TUGAS KELOMPOK 6
“Pemahaman Tentang Pengukuran Resiko”
Makalah Untuk Tugas Presentasi
Matakuliah Manajemen Resiko
Dosen Pengampu Dra. Hj. Maryatun,
M.M.
Oleh
:
1.
Fajri Arif Wibawa NPM
11210082
2.
Puspa Ayu Anjarsari NPM 11210061
3.
Octy Sri Ponibel NPM
11210060
4.
Joni Herdiansyah NPM 11210086
5.
Anik Wahyuni NPM
11210075
Prodi : Pendidikan Ekonomi
Semester : 5 (lima)
Kelas : B
Matakuliah : Manajemen Resiko
Dosen
Pengampu : Dra. Hj. Maryatun, M.M.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi
robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 6 dapat menyelesaikan
makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih
kepada :
1.
Dra.
Hj. Maryatun, M.M. selaku dosen pengampu matakuliah Manajemen Resiko.
2.
Teman-teman
kelompok 6 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan
bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul .................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
1.5 Metode Pencarian Materi .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian dan
Pentingnya Pengukuran Resiko.................................................
3
2.2 Teknik Pengukuran
Resiko.................................................................................
4
2.3 Jenis Pengukuran Resiko ................................................................................... 7
2.4 Manfaat Pengukuran Resiko..............................................................................
8
BAB
III KESIMPULAN ................................................................................................ 9
3.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dewasa ini resiko pada hakekatnya selalu melekat pada
diri manusia daan tidak bisa dihindari namun bisa dicegah ataupun olah agar
resiko itu dapat diminimalisir ataupun tidak terjadi dalam diri kita ataupun
persusahaan kita.
Hasil pengukuran tersebut sangat berguna antara lain untuk dapat menentukan
kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi, untuk mendapatkan informasi yang sangat
diperlukan oleh Manajemen Risiko dalam upaya menentukan cara yang paling baik
dalam penanggulangan risiko.
Pengukuran kerugian khususnya dari dimensi kemungkinan terjadinya
menyangkut kemungkinan (probabilitas) berapa besar suatu kejadian yang akan
menimbulkan risiko akan terjadi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam mengukur risiko, Manajer
Risiko harus memahami konsep probabilitas tersebut, sehingga prediksi yang
dilakukan tidak jauh menyimpang dari kejadian yang sesungguhnya. Dengan demikian strategi yang diambil dalam menangani risiko
dapat dilakukan secara efektif.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan
sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.
Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,
dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak
kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah
membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu
yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini. Setelah
kita mengidentifikasi resiko maka tindakan selanjutnya adalah mengukur
resiko.dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar resiko itu.
Hal ini penting, karena sebelum kita menentukan sikap untuk mengendalikan
resiko terlebih dahulu kita mengetahui kadar resiko tersebut, hal inilah
yang mendorong penulis untuk mengangkat bagaimana cara mengukur resiko
dengan mudah.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa
pengertian dan pentingnya pengukuran resiko?
2.
Apa saja teknik dalam
pengukuran resiko?
3.
Apa saja jenis pengukuran
resiko?
4. Apa
manfaat pengukuran resiko?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian dan pentingnya pengukuran resiko.
2.
Untuk mengetahui
apa saja teknik dalam pengukuran resiko.
3.
Untuk mengetahui apa saja
jenis pengukuran resiko.
4. Untuk mengetahui
apa manfaat pengukuran resiko.
1.4 Manfaat
1.
Sebagai
media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2. Memberikan
informasi bagi pembaca.
3. Dapat
memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode
Pencarian Materi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Pentingnya Pengukuran Resiko
Pengukuran resiko adalah usaha
untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan
untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan
prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.
Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian resiko. Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.
Hal ini dilakukan untuk menentukan
relatif pentingnya resiko, untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk
menetapkan kombinasi peralatan manajemen resiko yang cocok untuk
menanganinya. Dimensi (bagian) yang harus diukur:
1. Frekuensi
atau jumlah kejadian yang akan terjadi, Besarnya kemungkinan kejadian artinya
berapa besar kemungkinan suatu peril (Suatu peristiwa (event)
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) yang dapat
menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu periode.
2. Keparahan
dari kerugian itu, Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa
besar kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini
tingkat kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian
tersebut, sampai seberapa besar
pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya
Dari
hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi (bagian) tersebut paling tidak
diketahui:
1. Nilai
rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
2. Variasi
nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain
naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.
3. Dampak
keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung
sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan dimensi (bagian) pengukuran tersebut, antara
lain:
1. Orang
umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih
penting dari pada frekuensinya atau jumlah kejadian yang akan terjadi.
2. Dalam
menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus
secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama
dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.
3. Dalam
pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta
kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril (Suatu
peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab
langsung kerugian).
4. Kadang-kadang
akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event)
yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) terhadap
kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara
lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian
tidak langsung.
5. Dalam
mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka
waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.
Evaluasi dan pengukuran resiko
Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik
risiko dengan lebih baik. Jika kita memahami risiko dengan lebih baik, maka
risiko akan lebih mudah dikendalikan.
1.
Mempelajari karakteristik risiko
2.
Melakukan pengukuran terhadap risiko
(mengembangkan ukuran besar kecilnya risiko)
3.
Mengukur dampak risiko tersebut terhadap
organisasi
4.
Evaluasi dan pengukuran risiko bisa digunakan
untuk melakukan prioritisasi risiko
2.2 Tekhnik Pengukuran Resiko
1. Pengukuran resiko dengan distribusi probabilitas (kemungkinan)
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.
Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari
kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau
hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan
kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil
yang pasti. Konsep probabilitas yaitu dengan konsep mengenai “sample
space”(lingkup kejadian) dan event suatu kejadian atau peristiwa. Sample
Space (Set S) merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang diamati. Misalnya : jumlah kecelakaan mobil di wilayah
tertentu selama periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri dari beberapa segmen
(sub set) atau event (Set E). misalnya :
jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi & mobil
penumpang umum.
Seberapa
besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan terjadi. Ada 5 (lima) kategori
probabilitas risiko:
1.
Paling kecil kemungkinan terjadinya (very rare);
2.
Jarang (rare);
3.
Mungkin (possible);
4.
Sangat mungkin (likely); dan
5.
Hampir pasti (almost certain).
Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan mobil
tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot. Pembobotan tersebut biasanya didasarkan pada
bukti empiris dari pengalaman masa lalu.
Misalnya : untuk mobil pribadi
diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1, maka
probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:
a.
bilatanpabobot
: P (E)
= E/S
b.
bila dengan bobot :
P (E) = W (E)
W (S)
Keterangan
: P (E) =
probabilitas terjadinya event.
E = sub
set atau event
S =
sample space atau set
W =
bobot dari masing-masing event
Contoh :
Dari catatan polisi diketahui jumlah kecelakaan mobil di
Bandung selama tahun 2000 sebanyak 10.000 kali.
Dari jumlah tersebut, 1000 menimpa mobil pribadi dan 9000 menimpa mobil
penumpang umum.
Dengan demikian probabilitas
terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah :
|
b.
Denganbobot P (E) =
= 1,818 = 18,18 %
2.
Notional Risiko, diukur
berdasarkan nilai eksposur (obyek yang rentan terhadap resiko). Contohnya,
pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika perusahaan meminjamkan
uang kepada pihak lain senilai Rp 2 milyar, maka besarnya risiko kredit
berdasarkan pendekatan notional adalah Rp 2 milyar.
3. Sensitivitas Risiko, diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu
eksposur (obyek yang rentan terhadap resiko) terhadap perubahan faktor penentu.
Contoh paling populer adalah risiko aset keuangan atau sekuritas, yang diukur
berdasarkan sensitivitas tingkat pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap
perubahan tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal sebagai Beta Pasar.
Contoh lain adalah degree of operating leverage (DOL), yang mengukur
sensitivitas laba operasi terhadap perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai ukuran risiko bisnis.
4. Volatilitas Risiko, diukur berdasarkan
seberapa besar nilai eksposur (obyek yang rentan terhadap
resiko) berfluktuasi (tidak
tetap). Ukuran yang umum adalah standar deviasi (penyimpangan). Semakin besar
standar deviasi suatu eksposur, semakin berfluktuasi (tidak tetap) nilai
eksposur tersebut, yang berarti semakin Beresiko eksposur atau aset tersebut.
5. Pendekatan VaR ( value at risk ), risiko
diukur berdasarkan kerugian maksimum yang bisa terjadi pada suatu aset atau
investasi selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan (level of
confidence) tertentu. Untuk mengukur risiko dengan pendekatan VaR, diperlukan
data standar deviasi dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh: diketahui standar deviasi dari
suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada tingkat keyakinan 95%, skor
Z-nya adalah 1,645. Maka besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 =
0,040. Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai awalnya menjadi 0,040 x Rp 1
juta = Rp 40 ribu.
6. Matriks frekuensi dan signifikansi risiko,
Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu melibatkan kuantifikasi
yang rumit) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi yaitu
frekuensi (jumlah) dan signifikansi (meyakinkan). Terdapat 2 hal dalam proses
tersebut yaitu :
a. Mengembangkan standar risiko
b. Menerapkan standar tersebut untuk risiko
yang telah diidentifikasi.
