TUGAS KELOMPOK 1
Strategi Pembelajaran yang Berorientasi pada Peserta
Didik
Makalah Untuk Tugas Presentasi Matakuliah Strategi
Pembelajaran
Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Karwono M. Pd./ Kuswono M. Pd.
Oleh
:
1. Fajri Arif Wibawa NPM 11210082
2. Jeni Partiawan Daru NPM 11210084
3. Mega Amelia NPM
11210055
4. Nomi Tisa Dewi NPM 11210092
5. Yessi Citra Dewi NPM 11210070
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Semester : 4
(empat)
Kelas : B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012/2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 2 dapat menyelesaikan
makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Prof.
Dr. H. Karwono M. Pd dan Kuswono M. Pd. selaku
dosen pengampu matakuliah Strategi Pembelajaran.
2.
Teman-teman
kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan
bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
1.5 Metode Pencarian Materi .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran yang Berorientasi pada Aktivitas
Peserta Didik ..................................................................................................... 3
2.2 Kelebihan dan
Kekurangan Strategi Pembelajaran yang Berorientasi
ada
Aktivitas Peserta Didik ........................................................................ 11
2.3 Dasar
Perimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran yang Berorientasi
pada
Aktivitas Peserta Didik ...................................................................... 13
2.4 Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran yang
Berorientasi pada
Aktivitas
Peserta Didik ................................................................................. 16
2.5 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajarannya Dalam Strategi
Pembelajaran
yang
Berorientasi pada Aktivitas
Peserta Didik ..................................... 17
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada awalnya
istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Stategi tersebut
dimaksudkan agar peperangan dapat dimenangkan dengan rencana yang telah
disusun. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya tingkat
peradapan manusia banyak bidang-bidang lainnya yang membutuhkan strategi untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya, pada bidang ekonomi dibutuhkan
strategi pemasaran yang baik agar produk yang dijual laku dipasaran. Begitu
pula dengan dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah pembelajaran di dalam
kelas juga membutuhkan sebuah strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Strategi tersebut disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi yang
ada dilapangan. Strategi pembelajaran
inilah yang akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi tersebut dapat disesuaikan dengan pijakan yang diambil oleh guru.
Seiring dengan perkembangan ilmu pendidikan yang juga
mengakibatkan adanya perkembangan dalam dunia pendidikan maka muncul banyak
sekali pijakan yang dapat digunakan oleh guru dan juga macam strategi yang
dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik. Banyak guru yang belum paham mengenai strategi
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik. Oleh karena hal tersebut
makalah ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran khususnya yakni
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa pengertian strategi pembelajaran yang berorientasi
pada peserta didik?
2.
Apa saja kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran
yang berorientasi pada aktivitas peserta didik?
3.
Apa saja yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan
strategi tersebut?
4.
Apa saja langkah pelaksanaan strategi pembelajarannya?
5.
Bagaimana upaya pemecahan kasus pembelajarannya?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
peserta didik.
2.
Untuk
mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik.
3.
Untuk
mengetahui apa saja yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan strategi tersebut.
4.
Untuk
mengetahui apa saja langkah pelaksanaan strategi pembelajarannya.
5.
Untuk
mengetahui bagaimana upaya pemecahan kasus pembelajarannya.
1.4 Manfaat
1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi
penulis.
2.
Memberikan informasi bagi pembaca.
3.
Dapat memahami atau menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam
mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi
Pembelajaran yang Berorientasi pada Aktivitas Peserta Didik
Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
metode strategi pembelajaran juga
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Untuk dapat mengimplementasikan
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal,
ini yang dinamakan metode. Metode digunakan untuk merealisasikan rencana yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, satu strategi pembelajaran dapat digunakan
beberapa metode. Istilah lain yang memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan atau approch. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan.
Strategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik berarti suatu perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dengan menggunakan
pendekatan pada kegiatan atau aktivitas siswa. Dalam standar
proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya,
sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain,
pembelajaran ditekankan atau berorientasi aktivitas siswa (PBAS). Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa.
1.
Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan
usaha sadar untuk mengembangkann manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan
intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, hakikat
pendidikan pada dasarnya adalah interaksi manusia, pembinaan dan pengembangan
potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat, kesesuaian dengan kemampuan dan
tingkat perkembangan sisiwa, keseimbangan antara kebebasan subjek didikdan
kewibaan guru, serta peningkatan kualitas hidup.
2.
Asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu
a. siswa bukanlah
manusia ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan.
b. Setiap manusia
memiliki kemampuan yang berbeda.
c. Anak didik pada
dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi
lingkungannya.
3.
Asumsi tentang guru bahwa guru bertanggung jawab atas
tercapainya hasil belajar peserta didik dan memiliki kemampuan profesional
dalam pembelajaran.
4.
Asumsi yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu
bahwa proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem
dan peristiwa belajar akan terjadi manakala sisiwa berinteraksi dengan
lingkungan yang diatur oleh guru.
2.1.1 Konsep
dan Tujuan Pembelajaran yang Berorientasi pada Aktivitas Siswa (PBAS)
Pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang.
Pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa ini menekankan kepada aktivitas sisiwa secara
optimal, artinya pembelajaran menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik,
mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Seorang siswa yang
tampaknya hanya diam saja, tidak berarti memiliki kadar pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa yang rendah dibandingkan dengan seseorang yang
sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif,
misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya. Sebaliknya, siswa yang sibuk
mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar pembelajaran atau aktivitas yang
tinggi jika yang bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak
diikuti oleh aktivitas mental dan emosional.
Pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa juga
menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan
intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Artinya, dalam pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa pembentukan
siswa secara keseluruhan merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa ini tidak menghendaki pembentukan siswa yang
secara intelektual cerdas tanpa diimbangi olah sikap dan keterampilan, dan
sebagainya.
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Melalui pembelajaran
yang berorientasi pada aktivitas siswa ini siswa tidak hanya dituntut untuk
menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu
untuk kehidupannya. Dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin
dicapai yang bukan hanya membentuk manusia yang cerdas, akan tetapi juga yang
lebih penting adalah membentuk manusia yang bertakwa dan memiliki keterampilan
disamping memiliki sikap budi luhur, maka pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas siswa ini merupakan pendekatan yang sangat cocok dikembangkan.
2.1.2 Peran guru dalam implementasi Pembelajaran yang
Berorientasi pada Aktivitas Siswa (PBAS)
Kekeliruan yang
kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan pembelajaran yang berorientasi
pada aktivitas siswa peran guru semakin berkurang. Anggapan semacam ini tentu
saja tidak tepat, sebab walaupun pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan
aktivitas siswa, tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab
guru. Baik guru maupun siswa sama-sama harus berperan penuh, oleh karena peran
mereka sama-sama sebagai subjek belajar. Adapun yang membedakannya hanya
terletak pada tugas yang harus dikerjakan. Dalam implementasi pembelajaran ini guru tidak
berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi
pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa menuntut guru untuk kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik
belajar siswa. Dalam upaya itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru,
antara lain :
1.
Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang
harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan
pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapkan
siswa pun terlibat dalam menentukan dan merumuskannya.
2.
Menyusun tugas-tugas belajar bersama-sama. Artinya,
tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru tetapi juga siswa. Hal ini dilakukan
untuk memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam
menentukan jenis tugas dan batas akhir
penyelesaiannya, siswa akan lebih bertangguung jawab untuk mengerjakannya.
3.
Memberikan informasi tentang kegiatan yang harus
dilakukan. Dengan pemberitahuan rencana pembelajaran, maka siswa akan semakin
paham apa yang harus dilakukan.
4.
Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang
beragam. Karena itu guru harus memiliki kontrol apalagi terhadap siswa yang
dianggap lambat dalam belajar.
5.
Memberi motivasi, mendorong siswa untuk belajar melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
6.
Membantu siswa dalam menarik kesimpulan. Dalam
implementasi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa, guru tidak
menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang telah dipelajari.
Selain peran-peran
diatas, masih banyak tugas yang menjadi tanggung jawab guru. Guru tidak hanya
menempatkan diri sebagai sumber informasi, tetapi berperan sebagai penunjuk dan
fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar.
2.1.3 Penerapan Pembelajaran yang Berorientasi pada
Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran
Dalam kegiatan
belajar mengajar pada pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa
diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi,
memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan sebagainya.
Keaktifan siswa ada yang dapat diamati secara langsung seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
megumpulkan data dan lainnya. Namun ada juga yang tidak
dapat diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. Untuk dapat
mengetahui apakah proses pembelajaran memiliki kadar pembelajaran dengan
aktivitas siswa yang tinggi, sedang, rendah, dapat dilihat dari kriteria
penerapan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa
dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajarann, proses pembelajaran
maupun dalam mengevaluasi hasil
pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa akan semakin tinggi.
1.
Kadar pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa
dilihat dari proses perencanaan
a. Adanya keterlibatan
siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
b. Adanya keterlibatan
siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
c. Adanya keterlibatan
siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
d. Adanya keterlibatan
siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
2.
Kadar pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa
dilihat dari proses pembelajaran
a. Adanya keterlibatan
siswa baik secara fisik, mental, emosinal maupun intelektual dalam setiap
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian dan
motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
b. Siswa belajar
secara langsung (experiential learning).
Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui
pengalaman nyata seperti mraba, merasakan, mengoperasikan dan sebagainya.
c. Adanya keinginan
siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
d. Keterlibatan siswa
dalam mencari dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia yang dianggap
relevan dengan tujuan pembelajaran.
e. Adanya keterlibatan
siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan
pertanyaan,berusaha memecahkan masalah selama pembelajaran berlangsung.
f. Terjadinya
interaksi multi arah, baik antara siswa dengan siswa, antara guru dan siswa.
3. Kadar pembelajaran
yang berorientasi pada aktivitas siswa ditinjau dari kegiatan evaluasi
pembelajaran
a. Adanya keteribatan
siswa untuk menggevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
b. Keterlibatan siswa
secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas
tertentu.
c. Kemauan siswa untuk
menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar
yangg diperolehnya.
Dari ciri-ciri
tersebut dapat ditentukan apakah proses pembelajaran yang diciptakan tinggi,
sedang, atau rendah.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi
Pembelajaran yang Berorientasi pada Siswa (PBAS)
Keberhasilan
penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :
1.
Guru
Guru adalah
pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran.
Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan
sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi
bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi
bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan
peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses
belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran,
guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
2.
Peserta didik
Peserta didik
merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi
kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini
dapat dimodifikasi oleh guru.
3.
Tujuan
Tujuan
merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi,
materi, media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi
pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus
dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajran merupakan target yang
ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
4.
Bahan Pelajaran
Bahan
pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa
materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan
dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut
Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam
kegiatan pembelajaran.
5.
Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan strategi
pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
standar proses pembelajaran.
6.
Metode
Metode adalah
satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
7. Sarana belajar
Keberhasilan
implementasi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa juga dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar yang meliputi ruang kelas, setting
tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
8.
Alat
Alat yang
dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat
memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat
berupa suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal
dapat berupa globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.
9.
Sumber Pembelajaran
Sumber
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau
rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar
dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya,
manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
10. Evaluasi
Komponen
evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai
umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi
evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
11. Situasi atau Lingkungan
Lingkungan
sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Lingkungan
yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan
teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut
isi materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan
menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
2.2 Kelebihan dan
Kekurangan Strategi Pembelajaran yang Berorientasi pada Peserta Didik
Strategi pembelajaran sebagai suatu metode untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam penggunaannya tidak selalu cocok dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karenanya strategi tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Berikut ini kelebihan dan kekurangan strategi
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Kelebihan Penggunaan
Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi pada Peserta didik
1.
Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa
ini menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, yaitu bahwa ada
keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, emosional juga aktivitas
intelektual. Dengan tujuan untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
2.
Siswa berperan sebagai subjek pendidikan bukan objek
pendidikan yang harus dijejali dengan berbagai informasi, melainkan siswa
tersebut mengolah informasi tersebut dan mengaplikasikannya atau menghubungkannya
dengan kehidupan. Sehingga melalui pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa ini siswa tidak hanya
dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan
informasi itu untuk kehidupannya. Dan menjadikan siswa adalah subjek yang memiliki
potensi untuk dapat dikembangkan.
3.
Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas siswa guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang
bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi guru berperan
sebagai penunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar. Yang lebih
penting lagi bahwa peran guru adalah memfasilitasi agar siswa belajar.
4.
Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktifitas siswa guru dan siswa sama-sama berperan sebagai subjek belajar yang
membedakan hanyalah tugasnya masing-masing.
5.
Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efisien karena
siswa berpartisipasi dalam kegiatan perumusan tujuan pembelajaran dan
pengambilan kesimpulan.
2.2.2 Kekurangan Penggunaan Strategi
Pembelajaran Yang Berorientasi pada Peserta didik
1.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa aktif dan tidak aktifnya
siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran hanya siswa yang mengetahuinya
secara pasti. Karena keaktifan siswa ada yang dapat diamati secara
langsung seperti mengerjakan tugas,
berdiskusi, megumpulkan data dan lainnya. Namun ada hal yang tidak dapat
diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.
2.
Keberhasilan strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktifitas siswa sangat tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru seperti
kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajar guru. Karena hal-hal tersebut yang sangat menentukan
bagaimana guru bisa menjalankan perannya sebagai penunjuk dan fasilitator
sehingga guru dapat memfasilitasi siswanya untuk belajar. Tanpa hal-hal yang
harus dimiliki oleh guru tersebut dapat dipastikan proses kegiatan pembelajaran
tidak akan berhasil dengan baik.
3.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa penekanan hanya pada proses bukan pada hasil dan
memerlukan waktu yang panjang.
2.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi
pada Peserta Didik
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan
informasi dan kemampuan baru. Ketika berfikir informasi dan kemampuan apa yang
harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi
apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat terwujud secara efektif dan
efisien. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran itu cocok
digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Oleh karenanya dalam
pemilihan strategi pembelajaran terdapat prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan
strategi pembelajaran, adalah sebagai berikut :
1. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem
pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan
siswa, mestilah harus diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Oleh karenanya keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran dapat menentukan suatu strategi
yang harus digunakan guru. Hal ini sering dilupakan guru. Guru yang
senang berceramah, hampir setiap tujuan menggunakan strategi penyampaian,
seakan-akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan strategi yang demikian. Strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
peserta didik sangat cocok digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan pemecahan
masalah, contohnya seperti kegiatan diskusi.
2. Aktivitas
Srategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik ini baik untuk
digunakan karena dasar pertimbangan prinsip aktivitas karena kegiatan
pembelajaran itu bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar
adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan
terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis seperti aktivitas
mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap
siswa yang pura-pura aktif padahal tidak.
3. Individualitas
Dalam proses
pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun dalam
proses pembelajaran tersebut pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang
ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Oleh karena itu, dilihat
dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan
setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin
berkualitas proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa baik
digunakan untuk mengembangkan potensi individualitas dengan menggunakan metode Time Token Arends, karena metode
tersebut menghindari siswa mendominasi pembicaraan dalam kegiatan pembelajaran
dan atau siswa yang diam sama sekali.
4. Integritas
Dalam proses
pembelajaran harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh siswa. Proses
pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa
secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat
merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan
aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa
berkembang secara keseluruhan, seperti mendorong agar siswa dapat menghargai
pendapat orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide orisinil, bersikap
jujur, dan lain-lain. Disamping itu, bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No.
19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan isi
peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan
pembelajaran, sebagai berikut :
a. Interaktif, Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar
bukan hanya sekadar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi
mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Melalui proses interaksi, memunggkinkan kemampuan siswa
akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif, Proses pembelajaran adalah proses inspiratif, yang
memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.berbagai macam informasi
dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati yang bersifat
mutlak, tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau dan
mencobanya.
c. Menyenangkan, Proses pembelajaran adalah proses yang dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa yang dapat terwujud jika siswa terbebas
dari rasa takut, dan menegangkan. Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat
dilakukan dengan, pertama, dengan
menata ruangan yang apik dan menarik,yang memenuhi unsur kesehatan seperti
pengaturan cahaya, adanya ventilasi, serta memenuhi unsur keindahan misalnya
cat tembok yang bersih, bebas dari debu, dan sebagainya. Kedua, melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi,
yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta
gerakan-gerakan guru yang mampu memberikan motivasi belajar siswa.
d. Menantang, Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Kemampuan tersebut dapat
dikembangkan melalui rasa ingin tahu siswa. Apapun yang dilakukan dan diberikan
guru harus dapat merangsang siswa untuk berfikir dan melakukan. Untuk itu dalam
hal-hal tertentu sebaiknya guru memberikann informasi yang “meragukan” sehingga
karena keraguan itulah siswa terangsang untuk membuktikannya.
e. Motivasi, Motivasi adalah aspek yang
sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin
siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi
merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.
Dari pemaparan prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan tersebut diatas strategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik dapat memenuhi
prinsip-prinsip diatas sehingga strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas peserta didik dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang
sifatnya banyak membutuhkan peran serta siswa atau aktivitas siswa seperti
pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah, contohnya diskusi dan lainnya.
2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi
pada Peserta Didik
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada peserta
didik sebagai sebuah strategi pembelajaran yang merupakan suatu perencanaan
memiliki langkah-langkah pelaksanaannya. Berikut ini langkah-langkah
pelaksanaan strategi pembelajaran :
1.
Guru membuka kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal
prapembelajaran, dengan memberikan motivasi kepada siswa.
2.
Guru sedikit menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan
menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Kemudian siswa
berdiskusi dan mencari sumber belajar dan alat pendukung yang berkaitan dengan
kompetensi yang akan dicapai tersebut. Guru juga selalu memotivasi siswa untuk
terus terlibat dan berpartisipasi dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih. Sehingga tidak hanya guru yang merumuskan tujuan pembelajaran, tetapi
siswa juga ikut menentukan dan merumuskan tujuan pembelajaran.
3.
Guru membantu siswa mendefinisikan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan massalah tersebut (menetapkan topic,
tugas, jadwal dll).
4.
Guru dan siswa menyusun tugas-tugas
belajar bersama-sama. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru tetapi
juga siswa. Hal ini dilakukan untuk memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya
manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis
tugas dan batas akhir penyelesaiannya, siswa akan lebih bertangguung
jawab untuk mengerjakannya
5.
Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai masalah yang
sedang didiskusikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
6.
Guru mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran dan
membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan penyelesaian tugas dan membantu
siswa berbagi tugas dengan temannya.
7.
Guru memberikan penjelasan terhadap materi yang sedang
dipelajari dan memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan sebagai partisipasi
aktif siswa. Kemudian siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran tersebut.
2.5 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran Dalam Strategi Pembelajaran Yang
Berorientasi pada Peserta Didik
Upaya pemecahan kasus pembelajaran dalam strategi
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dapat pula disebut sebagai
kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran atau aplikasi
strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya yaitu :
1.
Mendengarkan
dan diskusi
Diskusi
berarti kegiatan pemecahan masalah dengan bertukar pikiran melalui
pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok. Dalam kegiatan diskusi sangat
ditentukan oleh keterampilan mendengarkan.
Contohnya
dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, setelah dalam pertemuan sebelumnya telah
disepakati oleh siswa sekelas yang sudah dibagi menjadi bebarapa kelompok akan melakukan
presentasi dan yang kemudian dilanjutkan diskusikan secara kelompok. Seumpama,
kelompok 1 mendapatkan materi tentang inflasi, setalah kelompok 1 melakukan
presentasi menjelaskan materi tentang inflasi dan kelompok lainnya mendengarkan
serta memperhatikan meteri yang dijelaskan, kemudian melakukan sesi tanya
jawab. Pada sesi tanya jawab inilah terjadi diskusi dan saling bertukar pikiran
melaui pendapat-pendapat setiap anggota kelompok antara kelompok satu dengan
lainnya. Sebagai contoh ada pertanyaan dari anggota kelompok 3, yang menanyakan “apakah di
Indonesia ini sudah efektif mengatasi inflasi dengan kebijakan moneter dan
fiskal saja??” kemudian dari kelompok 1 memberikan pendapatnya tentang hal
tersebut dan selanjutnya moderator tiap kelompok mewakilkan 1 anggotanya untuk
berpendapat. Berikut ilustrasi pendapat tentang pertanyaan kelompok 3 :
Ø Kelompok 1, Jawaban dari kelompok 1 yaitu menurut kami
sudah cukup efektif walaupun nilai mata uang rupiah masih jatuh jika ditukarkan
dengan mata uang negara maju seperti dolar.
Ø Kelompok 4, menyetujui pendapat dari kelompok 1.
Ø Kelompok 5, kurang setuju dengan kelompok 1 dan
menyanggah. Menurut kami kurang efektif, seharusnya nilai mata uang rupiah
tidak jatuh terlalu besar seperti sekarang sudah hampir Rp. 10.000.
Sehingga demikianlah,
upaya pemecahan masalah dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik.
2.
Pembelajaran
dengan metode Think Pair and Share (saling memberi
dan menerima pemikiran-pemikiran melalui saran dan pendapat)
Dalam
pembelajaran ini siswa dan guru saling memberi dan menerima pemikiran-pemikiran
melalui saran dan pendapat. Dalam pembelajaran ini juga menggunakan metode
diskusi.
Contohnya
dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, setelah guru menjelaskan tentang materi
kebutuhan manusia, guru memberikan pertanyaan kepada siswa “kebutuhan menusia
itu terbatas atau tidak terbatas, berikan alasannya?”. Kemudian para siswa
memberikan pendapat-pendapatnya, dari pendapat-pendapat siswa tersebut guru
menerima dan menghargai pendapat dari para siswa, lalu kemudian guru
menjelaskan tentang pertanyaan tersebut.
Sehingga
demikianlah, Pembelajaran dengan metode Think Pair and Share (saling
memberi dan menerima pemikiran-pemikiran melalui saran dan pendapat) dalam
strategi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
3.
Pembelajaran
berdasarkan masalah
Dalam kegiatan
pembelajaran ini guru dan siswa memiliki peran yang sama hanya tugasnya yang
berbeda. Guru dan siswa
bersama-sama menentukan tujuan pembelajaran sampai dengan merumuskan
kesimpulan.
Contohnya
dalam pembelajaran pelajaran ekonomi, pada awal pembelajaran guru memberikan
sebuah masalah kepada siswa yaitu tentang materi kelangkaan. Guru memberikan
pertanyaan “indonesia adalah negara yang subur dan kaya SDA, akan tetapi
mengapa masih sering terjadi berbagai kelangkaan?” setelah siswa yang dibimbing
guru melakukan diskusi tentang pertanyaan tersebut dan para siswa mengemukakan
pendapatnya. Setelah itu guru memberikan kesimpulan dari diskusi tersebut.
Sehingga
demikianlah, Pembelajaran berdasarkan masalah dalam
strategi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
kajian yang membahas tentang Strategi Pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa tersebut, peserta didik
menjadi subjek pembelajaran karena yang menjadi sasaran pembelajaran adalah
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Partisipasi atau aktivitas siswa
tersebutlah yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Aktivitas siswa
yang dimaksud bukan hanya aktivitas fisik, mental, namun juga termasuk
aktivitas emosional dan intelektual sehingga aktivitas siswa tersebut adalah
secara optimal. Hal tersebut juga dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang
seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotor).
DAFTAR
PUSTAKA
thanks ya, ijin copas hehe. padahal udah 2019 tapi sub bab nya masih sama persis. #ampibi
BalasHapus