Mengurangi delay (waktu tunggu), Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan proses perpindahan terhambat.
3.         Penghematan pemanfaatan area, Perancangan Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang yang berlebihan.
4.         Mengurangi jarak perpindahan barang, Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.
5.         Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi lainnya.
6.         Proses manufaktur yang lebih singkat, Dengan memperpendek jarak antar proses produksi, maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.
7.         Mengurangi resiko kecelakaan kerja, Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.
8.         Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang baik, dsb, maka suasana kerja yang baik akan tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga produktivitas kerja akan terjaga.
9.         Mempermudah aktivitas supervisor, Desain Fasilitas dan Layout Produksi yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati jalannya proses produksi.


BAB III
KESIMPULAN
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas tentang desain fasilitas dan layout produksi, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Desain fasilitas produksi adalah bagaimana mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi. Desain layout produksi adalah bagaimana susunan penempatan fasilitas-fasilitas produksi di tempatkan sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.
2.     Pentingnya desain fasilitas dan layout produksi adalah termasuk kegiatan untama sebelum proses produksi,  yang akan mendapat keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah produksi, mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan bahan, penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan, kemudian pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas produksi.
3.     Secara umum Desain Fasilitas dan Layout Produksi dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu Tata Letak Proses (process layout) sering juga disebut functional layout, Tata Letak Produk (product layout) dan Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out).

DAFTAR PUSTAKA





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar