Senin, 27 April 2015

Tugas Proposal Penelitian

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN AKTIVITAS BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA
SMA NEGERI 3 METRO SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014






Oleh :
FAJRI ARIF WIBAWA
NPM. 11210082




UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................  i
DAFTAR ISI ............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ...........................................................................  1
B.     Pembatas Masalah ....................................................................................  9
C.     Rumusan Masalah ....................................................................................  9
D.    Tujuan Penelitian .....................................................................................  10
E.      Kegunaan Penelitian ...............................................................................  10
F.      Asumsi Penelitian ....................................................................................  11
G.    Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................  12
H.    Definisi Operasional Variabel .................................................................  12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Kecerdasan Emosional............................................................................. 15
B.     Aktivitas Belajar ......................................................................................  22
C.     Hasil Belajar ............................................................................................  25
D.    Kerangka Pikir dan Paradigma ................................................................  33
E.     Hipotesis ..................................................................................................  37
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Perencanaan Penelitian ............................................................................  38
B.     Jenis-jenis Variabel Penelitian .................................................................  39
C.     Populasi dan Sampel ...............................................................................  40
D.    Instrumen Penelitian ................................................................................  41
E.     Teknik Pengumpulan Data ......................................................................  44
F.      Teknik Analisis Data ...............................................................................  46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seutuhnya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, pembangunan sudah selayaknya memperhatikan aspek-aspek sumber daya manusia selain aspek sumber daya lainnya, sehingga manusia tidak hanya dianggap sebagai sarana pembangunan tetapi juga sebagai pelaksanaan atau subjek pembangunan.
Keberhasilan suatu pembangunan sangat ditentukan oleh keberhasilan di dalam merencanakan dan membangun sumber daya manusia yang erat hubungannya dengan pembangunan dibidang pendidikan. Untuk itu, di dalam pembangunan pendidikan merupakan usaha pembangunan seumber daya manusia yang dilaksanakan secara menyeluruh, terarah, dan terpadu sehingga kualitas sumber daya manusia itu sendiri dapat diakselerasikan dengan sesuatu yang dibutuhkan oleh sektor pembangunan.
Sesuai ketetapan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat baik melalui pendidikan formal, non formal, maupun in formal”.
Lembaga Pendidikan Formal adalah semua bentuk pendidikan yang diadakan di sekolahan atau tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu, serta berlangsung dari mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, berdasarkan aturan resmi yang ditetapkan. Pada umunya lembaga pendidikan formal adalah tempat pendidikan yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Lembaga Pendidikan Non Formal atau pendidikan luar sekolah adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan terencana di luar kagiatan persekolahan, bidang pendidikan non formal meliputi : Pendidikan Masyarakat, Keolahragaan, Pembinaan Generasi Muda.
Pendidikan In Formal adalah pendidikan yang berlangsung di luar sekolah yang tidak terorganisir ketat, tidak terbatas waktu dan tanpa evaluasi. Pendidikan in formal ini terutama berlangsung di tengah keluarga, namunmungkin jugaberlangsung di lingkungan sekitar seperti pasar, terminal, tempat bermain, taman dan sebagainya.
Pendidikan merupakan peranan penting, karena melalui pendidikan inilah akan dihasilkan manusia yang terampil dan berkualitas. Pendidikan juga merupakan kebutuhan bagi manusia, karena dengan pendidikan manusia memperoleh kesejahteraan hidupnya, dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat menciptakan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara, hal ini dinyatakan dalam pasal 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan nasional tersebut  dapat dicapai melalui pendidikan yang bermutu dengan memberikan kesempatan kepada peseta didik dalam mengembangkan potensi dirinya dengan penyediaan sarana pembelajaran yang dapat mendukung hal tersebut. Proses pembelajaran yang berkualitas atau bermutu serta penyediaan lingkungan belajar yang memadai harus disediakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang pendidikan.
Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya: tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, proses pembelajaran, metode pembelajaran, alat, sumber belajar, media pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penentuan tujuan pembelajaran ini penting karena berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kenyataan masih banyak guru yang melaksanakan proses pembelajaran yang belum membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP,  atau membuat RPP jika sudah ditanyakan oleh kepala sekolah atau wakil kurikulum.
Proses pembelajaran merupakan interaksi pembelajaran yang terjadi ketikan proses pembelajaran berlangsung. Interaksi pembelajaran terjadi secara maksimal bila terjadi antara guru dengan semua peserta didik, antara peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan bahan dan media pembelajaran, bahkan peserta didik dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bersama. Dalam kenyataan interaksi pembelajaran yang terjadi hanya berlangsung antara guru dan murid atau  masih konvensional.
Metode pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran metode pembelajaran sangat diperlukan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan baik, karena itu penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi sangat diperlukan dalam proses  pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kenyaatan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru masih menggunakan metode monoton dan tidak variatif.
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut yaitu pengetahuan, emosional, pengertian, hubungan sosial, kebiasaan, jasmani, ketrampilan, etis atau budi pekerti, apresiasi, dan sikap.
Tingkat keberhasilan belajar siswa di sekolahan dipengaruhi oleh berbagai banyak hal, salah satunya adalah kecerdasan emosional siswa yang sewaktu-waktu dapat berubah dan akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa di sekolah.
Cooper dan Sawaf, menyatakan bahwa “emosi manusia adalah wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri tersembunyi dan sensasi emosi”. Dari dua kutipan tersebut dapat dipahami bahwa kecerdasan emosional berasal dari kata emosi yang artinya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang manusia, emosi berarti perasaan dari lubuk hati, naluri tersembunyi, dan sensasi emosi. Kecerdasan emosional sangat dipengeruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanan sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman (”Learning may be difined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”).
Hampir senada dengan pendapat di atas, Howard L. Kingsley menyatakan sebagai berikut: “Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training” {Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan}.
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Menurut Winarno Surakhmad (1980), belajar dapat dipandang sebagai hasil, sebagai proses dan sebagai sebuah fungsi. Belajar dipandang sebagai hasil bilamana guru terutama hanya melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif. Yang diperhatikan adalah menampaknya sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang dipelajari. Adapun belajar dipandang sebagai proses dimaksudkan adalah sebagai proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai sesuatu tujuan. Yang diperhatikan adalah pola-pola tingkah laku selama pengalaman belajar itu berlangsung. Selanjutnya, belajar dipandang sebagai fungsi dimaksudkan adalah bilamana perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang menentukan atau yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku manusia di dalam pengalaman edukatif.
Kecerdasan emosional adalah suatu cara baru untuk membesarkan anak. Ketertarikan banyak orang pada kecerdasan emosional memang dimulai dari perannya dalam membesarkan dan mendidik anak, tetapai selanjutnya orang menyadari pentingnya konsep ini, baik di lapangan kerja maupun dihampir semua tempat lain yang mengharuskan manusia saling berhubungan termasuk dalam belajar. Untuk mengetahu kecerdasan emosional seorang siswa, bukan dilihat dari kepintaran siswa saja melainkan seorang guru terlebih dahulu harus mampu memehami karakteristik pribadi dari setiap diri siswa tersebut. Kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memenatau perasaan dan emosi, baik diri sendiri maupun orang lain.
Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam belajar. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa  utnuk belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yaitu faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri, seperti minat, bakat, kemauan, sikap, motivasi, pembawaan dan kematangan. Faktor eksogen yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak, seperti faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.
Emosi dan aktivitas yang manjadi sorotan utama dalam hal ini menjadi pemula lancarnya proses kagiatan pembelajaran di sekolah. Karena tingkat emosi dan aktivitas seorang siswa menjadi awal ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru, tingkat pemehaman siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan, hingga hasil belajar yang akan diperleh siswa. Dengan memperhatikan emosi dan aktivitas belajar siswa sebelum dan ketika pembelajaran dilaksanakan, diharapkan mempu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Hasil belajar adalah penilaian tingkat penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai pada periode tertentu.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SMA Negeri 3 Metro kelas XI, penulis dapat melihat langsung bahwa peran guru dalam memperhatikan emosional dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung memberikan sumbangsih besar terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Setiap aktivitas yang dilakukan siswa di kelas maupun di luar kelas sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, ini akan sangat berdampak terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran berlangsung. Di sinilah peran guru sangat diperlukan guna memperbaiki emosi siswa yang terbentuk sebelum proses pembelajaran, supaya siswa kembali siap dan tertarik menerima materi pelajaran. Guru perlu melakukan refleksi berupa permainan maupun sekedar tukar pikiran atau senda gurau dengan siswa untuk menjalin keharmonisan hubungan siswa dengan guru, ini akan sangat bermanfaat karena dengan jalinan yang baik antara siswa dengan guru akan memotivasi siswa kembali siap dan tertarik menerima materi pelajaran.
Pada kenyataannya tidak semua berhasil melalui proses pembelajaran yang dilakukan, dengan kata lain tidak semua siswa dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dalam kurikulum 2013 dijelaskan bahwa ketuntasan hasil belajar dikatakan baik apabila hasil belajar yang dicapai oleh siswa mencapai 70 atau lebih.
Kriteria tuntas dan tidak tuntas tersebut didasarkan atas ketetapan KKM mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Negeri 3 Metro yaitu sebesar 70. adapun indikator penetapan kriteria ketuntasan minimum (KKM) tersebut adalah antake, kompleksitas dan daya dukung. Intake merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Kompleksitas berkaitan dengan kekomplekan dari materi pelajaran, dan daya dukung berhubungan dengan sumber belajar yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di SMA Negeri 3 Metro, hasil belajar yang dicapai oleh para siswa umumnya belum mencapai hasil yang maksimal. Dibawah ini disajikan tabel kecerdasan emosional yang berupa memotivasi diri, ketahanan dalam mengahadapi nafsu yang negatif, yang dalam hal ini berupa minat minat siswa dalam pengerjakan tugas, tabel aktivitas belajar siswa yang dilihat dari kehediran siswa dan data hasil mid semester kelas XI mata pelajaran ekonomi semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tabel 1.     Kecerdasan emosional yang berupa memotivasi diri, ketahanan dalam mengahadapi nafsu yang negatif, yang dalam hal ini berupa minat minat siswa dalam pengerjakan tugas kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil
No.
Pengerjaan Tugas
(semangatnya)
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
(%)
1.
71-100%
Tinggi
7
19,4
2.
31-70%
Sedang
12
33,3
3.
<30%
Rendah
17
47,3
Jumlah
36
100
Sumber :    Dokumen guru mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014
                 
Dari tabel kecerdasan emosional yang berupa memotivasi diri, ketahanan dalam mengahadapi nafsu yang negatif, yang dalam hal ini berupa minat minat siswa dalam pengerjakan tugas yang rajin mencapai 19,4%. Dengan demikian kecerdasan emosional yang berupa memotivasi diri, ketahanan dalam mengahadapi nafsu yang negatif, yang dalam hal ini berupa minat minat siswa dalam pengerjakan tugas kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil kurang baik.

Tabel 2. Aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester ganjil
No.
Kehadiran
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
(%)
1.
24-26
Tinggi
22
61,1
2.
20-23
Sedang
9
25
3.
<20
Rendah
5
13,9
Jumlah
36
100
Sumber :    Dokumen absensi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel aktivitas belajar siswa di atas dapat dilihat siswa yang aktif dalam belajar mencapai 61,1%. Dengan demikian aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil cukup baik.
Tabel 3. Data hasil Mid Semester pelajaran ekonomi kelas kelas XI SMA Negeri 3 Metro Semester ganjil SMA Negeri 3 Metro
No.
Hasil Mid Semester
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
(%)
1.
 70
Tuntas
13
36,1
2.
<70
Belum Tuntas
23
63,9
Jumlah
36
100
Sumber :    Data Hasil Pra Survey di  SMA Negeri 3 Metro Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014

Dari data di atas nampak bahwa dari 36 siswa ada 13 siswa atau 36,1 siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar, sedangkan hasil belajar yang diharapkan tuntas di SMA Negeri 3 Metro belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum (KKM) >70.
Dari data prasurvey yang dilakukan oleh penulis ditenukan sebuah permasalahan yaitu masih banyaknya siswa yang belum tuntas belajar ekonomi kelas IX SMA Negeri 3 Metro, sehingga penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian.
B.     Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi pada latar belakang masalah dan agar penelitian ini tidak menyimpang jauh dari permasalahan yang akan diteliti, serta untuk menghindari penafsiran yang salah, maka peneliti membatasi permasalahannya. Adapun pembatasan masalah penelitiannya adalah penelitian yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri 3 Metro tahun 2013.
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan permasalahan yaitu masih banyaknya siswa yang belum tuntas belajar ekonomi kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
2.      Apakah terdapat pengaruh yang positif aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
3.      Apakah terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka penulis mengangkat judul:
“Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014”
D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.      Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.      Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
E.     Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis praktis, dan umum, meliputi:
1.      Kegunaan  Teoritis
Hasil dari penelitian ini merupakan keberhasilan salah satu bagian atau elemen  atau kawasan dalam ilmu pendidikan yaitu kawasan pemanfaatan dalam hal ini adalah pemanfaatan pengetahuan emosional dan aktivitas belajar siswa dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa.
2.      Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bagi guru dalam rangka peningkatan kegiatan proses pembelajaran khususnya pada guru ekonomi dengan lebih mengoptimalkan pengetahuan tentang kecerdasan emosional dan aktivitas belajar siswa saat atau sebelum melakukan proses pembelajaran serta memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan tingkat perkembangan siswa.
3.      Kegunaan Umum
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak yang berkepentingan  agar dapat melihat kecerdasan emosional dan aktivitas belajar peserta didik  dalam proses pembelajaran baik.
F.     Asumsi Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar ini merupakan suatu gambaran sangkaan, perkiraan, satu pendapat atas kesimpulan menurut pendapat sementara, atau suatu teori sementara yang belum dibuktikan. Suharsimi Arikuntoro (2006:65) bahwa asumsi atau anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.
Dengan demikian, keputusan tentang masalah merupakan suatu asumsi bagi seorang peneliti sebelum dikukuhkan dengan hasil penelitian. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang kebenaran suatu fakta yang tidak perlu dibuktikan lagi.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini mencangkup dua variabel yaitu veriabel bebas yaitu kecerdasan emosional siswa dan aktivitas belajar siswa dan variabel terikat yaitu hasil belajar. Dalam penelitian ini peneliti memberi asumsi bahwa kecerdasan emosional siswa dan aktivitas belajar siswa berpengaruh  terhadap hasil belajar siswa yang dapat diukur dengan melakukan penelitian langsung di kelas.
G.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Objek penelitian ini adalah:
a.       Kecerdasan Emosional (X.1)
b.      Aktivitas Belajar (X.2)
c.       Hasil Belajar (Y)
2.      Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro
3.      Sifat penelitian ini adalah pengaruh (influence)
4.      Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 3 Metro
5.      Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaran 2013/2014
H.    Definisi Operasional Veriabel
1.      Kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat merasakan, memahami, memotivai diri, menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dimana kecerdasan emosional mencangkup lima aspek diantaranya sebagai berikut:
a.       Kemampuan mengendalikan diri
b.      Kemampuan mengelola emosi
c.       Kemampuan memotivasi diri
d.      Kemampuan mengenali emosi orang lain
e.       Kemampuan membina hubungan dengan orang lain
2.      Aktivitas belajar adalah kesediaan atau kemauan seorang siswa didalam mengikuti suatu mata pelajaran dalam merealisasikan pemahaman-pemahaman, emningkatkan kemampuan ketrampilan sehinggamemperoleh hasil belajar yang diinginkan. Dalam hal ini aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan emosional siswa adalah:
a.             Minat
b.            Membedakan
c.             Berani
d.            Tenang
3.      Hasil belajar merupakan penilaian tingkat penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai pada periode tertentu. Tingkat pengetahuan yang dicapai siswa terhadap materi yang diterima ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tingkat keberhasilan siswa juga dapat diukur dari seberapa besar nilai yang diperoleh daru suatu pelajaran yang telah ia tempuh.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kecerdasan Emosional
1.      Pengertian Kecerdasan Emosional
Dalam http://eprints.uny.ac.id/8651/3/bab%202%20-%2007104244022.pdf  yang diakses pada 20 Oktober 2013
Kecerdasan ekosional (emotional intelligence) pertama kali dilontarkan tahun 1990 oleh Pter Salovy dari Harverd University dan John Mayer dari University of New Hampshire. Sebelumnya Gardner (Goleman, 2009:51-53) mengemukakan 8 kecerdasan pada manusia (kecerdasan majemuk). Menurut Goleman (2009:50) menyatakan bahwa kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Gardner adalah manisfestasi dari penolakan akan pandangan intelektual quotient (IQ). Salovey (Goleman, 2009:57), menempatkan kecerdasan pribadi dari Gardner sebagai definisi dasar dari kecerdasan emosional. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi. Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi individu pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik.
Goleman (2009:45) menyatakan:
“Kecerdasan emosi merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang lain”
Hal senada juga diungkapkan oleh Cooper dan Sawaf (dalam Darmasyah 2011:123), menyatakan bahwa “emosi manusia adalah wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri tersembunyi dan sensasi emosi”. Dari dua kutipan tersebut dapat dipahami bahwa kecerdasan emosional berasal dari kata emosi yang artinya suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang manusia, emosi berarti perasaan dari lubuk hati, naluri tersembunyi, dan sensasi emosi. Kecerdasan emosional sangat dipengeruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanan sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.
Mayer dan Salovey (Makmun Mubayidh 2006:15) mendefinisikan bahwa:
“Kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya”.
Sejalan dengan itu, Robert dan Cooper (Ary Ginanjar Agustian, 2001:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, emosi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Individu yang mampu memahami emosi individu lain, dapat bersikap dan mengambil keputusan dengan tepat tanpa menimbulkan dampak yang merugikan kedua belah pihak. Emosi dapat timbul setiap kali individu mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa dan menimbulkan gejolak dari dalam. Emosi yang dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan dalam berbagai bidang karena pada waktu emosi muncul, individu memiliki energi lebih dan mampu mempengaruhi individu lain. Segala sesuatu yang dihasilkan emosi tersebut bila dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,mempengaruhi orang lain dan menciptakan hal-hal baru.
Menurut Shapiro (2001:5) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan suatu fungsi jiwa yang melibatkan kemampuan memantau intensitas perasaan atau emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Individu memiliki kecerdasan emosional tinggi memiliki keyakinan tentang dirinya sendiri, penuh antusias, pandai memilah semuanya dan menggunakan informasi sehingga dapat membimbing pikiran dan tindakan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotivasi diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, mampu memahami perasaan orang lain dengan efektif, dan mampu mengelola emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik.
2.      Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Sampai sekarang belum ada alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang. Walaupun demikian, ada beberapa ciri-ciri yang mengindikasi seseorang memiliki kecerdasan emosional. Goleman (2009:45) menyatakan bahwa secara umum ciri-ciri seseorang memiliki kecerdasan emosi adalah mampu memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir serta berempati dan berdoa. Lebih lanjut Goleman (2009:58) merinci lagi aspek-aspek kecerdasan emosi secara khusus sebagai berikut:
a.       Mengenali emosi diri, yaitu kemampuan individu yang berfungsi untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu, mencermati perasaan yang muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya menandakan bahwa orang berada dalam kekuasaan emosi. Kemampuan mengenali diri sendiri meliputi kesadaran diri.
b.      Mengelola emosi, yaitu kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena kegagalan ketrampilan emosi dasar. Orang yang buruk kemampuan dalam ketrampilan ini akan terus menerus bernaung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar akan dapat bangkit kembali jauh lebih cepat. Kemampuan mengelola emosi meliputi kemampuan penguasaan diri dan kemampuan menenangkan kembali.
c.       Memotivasi diri sendiri, yaitu kemampuan untuk mengatur emosi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan sangat penting untuk memotivasi dan menguasai diri. Orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam upaya apapun yang dikerjakannya. Kemampuan ini didasari oleh kemampuan mengendalikan emosi , yaitu menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Kemampuan ini meliputi: pengendalian dorongan hati, kekuatan berfikir positif dan optimis.
d.      Mengenali emosi orang lain, kemampuan ini disebut empati, yaitu kemampuan yang bergantung pada kesadaran diri emosional, kemampuan ini merupakan ketrampilan dasar dalam bersosial. Orang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang atau dikehendaki orang lain.
e.       Membina hubungan. Seni membina hubungan sosial merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain, meliputi ketrampilan sosial yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antar pribadi.
Sedikit berbeda dengan pendapat Goleman, menurut Tridhonanto (2009:5) aspek kecerdasan emosi adalah:
a.       Kecakapan pribadi, yakni kemampuan mengelola diri sendiri.
b.      Kecakapan sosial, yakni kemampuan menangani suatu hubungan.
c.       Keterampilan sosial, yakni kemampuan menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain.
Aspek aspek kecerdasan emosi yang dikemukakan Goleman setelah peneliti kaji lebih jauh merupakan jabaran dari pendapat Al Tridhonanto. Dalam kecakapan pribadi menurut Al Tridhonanto terdapat aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Goleman yaitu; mengenali emosi diri, mengelola emosi diri dan memotivasi diri sendiri . Kemudian dalam kecakapan sosial menurut Al Tridhonanto juga terdapat aspek kecerdasan emosi menurut Goleman yaitu mengenali emosi orang lain. Sedangkan ketrampilan social menurut Al Tridhonanto terdapat aspek kecerdasan emosi menurut Goleman yaitu membina hubungan.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini menggunakan aspek-aspek dalam kecerdasan emosi dari Goleman yang meliputi: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dikarenakan aspek aspek menurut Goleman mencakup keseluruhan dan lebih terperinci.

3.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi individu menurut Goleman (2009:267-282), yaitu:
a.       Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua adalah subyek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan emosi ini dapat diajarkan pada saat anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Kehidupan emosi yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak di kemudian hari, sebagai contoh: melatih kebiasaan hidup disiplin dan bertanggung jawab, kemampuan berempati, kepedulian, dan sebagainya. Hal ini akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi permasalahan, sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik dan tidak memiliki banyak masalah tingkah laku seperti tingkah laku kasar dan negatif.
b.      Lingkungan non keluarga. Dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan penduduk. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang lain. Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam bentuk pelatihan diantaranya adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan yang lainnya.
Menurut Le Dove (Goleman 1997:20-32) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:
a.       Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang disebut juga neo konteks). Sebagai bagian yang berada dibagian otak yang mengurusi emosi yaitu system limbik, tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang.
Ø  Konteks. Bagian ini berupa bagian berlipat-lipat kira kira 3 milimeter yang membungkus hemisfer serebral dalam otak. Konteks berperan penting dalam memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Konteks khusus lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar peredam yang memberi arti terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu.
Ø  Sistem limbik. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan implus. Sistem limbik meliputi hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat disimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada otak.
b.      Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis. Secara fisik terletak dibagian otak yaitu konteks dan sistem limbik, secara psikis diantarnya meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non keluarga.
Berdasarkan uraian di atas, acuan indikator kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.      Kemampuan mengendalikan diri
2.      Kemampuan mengelola emosi
3.      Kemampuan memotivasi diri
4.      Kemampuan mengendalikan emosi orang lain
5.      Kemampuan membina hubungan dengan orang lain
B.  Aktivitas Belajar
1.      Pengertian Aktivitas Belajar
Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar sebagai berikut. Sntrock dan Yussen (Sugihartono, 2007: 74) mengemukakan bahwa belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Sugihartono (2007: 74) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Slameto (2003: 2) mengemukakan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Morgan (Ngalim Purwanto, 2002: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) mengemukakan belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan definisi belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Hafiah (2010:23) berpendapat bahwa, ”Aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani, rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor”.
Pendapat di atas didukung oleh Karwono (2010:19) bahwa:
Belajar pada hakikatnya merupakan proses atau kegiatan atau aktivitas. Seseorang dikatakan belajar jika di dalam dirinya terdapat aktivitas, baik aktivitas fisik maupun nono fisik seperti emosi dan aspek mental yang lain. Makin banyak keterlibatan aktivitas individu dalam belajar maka kadar belajar akan semakin tinggi, aktivitas mental dan pikiran serta emosional.

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah setiap kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yaitu perubahan pengetahuan dan ketrampilan pada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar. Dalam belajar terjadi dua proses yaitu perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar dan interaksi dengan lingkungannya baik berupa pribadi, fakta dan sebagainya. Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedric (Sardiman, 2011: 101) adalah sebagai berikut:
a.       Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b.      Oral Activities, seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi.
c.       Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d.      Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin.
e.       Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
f.       Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.
g.      Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
h.      Emotional Activities, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, berani, tenang.
Berdasarkan uraian di atas, acuan indikator aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.      Minat
2.      Membedakan
3.      Berani
4.      Tenang
C.    Hasil Belajar
1.      Pengertian Hasil Belajar
Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Hasil belajar setiap individu dipengaruhi oleh belajar siswa. Muhabbibin Syah (2003: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.
a.       Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis.
Ø  Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra.
Ø  Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
b.      Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
Ø  Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat.
Ø  Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Dengan demikian guru harus memperhatikan perbedaan individu dalam memberikan pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani siswa sesuai dengan kondisinya untuk menunjang keberhasilan belajar. Hal tersebut dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik, satu dengan yang lainnya berbeda.
Setelah mengetahui pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhinya, maka akan dikemukakan apa itu hasil belajar. Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Suratinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Syaiful Bahri Djamarah (1996:23) mengungkapkan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Eko Putro Widoyoko (2009:1), mengemukakan bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non-tes. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran.
Benyamin Bloom (Nana Sudjana , 2010: 22-31) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
1.      Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
a.       Pengetahuan
b.      Pemahaman
c.       Aplikasi
d.      Analisis
e.       Sintesis
f.       Evaluasi
2.      Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut.
a.       Reciving/ attending (penerimaan)
b.      Responding (jawaban)
c.       Valuing (penilaian)
d.      Organisasi
e.       Karakteristik nilai atau internalisasi nilai
3.      Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:
a.       Gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
b.      Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c.       Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain;
d.      Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan;
e.       Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;
f.       kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tohirin (2006:155) mengungkapkan seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Suharsimi Arikunto (2007: 121) mengungkapkan ranah kognitif pada siswa SD yang cocok diterapkan adalah ingatan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk analisis, sintesis, baru dapat dilatih di SMP dan SMA dan Perguruan Tinggi secara bertahap sesuai urutan yang ada. Pengetahuan atau ingatan merupakan proses berfikir yang paling rendah, misalnya mengingat rumus, istilah, nama-nama tokoh atau nama-nama kota. Kemudian pemahaman adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan, misalnya memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Sedangkan aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Menerapkan abstraksi yaitu ide, teori atau petunjuk teknis ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, model atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai dalam periode tertentu. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 23). Dalam pembatasan hasil pembelajaran yang akan diukur, peneliti mengambil ranah kognitif pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2) dan analisis (C4).
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalamn pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a.       Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b.      Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
c.       Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d.      Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e.       Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
f.       Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a.       Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b.      Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Hal senada juga dikemukakan oleh Karwono dan Heni Mularsih (2010:36dan39) yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yang melakukan belajar adalah sebagai berikut:
a.       Faktor interbal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang yang melakukan belajar. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis (keadaan jasmani seseorang)  dan faktor psikologis yang meliputi itelegensi, emosi, bakat, motivasi, perhatian, dan daya nalar.
b.      Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang melakukan belajar. Faktor yang berada di luar diri seseorang sering juga disebut dengan faktor  lingkungan, dimana lingkungan dapat diklesifikasikan ke dalam berbagai bentuk, diantaranya :
Ø  Lingkungan fisik yang terdiri atas: geografis, sekolah, pasar, dan sebagainya.
Ø  Lingkungan psikis yang meliputi: aspirasi, harapan-harapan, cita-cita dan sebagainya.
Ø  Lingkungan personal yang meliputi: teman sebaya, orang tua, guru, tokoh masyaraka dan sebagainya.
Ø  Lingkungan nonpersonal yang meliputi: rumah, peralatan, pepohonan, gunung dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal meliputi itelegensi, emosi, bakat, motivasi, perhatian, dan daya nalar dan faktor eksternal yang dapat diklasifikasikan lagi menjadi lingkungan fisik, lingkungan psikis, lingkungan personal, dan lingkungan nonpersonal. Dengan demikian diharapkan guru dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut dan memanfaatkannya guna faktor pendukung keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran bukan sebaliknya justru sebagai faktor penghambat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran sering kali di ukur melelui ”hasil” yang dicapai seorang siswa dari pembelajaran yang telah dilakukan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa didalam menilai ”hasil” haruslah cermat dalam memperhatikan ”proses”, karena dalam proses inilah siswa melakukan berbagai aktivitas pembelajaran. Dalam proses ini siswa dapat dipantau keaktifannya serta keikutsertaannya sehingga siswa dapat memperoleh berbagai informasi dan masukan yang lebih komprehensif. Guru akan lebih mudah untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai siswa melalui pemantauan secara berkesinambungan. Jika sudah demikian maka akan labih baik apabila suatu proses pembelajaran tersebut berorientasi pada ”proses” dan ”hasil”.
D.    Kerangkan Pikir dan Paradigma
1.      Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah suatu konsep yang berisikan hubungan antara variabel bebas dan veriabel terikat dalam memberi jawaban sementara dari permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel bebas yairu Kecerdasan Emosional (X1) dan Aktivitas Belajar (X2) serta variabel terikat yaitu Hasil Belajar (Y).
Dimana kerangka pikir dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.       Kerangka Anggapan Dasar
Kerangka anggapan dasar adalah gambaran secara umu tentang indikator penelitian serta faktor yang terkait didalamnya yang menjadi pokok permasalahan.
Oval: X1Kerangka anggapan dasar dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


 












Keterangan
X1       : Kecerdasan Emosional
X2      : Aktivitas belajar
X1.1    : Kemampuan mengenali diri
X2.1   : Minat
X1.2    : Kemampuan mengelola diri
X2.2   : Membedakan
X1.3    : Kemampuan memotivasi diri
X2.3   : Berani
X1.4    : Kemempuan mengenali emosi
              orang lain
X2.4   : Tenang
Y        : Hasil Belajar
X1.5    : Kemampuan membina hubungan
              dengan orang lain



b.      Kerangka Analitik
Kerangka analitik merupakan pemikiran untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan dan dapat mempengaruhi hasil belajar.
Oval: X1.1Kerangka analitik dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:



 








































               
2.      Paradigma
Menurut sugiono (2012:42) bahwa ”paradigma adalah pola pikir yang menunjukkan antara variabel yang akan diteliti dan sekaligus mencerminkan jumlah rumusan hipotesis dan teknik analisi yang akan dugunakan”.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan suatu gambaran yang saling berhubungan antar variabel dalam penelitian.
Tujuan Pembelajaran
 
Dalam hal ini dapat digambarkan paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:








Gambar 3. Paradigma
 
 




































E.     Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu masalah penelitian, dimana masalah tersebut ditolak bila tidak sesuai dengan penelitian dan akan diterima jika fakta dibenarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2012:96) mengatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang akan diuji kebenaranya dalam penelitian ini adalah:
1.      Terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.      Terdapat pengaruh yang positif aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.      Terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Perencanaan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat pengaruh, yang mengkaji pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini mencari pengaruh antara kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi, dengan menggunakan metode angket sebagai metode dalam pengumpulan data.
Langkah awal dalam penelitian ini adalah menentukan objek yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Langkah berikutnya adalah menentukan populasi dan sampel untuk menentukan batasan kajian yang dilakukan setelah sampel ditentukan, dilanjutkan dengan membuat kisi-kisi angket untuk membuat data tentang kecerdasan emosional dan ektivitas belajar. Kemudian angket dilakukan regresi linier multiple untuk mengetahui tingkat keajekan dari angket itu sendiri. Angket yang tersusun dan sudah dilakukan kepada sampel yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
Setelah dilakukan penyekoran pada angket maka langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan hasil belajar ekonomi pada semester ganjil. Kelanjutannya adalah menganalisis data untuk pengujian hipotesis untuk mendapatkan kesimpulan yaitu terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan ektivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI semester genap SMK Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Menentukan sampel penelitian
2.      Menyusun angket sesuai dengan indikator
3.      Melakukan uji coba angket diluar sampel
4.      Setelah angket diuji cobakan hasilnya valid kemudian beru dibagikan kepada sampel yang akan diteliti
5.      Setelah data diperoleh maka dilakukan penyekoran dan data diolah menggunakan rumus yang telah ditetapkan.
B.     Jenis-jenis Variabel Penelitian
Veriabel merupakan gejala atau  peristiwa yang memiliki variasi nilai. Menurut Sugiono (2012:38) berpendapat bahwa ”Variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara yang satu dengan yang lain”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan konsep-konsep yang dapat diukur dan dinilai. Variabel itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Kelompok Variabel Penelitian
1.      Variabel bebas (Independent Variabel)
Yang menjadi variabel bebas adalah veriabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya veriabel dependen/ terikat (Sugiono 2012:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X1) dan aktivitas belajar (X2).
2.      Veriabel terikat (Dependend Veriabel)
Yang menjadi variabel terikat adalah veriabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono 2012:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hadil belajar ekonomi (Y).
C.    Populasi dan Sempel
1.      Populasi
Populasi adalah sekelompok orang yang akan dijadikan objek pengamat. Menurut Sugiono (2012:80) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI semester ganjil SMA Negeri 3 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 3 kelas, dengan jumlah 106 siswa dengan rincian sebagai berikut:
a.       XI IPS 1 sebanyak 36 siswa
b.      XI IPS 2 sebanyak 35 siswa
c.       XI ISP 3 sebanyak 35 siswa
2.      Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diselidiki dan diharapkan dapat mewakili secara keseluruhan dari populasi yang ada. Menurut Arikunto (2006:112) bahwa ”untuk sekedar ancer-ancer maka apabila sebjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjek besar atau lebih dari 100 dapat di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Sampel merupakan sejumlah individu yang ditunjuk mewakili populasi dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampeling porposive yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu, peemilihan kelas yang menurut peneliti sesuai dan yang pas untuk menjadi sampel untuk mewakili populasi dengan jalan observasi terlebih dahulu. Dari kutipan tersebut, dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan sampel yaitu dengan menuliskan kelas dan jumlah siswa untuk kemudian diobservasi dan dijadikan sebagai sampel penelitian. Sehingga diperoleh bahwa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 35 siswa sebagai sampel dalam penelitian.
Terpilihnya kelas XI IPS 2 sebagai sampel penelitian oleh peneliti, karena di kelas tersebut yang paling seimbang antara murid yang aktif dan kurang aktif dibanding dengan kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 3. Setelah peneliti melakukan observasi di 3 kelas tersebut, peneliti dapat melihat bahwa kelas XI IPS 1 banyak terdapat siswa yang aktif, kelas XI IPS 2 seimbang dan kelas XI IPS 3 terlampau hanya siswa-siswa tertentu yang mendominasi. Sehingga untuk terjaminnya hasil penelitian tentang kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar siswa, maka dipilihlah kelas XI IPS 2 sebagai sampel karena terdapat keseimbangan antara siswanya. 
D.    Instrumen Penelitian
1.      Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:92) menyatakan bahwa ”Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala”.
Menurut Nana Syaodih (2007:233) menyatakan bahwa untuk meneliti kuantitatif teknik pengumpulan data yang bisa dilakukan adalah angket (questionnsire), wawancara (interview), observasi (observation), studi dokumenter (dokumentary study), tes (test) dan skala (rating scale). Dalam penelitian kuantitatif, baik angket, wawancara, observasi, maupun studi dokumenter, umunya dapat digunakan bentuk suatu firmat instrumen: katergori, skala, ordinal, skala interval, skala rasional dan checklis.
Maka dalam penelitian ini digunakan skala interval. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2010:151) menyatakan bahwa skala interval adalah ukuran yang menunjukkan adanya jarak antara dua gejala atau lebih. Bentuk instrumen yang akan digunakan peneliti adalah memberikan pertanyaan yang alternatif jawabannya memiliki standar tertentu, peneliti tetapkan bahwa instrumen tes terdiri dari instrumen kecerdasan emosional sebanyak 20 dan aktivitas belajar sebanyak 15, pertanyaan dengan 3 elternatif jawaban. Skala penilaian yang mempunyai bobot skor sebagai berikut:
a.       Untuk memilih jawaban a diberi skor 3
b.      Untuk memilih jawaban b diberi skor 2
c.       Untuk memilih jawaban c diberi skor 1
Kemudian untuk instrumen hasil belajar sebanyak 20 soal dengan 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c dan d.

2.      Validitas
Validitas adalah alat ukur, maksudnya beberapa alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala-gejala/ bagian-bagian gejala yang akan diukur. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen”. Menurut  Suharsimi Arikunto (2006:64) mengemukakan bahwa validitas terdiri dari beberapa macam yaitu:
a.       Validitas isi (Content Validity), sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejenjang dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
b.      Validitas konstruksi (Construct Validity), sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila berisi soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berarti yang menjadi tujuan instruksional.
c.       Validitas ada sekarang/ empiris (Concurrent Validity), sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengetahuan.
d.      Validitas prediksi/ ramalan (Predictive Validity), sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau ramalan apabila mempunyau kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi di masa datang.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas alat ukur (angket), maka akan digunakan konsep validitasi isi.
3.      Rehabilitas
Rehabilitas adalah alat ukur yang mempunyai keajekan atau ketepatan dari hasil pengamatan dan tidak terpengaruh oleh siapa saja dan kapan saja dilakukan. Jadi suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila mempunyai unsur keajekan atau ketepatan yang dapat dipercaya.
Reliabilitas menyatakan sampai dimana ketelitian atau kecermatan mengukur apa yang diukur untuk mengetahui reliabilitas dari angket. Menurut Arikuntoro (2006:196) rumus Alpha digunakan untuk mrncari reliabilitas sebagai berikut :
Keterangan:
*         : Reliabilitas Instrumen
K                        : Banyaknya butir soal
*       : Jumlah Varian skor tiap item
*          : Varian total
Dengan:          
Kriteria untuk penafsiran indeks Reliabilitas menurut Suharsimi Arikuntoro (2010:75) yaitu:
Antara 0,800 sampai dengan 1,000       = Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799       = Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599       = Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,399       = Rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,199         = Sangat rendah
E.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Tujuan dari penggunaan teknik pengumpulan data ini adalah mendapatkan data yang tepat. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1.      Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan. Arikuntoro (2006:222) menyatakan bahwa :Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang tersedia”.
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2007:145) observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Metode observasi ini digunakan untuk mengadakan pencatatan atau pengumpulan data. Yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar, pengamatan secara langsung mengenai kegiatan pembelajaran, data guru, kondisi sekolah, fisik bengunan dan lain sebagainya.
2.      Teknik Dokumentasi
Menurut Arikuntoro (2006:231) metode dokumentasi adlah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa ctatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.
Menurut Burhan Bungin (2008:144) Metode dokumentasi adalah metode untuk menelusuri data historis. Teknik ini digunakan untuk mengambil data tentang prestasi belajar siswa, jumlah siswa, dan sejarah singkat SMA Negeri 3 Metro.


3.      Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti atau perantara yang mengetahui personal dari objek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tany jawab.
4.      Metode Angket (kuesioner)
Metode angket yaitu menggunakan daftar pilihan ganda yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehinngga calon responden yang dalam hal ini siswa yang hanya tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan cepat. Untuk memudahkan dalam pengisian angket sering berisikan pertanyaan bentuk pilihan ganda.
Menurut Oemar Hamalik (2011:108) menyatakan bahwa “Metode kuesioner atau engket terdiri dari sejumlah pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban yan tertulis”. Melalui angket guru dapat mengenal tentang minat, masalah kebutuhan, kecemasan, ambisi anak dan sebaginya.
Dalam penelitian ini angket dibuat oleh peneliti dalm bentuk pertanyaan yang berjumlah 35 dengan alternetif jawaban berbentuk persentse, dengan menggunakan skala internal yaitu memberikan jarak antara jawaban pertama dengan jawaban kedua dan selanjutnya dengan jarak interval masing-masing 30%. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah untuk mengira-ngira jawaban yang akan mereka pilih. Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi (2010:151) skala interval adalah ukuran yang menunjukkan adanya jarak antara dua gejala atau lebih.


5.      Teknik Evaluasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar yang diperoleh dengan cara memberikan tes, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes dengan materi pelajaran yang sama.
F.     Teknik Analisi Data
Analisis data merupakan proses penelitian berdasarkan data-data yang dikumpulkan. Menurut Narbuko dan Ahmadi (2010:165) menyatakan bahwa “Setelah data terkumpul kemudian diadakan pengolahan data tersebut (diedit, dikode dan ditabulasikan), maka selanjutnya diadakan penganalisisan data dengan teknis analisi tertentu. Dalam penelitian ini yang akan digunakan dalam menganalisis data adalah analisis statistik.
Kegiatan penelitian ini menghasilkan data tentang kecerdasan emosional dan aktivitas belajar (X) dengan hasil belajar ekonomi (Y) siswa XI semseter genap SMA Negeri 3 Metro, dalam rangka menjawab hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus.
Rumus yang digunakan Regresi Linier Multiple menurut Sudjana (2005:347) yaitu:
Keterangan:
                     : Hasil belajar ekonomi
                   : Kecerdasan emosional
                   : Aktivitas belajar
       : Koefesien berdasarkan hasil pengamatan

Dimana:










Rencana tabel, harga-harga yang perlu untuk menghitung ,  dan
No. Subjek
y
 y
 y



1
2
3











 y
 y



1.      Pengujian Hipotesis
a.       Uji Linieritas
Untuk mengetahui apakah regresi linier ganda yang didapat dari penelitian ada artinya jika dibuat untuk membuat kesimpulan tentang pengaruh  dan  dengan y maka digunakan pengujian hipotesis keberartian persamaan regresi linier multiple.
Rumus Hipotesis:
*     :  (Regresi tidak ada artinya jika dipakai untuk membuat kesimpulan)
     :  (Regresi ada artinya jika dipakai untuk membuat kesimpulan)
Rumus Statistik:
Dimana :
Keterangan:
n          : Banyaknya anggota sampel
k          : Bnyaknya variabel bebas
Kriteria Uji:
Tolak * jika  
 dengan taraf signifikasi a = 5%
b.      Uji Signifikasi/ berapa Eratnya Hubungan
Ø  Untuk mengertahui seberapa eratnya pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi, digunakan rumus:
Ø  Untuk mengetahui seberapa eratnya pengaruh antara aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi digunakan rumus:
Ø  Untuk mengetahui seberapa eratnya pengaruh antara kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi digunakan rumus:
Dimana:
*           : Koefisien pengaruh antara y dengan X1, jika X2 tetap.
*           : Koefisien pengaruh antara y dengan X2, jika X1 tetap.
*             : Koefisien pengaruh sederhana antara X1 dan X2.
*             : Koefisien pengaruh sederhana antara Y dan X1.
*             : Koefisien pengaruh sederhana antara Y dan X2
*, *,  dan * dicari dengan menggunakan rumus:
Untuk :
* :     x =  (Kecerdasan emosional)
            y =  (Aktivitas belajar)
 :     x =  (Kecerdasan emosional)
            Y=Y (Hasil belajar ekonomi)
 :     x =  (Aktivitas belajar)
Y=Y (Hasil belajar ekonomi)

c.       Uji Koefisien Korelasi
Ø  Untuk mengatahui apakah pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar ekonomi cukup berarti bila dipakai untuk membuat kesimpulan, dilakukan pengujian sebagai berikut:
Rumus Hipotesis:
*  : = 0 (Koefisien parsial kurang berarti)
*  :   0 (Koefisien parsial cukup berarti)
Rumus Statistik:
Kriteria uji:
Tolak Ho jika
Dimana:  pada taraf signifikan a = 5%
Ø  Untuk mengetahui apakah pengaruh antara aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi cukup berarti bila dipakai untuk membuat kesimpulan, dilakukan pengujian sebagai berikut:
Rumus Hipotesis:
*     : = 0 (Koefisien parsial kurang berarti)
*     :   0 (Koefisien parsial cukup berarti)
Rumus Statistik:
Kriteria uji:
Tolak Ho jika
Dimana:  pada taraf signifikan a = 5%
Ø  Untuk mengetahui apakah pengaruh antara kecerdasan emosional dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi cukup berarti atau tidak, dilakukan pengujian sebagai berikut:
Rumusan Hipotesis:
*        :  (Koefisien multiple tidak berarti)
        :  (Koefisien multiple cukup berarti)

DAFTAR PUSTAKA

Arikuntoro, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian dan Duatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Darmansyah. 2011. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi aksara
Hamzah. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Karwono dan Heni. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Cerdas Jaya
Karwono. 2012. Strategi Pembelajaran. Metro: Universitas Muhammadiyah Metro.
Sudjana. 2010. Metode Statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung
Sugiono. 2010. Metode Penelitian. Bandung Alfabeta


















LAMPIRAN
KISI-KISI ANGKET
Kecerdasan Emosional

Variabel Penelitian
Indikator
Sub Indikator
Nomor Item
Kecerdasan
Emosional
Kemampuan mengenali diri
§ Memahami sebab perasaan yang timbul
§ Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan
1, 2, 3, 4
Kemampuan mengelola emosi
§ Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stres)
§ Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa berkelahi
5, 6, 7, 8
Kemampuan memotivasi diri
§ Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan
§ Memiliki rasa tanggung jawab
9, 10, 11, 12
Kemampuan mengenali emosi orang lain
§ Mampu mendengarkan orang lain
§ Memiliki kepekaan terhadap orang lain
13, 14, 15, 16
Kemampuan membina hubungan dengan orang lain
§ Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
§ Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul
17, 18, 19, 20


KISI-KISI ANGKET
Aktivitas Belajar
Variabel Penelitian
Indikator
Nomot Item
Aktivitas Belajar
Minat
1, 2, 3, 4, 5, 6,
Membedakan
7, 8, 9,
Berani
10, 11, 12
Tenang
13, 14, 15


KISI-KISI ANGKET
Hasil Belajar

Kompetensi Dasar
Indikator yang Diukur
Jenjang Kognitif
Nomor Item
1.1 Mengklasifikasi         
      ketenagakerjaan
Siswa dapat menjelaskan pengertian angkatan kerja.
C2
1
Siswa dapat menjelaskan penyebab pengangguran.
C2
2
Siswa dapat membandingkan perbedaan tenaga kerja, angkatan kerja, dan kesempatan kerja.
C4
3
Siswa dapat menjelaskan jenis pengangguran
C2
4
Siswa dapat menyebutkan cara mengatasi pengangguran
C1
5
1.2 Mendeskripsik-an  tujuan           
      pembangunan
      ekonomi

Siswa dapat memberikan definisi pembangunan ekonomi.
C4
6
Siswa dapat menjelaskan permasalahan pembangunan ekonomi di Indonesia.
C2
7
Siswa dapat menilai kondisi perekonomian Indonesia.
C2
8
Siswa dapat menjelaskan tujuan pembangunan ekonomi di Indonesia.

C2
9
1.3 Mendeskripsik-an proses pertumbuhan
      ekonomi

Siswa dapat memberikan difinisi pertumbuhan ekonomi.
C4
10
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
C2
11
1.4 Mendeskripsik-an       pengangguran        
      beserta
      dampaknya
      terhadap
      pembangunan
      nasional

Siswa dapat menjelaskan dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional.

C2
12
3.1  Mengenal jenis produk dalam bursa efek

Siswa dapat memberikan definisi pasar modal.
C4
13
Siswa dapat menjelaskan fungsi pasar modal.
C2
14
Siswa dapat menyebutkan instrumen pasar modal
C2
15
3.2  Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek

Siswa dapat menjelaskan pengertian Bursa Efek
C2
16
Siswa dapat menjelaskan pengertian sekuritas.
C2
17
Siswa dapat membedakan saham dan obligasi.
C4
18
Siswa dapat menmbedakan sekuritas jangka pendek dan sekurias jangka panjang
C4
19
4.1  Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan internasional
Siswa dapat menjelaskan manfaat perdagangan internasional.

C2
20

Instrumen Kecerdasan Emosional

Nama   :
Kelas   :

Petunjuk Pengisian angket!
1.      Berikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban dibawah ini sesuai dengan persentase diri anda masing-masing.
2.      Untuk soal nomor 1, 2, 3 dan 4 isilah sesuai dengan apa yang anda rasakan pada saat pengembilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Untuk soal nomor 5, 6, 7 dan 8 isilah sesuai dengan kemampuan anda untuk mengelola dan mengendalikan emosi dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Untuk soal nomor 9, 10, 11 dan 12 isilah sesuai dengan kemampuan anda untuk memotivasi diri anda dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Untuk soal nomor 13, 14, 15 dan 16 isilah sesuai dengan kemampuan anda dalam mengenali emosi orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Untuk soal nomor 17, 18, 19 dan 20 isilah sesuai dengan kemampuan anda dalam membina hubungan dan berinteraksi dengan orang lain terutama dalam atau di luar kelas.
 

1.      Dalam kondisi frustasi, anda mengetahui faktor penyebabnya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mengetahui faktor penyebab tersebut?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

2.      Pada saat anda tidak bisa mengerjakan tugas, ulangan harian atau mid semester dengan baik, anda mengetahui faktor penyebabnya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mengetahui faktor penyebab tersebut?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

3.      Anda mampu membuat keputusan yang baik dalam kondisi keadaan tertekan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

4.      Anda mampu membuat keputusan yang baik dalam kondisi keadaan sedih atau galau. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

5.      Anda mampu berfikir dengan jernih dalam keadaan tertekan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

6.      Anda mampu berfikir dengan fokus dalam keadaan sedih atau galau. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

7.      Anda mampu mengandalikan diri untuk tidak marah dengan teman ketika di dalam kelas. Anda mampu membuat keputusan yang baik dalam kondisi keadaan tertekan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

8.      Anda mampu mengendalikan diri untuk menahan emosi pada saat ada teman yang membuat anda jengkel dan sangat emosi tanpa berkelahi. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

9.      Anda mampu memotivasi diri anda untuk menerima materi pelajaran dengan baik ketika anda sedang mendapat masalah di rumah. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

10.  Anda mampu memotivasi diri anda untuk menerima materi pelajaran dengan baik ketika anda sedang mendapat masalah dengan teman. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

11.  Anda mampu memotivasi diri anda untuk menerima materi pelajaran dengan baik ketika anda sedang mendapat masalah dengan teman dekat atau pacar. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

12.  Dalam mengerjakan tugas baik di rumah maupun di sekolah, anda mampu mengerjakan dengan baik meskipun anda belum pernah melaksanakan tugas itu sebelumnya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

13.  Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, anda menjadi pendengar yang baik dan memperhatikannya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

14.  Saat teman anda sedang berbicara atau cuhat (curahan hati), anda menjadi pendengar yang baik dan memperhatikannya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

15.  Anda membantu dan menolong guru membereskan peralatan guru dalam pembelajaran berdasarkan kerelaan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %


16.  Anda membantu dan menolong teman yang meminta bantuan berdasarkan kerelaan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

17.  Dalam berkomunikasi dengan guru di sekolah, anda mampu melakukan dengan sopan dan terbuka. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

18.  Dalam berkomunikasi dengan teman di sekolah, anda selalu terbuka. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

19.  Anda selalu berusaha memelihara ikatan persahabatan antar teman-teman di sekolah. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %

20.  Anda selalu berusaha memelihara hubungan yang baik dengan guru-guru di sekolah. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.         61-90 %
b.      31-60 %
c.       10-30 %


Instrumen Aktivitas Emosional Belajar Siswa

Nama   :
Kelas   :

Petunjuk Pengisian angket!
1.      Berikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban dibawah ini sesuai dengan persentase diri anda masing-masing.
2.      Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai mata pelajaran ekonomi anda.
 

1.      Anda tetap berminat untuk belajar walaupun anda sedang berada dalam keadaan tertekan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

2.      Anda tetap berminat untuk belajar walaupun anda sedang sedih atau galau. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

3.      Dalam keadaan keributan atau keropotan di rumah, anda tetap berangkat ke sekolahan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

4.      Dalam keadaan hari diantara hari libur (hari terjepit), anda tetap berangkat ke sekolahan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

5.      Anda tetap belajar atau mengerjakan semua tugas pekerjaan rumah (PR) dengan baik meskipun dalam keadaan mati lampu. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

6.      Anda tetap belajar atau mengerjakan semua tugas pekerjaan rumah (PR) dengan baik meskipun tetangga anda sedang ada hajat dan ada hiburannya. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase minat anda melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

7.      Anda mampu membedakan mana hal yang baik yang akan anda lakukan dalam mengambil keputusan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu membedakannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

8.      Anda mampu membedakan tugas yang harus anda utamakan untuk anda kerjakan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu membedakannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

9.      Anda mampu membedakan materi pelajaran ekonomi mana dahulu uang anda utamakan untuk anda pelajari saat akan ulangan. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu membedakannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

10.  Anda berani mengambil keputusan dakam keadaan terdesak. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

11.  Anda berani mengemukakan pendapat anda di depan teman-teman anda atau di depan forum. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

12.  Anda berani dan siap berkorban dalam menjalankan tugas. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

13.  Anda tetap berusaha tenang ketika menghadapi suatu permasalahan dengan teman anda. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

14.  Anda tetap berusaha tenang ketika menghadapi suatu permasalahan dengan guru. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %

15.  Setiap mengambil keputusan dan melaksanakannya, anda berada dalam kondisi sadar. Ya/ Tidak?
Bila iya, berapa besar persentase anda mampu melakukannya?
a.       61-90 %
b.      31-60 %
c.         10-30 %


Instrumen Hasil Belajar

Nama   :
Kelas   :

Petunjuk Pengisian angket!
1.      Berikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban dibawah ini yang benar.
2.      Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai mata pelajaran ekonomi anda.
 


1.      Penduduk yang sudah memasuki usia kerja disebut?
a.       Angkatan kerja
b.      Tenaga kerja
c.       Usia kerja
d.      Pekerjaan

2.      Berikut ini merupakan penyebab pengangguran yaitu?
a.       Kurangnya lapangan kerja
b.      Kurangnya kualitas pendidikan
c.       Kurangnya jumlah penduuk
d.      Jawaban a dan b benar

3.      Di bawah ini urutan yang tepat tentang penjelasan kesempatan kerja, tenaga kerja dan angkatan kerja yaitu?
1.      penduduk yang sudah memasuki usia kerja
2.      penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu usia 15-65 tahun.
3.      memenfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa.
a.   213
b.      321
c.       123
d.      132

4.      Pengangguran jika di lihat dari tolak ukur berdasarkan lama waktu kerja maka dapat di kelompokan menjadi 3 kelompok yaitu di bawah ini, kecuali?
a.       Pengangguran terbuka
b.      Setengah menganggur
c.       Pengangguran rasional
d.      Pengangguran terselubung

5.      Berikut ini cara mengatasi pengangguran, kecuali?
a.       Memperluas kesempatan kerja
b.      Meningkatkan kualitas pendidikan
c.       Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri
d.      Mempertahankan kualitas produk

6.      Berikut ini merupakan definisi dari pembangunan nasional yaitu?
a.       Mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang meratamaterial dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
b.      Upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
c.       Masalah perekonomian jangka panjang dan menjadi kenyataan yang selalu dialami oleh suatu bangsa.

d.      Upaya untuk mengurangi tenaga kerja yang tidak ahli

7.      Permasalahan pembangunan ekonomi di indonesia, kecuali?
a.       Rendahnya pertumbuhan ekonomi
b.      Kemiskinan
c.       Pengangguran
d.      Keseimbangan penghasilan

8.      Berikut ini merupakan kondisi perekonomian di Indonesia, kecuali?
a.       Keseimbangan penghasilan
b.      Rendahnya pertumbuhan ekonomi
c.       Terjadinya kesenjangan penghasilan
d.      Tingkat kemiskinan yang tinggi

9.      Mewujudkan masyarakat adil dan makmur, yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Kalimat tersebut merupakan?
a.       Pengertian pembangunan ekonomi
b.      Tujuan peningkatan kualitas tenaga kerja
c.       Tujuan mengurangi pengangguran
d.      Tujuan pembangunan ekonomi

10.  Berikut ini merupakan definisi pertumbuhan ekonomi yang benar yaitu?
a.       Proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
b.      Proses perubahan kondisi penghasilan suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
c.       Proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara bertahap menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
d.      Proses perubahan kondisi penghasilan suatu negara secara bertahap menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

11.  Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, kecuali?
a.       Tanah dan kekayaan alam
b.      Jumlah dan mutu penduduk/ tenaga kerja
c.       Tingkat teknologi
d.      Sistem tata negara dan sikap masyarakat

12.  Berikut ini merupakan dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional adalah?
a.       Kegiatan konsumsi berkurang
b.      Kegiatan produksi lancar
c.       Kegiatan konsumsi lancar
d.      Kegiatan distribusi lancar

13.  Berikut ini merupakan definisi pasar modal yang benar adalah?
a.       Pasar yang memperdagangkan valuta asing atau uang asing dan sebagai lembaga pasar di mana orang dapat memperoleh fasilitas untuk melakukan pembayaran atau menerima pembayaran dari penduduk negara lain.

b.      Merupakan wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana tersebut.

c.       Pasar yang memperdagangkan kredit jangka pendek yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun, seperti wesel, surat-surat berharga, dan sebagainya.
d.      Merupakan wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan pinjaman jangka pendek dengan pihak yang memiliki dana tersebut.

14.  Berikut ini merupakan fungsi pasar modal, kecuali?
a.       Sumber dana jangka panjang
b.      Alternatif investasi
c.       Alat untuk melakukan inflasi
d.      Alat restrukturisasi modal perusahaan

15.  Berikut ini instrumen pasar modal yaitu, kecuali?
a.       Saham, obligasi waran
b.      Waran, saham, uang tunai
c.       Obligasi, saham
d.      Waran, sertifikat danareksa

16.  Pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu, merupakan pengertian dari?
a.       Pasar modal
b.      Bursa efek
c.       Bursa saham
d.      Jawaban b dan c benar

17.  Di bawah ini merupakan pengertian sekuritas yang benar adalah?
a.       Surat hutang yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas
b.      Surat piutang yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas
c.       Surat tagihan hutang yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas
d.      Surat hutang yang dapat dengan cepat dijadikan modal

18.  Di bawah ini merupakan perbedaan dari saham dan obligasi yaitu?
a.       Jika saham adalah surat tanda meminjamkan uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari 1 tahun, sedangkan obligasi adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang Hukum Dagang (KUHD)
b.      Jika saham adalah surat tanda meminjamkan uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari 1 tahun, sedangkan obligasi  adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu.
c.       Jika saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang Hukum Dagang (KUHD), sedangkan obligasi adalah surat berharga yang diterbitkan oleh PT Danareksa (Persero) untuk mewakili efek/surat berharga yang dibeli oleh PT Danareksa sebagai pendukung atau jaminannya.
d.      surat tanda meminjamkan uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari 1 tahun.


19.  Berikut ini merupakan perbedaan sekuritas jangka pendek dan sekuritas jangka penjang, yang benar adalah?
a.       Jika sekuritas jangka pendek umurnya lebih dari 1 tahun, sedangkan sekuritas jangka panjang umurnya lebih dari 10 tahun
b.      Jika sekuritas jangka pendek umurnya kurang dari 1 tahun, sedangkan sekuritas jangka panjang umurnya lebih dari 1 tahun
c.       Jika sekuritas jangka pendek umurnya kurang dari 5 tahun, sedangkan sekuritas jangka panjang umurnya lebih dari 10 tahun
d.      Jika sekuritas jangka pendek umurnya kurang dari 1 tahun, sedangkan sekuritas jangka panjang umurnya lebih dari 5 tahun

20.  Berikut ini merupakan manfaat perdagangan internasional, kecuali?
a.       Menjalin persahabatan antar negara
b.      Memperoleh barang produksi yang tidak diperoduksi di negeri sendiri
c.       Memperoleh keuntungan dari sektor bumi
d.      Memperluas pasar


KUNCI JAWABAN
1.
A
11.
D
2.
D
12.
A
3.
B
13.
B
4.
C
14.
C
5.
D
15.
B
6.
B
16.
D
7.
D
17.
A
8.
A
18.
D
9.
D
19.
B
10.
A
20.
C

1 komentar:

  1. Play fun88 casino games - Vie Casino
    Vie Casino bet365 offers the best bonuses, bonuses and 카지노 free spins offers from top providers fun88 soikeotot and players. Play free online casino games in our website.

    BalasHapus