7. Analisis skenario
Kemampuan manajer/perusahaan
untuk memprediksi apa yang akan terjadi, dan berapa besarnya kerugian yang
diperoleh. Example: Teknik pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat
kuantifikasi), dalam artian beda tipe resiko beda juga tekhnik yang
digunakan.
Berikut contoh tipe resiko dan teknik
pengukurannya:
Tipe
risiko
|
Definisi
|
Teknik
pengukuran
|
Risiko pasar
|
Harga pasar bergerak kea rah yang tidak menguntungkan (merugikan)
|
Value at
Risk (VAR), stresstesting
|
Risiko kredit
|
Counterparty
tidak bisa membayar kewajibannya
(gagal bayar) ke perusahaan
|
Credit rating,
creditmetrics
|
Risiko
perubahan tingkat bunga
|
Tingkat bunga
berubah yang mengakibatkan kerugian pada portopolio perusahaan
|
Metode pengukuran jangka waktu, durasi
|
Risiko
operasional
|
Kerugian yang
terjadi melalui operasi perusahaan (misal system yang gagal, serangan
teroris)
|
Matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, VAR Operasional
|
Risiko
kematian
|
Manusia
mengalami kematian dini (lebih cepat dari usia kematian wajar)
|
Probabilitas
kematian dengan table mortalitas
|
Risiko
kesehatan
|
Manusia
terkena penyakit tertentu
|
Probabilitas terkena penyakit dengan menggunakan table morbiditas
|
Risiko
teknologi
|
Perubahan
teknologi mempunyai konsekuensi negative terhadap perusahaan
|
Analisis
skenario
|
2.3 Jenis Pengukuran Resiko
1.
Pengukuran Kegawatan Kerugian
Untuk mengetahui berapa besarnya nilai
kerugian, yang selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi
perusahaan, terutama kondisi finansialnya.
a.
Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang
kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).
b.
Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa
(event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung
kerugian ).
c.
Keseluruhan (aggregat) kerugian maksimum setiap tahunnya
2.
Pengukuran
Frekuensi Kerugian
Untuk mengetahui berapa kali suatu jenis
peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau
penyebab langsung kerugian) dapat menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena
peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau
penyebab langsung kerugian) selama suatu jangka waktu tertentu, yang umumnya
satu tahun. Maka yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa
suatu objek.
b. Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu
jenis kerugian
Berdasarkan dimensi
frekuensinya ada empat kategori kerugian :
a. Almost nil (hampir nihil atau tidak ada)
b. Slight (sedikit hampir tidak ada)
c. Moderate (sedikit ada)
d. Definite (pasti ada)
Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan ukuran
Rupiah (satuan uang). Dari hasil pengukuran resiko tersebut maka kerugian yang
menimpa seseorang atau perusahaan dapat dikategorikan dengan skala sebagai
berikut:
1 = Kerugian sangat kecil
2 = Kerugian kecil
3 = Kerugian menengah
4 = kerugian besar
5 = kerugian sangat besar
Pada setiap kejadian yang merugikan, biasanya ada dampak yang langsung
dan dampak yang tidak langsung. Untuk mengukur kerugian langsung yang
ditimbulkan oleh suatu kejadian yang merugikan ada beberapa konsep yang dapat
digunakan, yaitu antaranya nilai perolehan. Selanjutnya untuk mengukur kerugian
tidak langsung antara lain adanya tambahan biaya misalnya berupa biaya sewa dan
berkurangnya pendapatan. Sebagian kerugian langsung sangat sulit untuk
ditentukan.
2.4 Manfaat Pengukuran Resiko
Adapun manfaat
pengukuran resiko yaitu:
1.
Untuk menentukan kepentingan
relatif dari suatu risiko yang dihadapi.
2.
Untuk mendapatkan informasi yang
sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi
cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana
penanggulangan risiko.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang membahas
tentang kerjasama koperasi, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Pengukuran resiko adalah usaha
untuk mengetahui besar/kecilnya resiko yang akan terjadi. Dimensi yang harus
diukur:Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi, Besarnya kemungkinan
kejadian artinya berapa besar kemungkinan suatu peril yang dapat menimbulkan
risiko dapat terjadi dalam suatu periode dan keparahan dari kerugian itu,
Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi, artinya berapa besar kerugian yang
diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity)
atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut,
sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama
kondisi finansialnya.
DAFTAR PUSTAKA
makalah sangat berrmanfaat untuk tugas pengukuran resiko sya terimah kasih :0
BalasHapus