TUGAS
KELOMPOK 8
Tugas
Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Pre-natal
Oleh : 1. Fajri Arif Wibawa
2. Dedi
Harianto
3. Novan Andrian
Prodi : Pendidikan
Ekonomi
Matakuliah : Perkembangan
Peserta Didik
Dosen : Prof. DR. H.
Juhri AM., M.Pd.
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
SEPTEMBER
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, penulis tidak
lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Bapak
Prof. DR. H. Juhri AM., M.Pd selaku dosen mata kuliah perkembangan peserta
didik.
2.
Teman-teman
kelompok 8 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.
Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.
Semua
pihak yang telah berkenan memberikan
bantuan-bantuan.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul ............................................................................................ i
Biodata
Kelompok ....................................................................................... ii
Kata
Pengantar ........................................................................................... v
Daftar
Isi ....................................................................................................... vi
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah..........................................................................
2
1.3
Tujuan .............................................................................................. 2
1.4
Manfaat ............................................................................................ 3
1.5
Metode Pencarian Materi .............................................................. 3
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................... 4
2.1
Pengertian Masa Prenatal ............................................................ 4
2.2
Ciri-ciri Masa Prenatal ................................................................... 5
2.3
Tahap Prenatal ............................................................................... 6
2.4
Fasa-fase Perkembangan Masa Prenatal ................................. 7
2.5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal . 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 17
3.2 Tanggapan Kelompok...................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam perkembangan peserta didik terdapat materi
periode pranatal, Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal
perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum dibuahi
oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu.
Masa ini umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender
atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode
prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi
justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat
dalam diri individu.
Periode prenatal juga ditandai dengan lebih banyaknya
terjadi perkembangan dan pertumbuhan normal dibandingkan dengan periode-periode
lain dalam seluruh rentang kehidupan individu.
Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembngan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya, bahkan dapat mengakhiri suatu perkembngan.
Meskipun periode prenatal merupakan periode di mana perkembngan dan pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya, bahkan dapat mengakhiri suatu perkembngan.
Setiap manusia, sebagai individu yang normal, akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia
melalui beberapa tahapan. Umunya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses
perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi,
lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2004) membagi
perkembangan manusia menjadi Sembilan tahap, yakni: masa prenatal, bayi dibawah
tiga tahun (toddler),
anak-anak awal (early
childhood), anak-anak tengah (middle
childhood), anak-anak akhir (late
childhood), remaja (adolescence),
dewasa muda (young adulthood),
dewasa tengah (middle
adulthood), dan dewasa akhir (late
adulthood).
Tahapan perkembangan yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah tahapan perkembangan masa prenatal, yaitu tahap perkembangan
sebelum kelahiran sewaktu manusia berada didalam kandungan ibu. Masa prenatal ditandai dengan
pembentukan sistem jaringan dan struktur organ-organ fisik. Proses pertumbuhan
dan perkembangannya dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara
spermatozoa dengan sel telur yang akan menjadi calon manusia dan berkahir pada
saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180 sampai 344 hari lamanya.
Masa
prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam kehidupan
manusia. Para ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam
kandungan. Kondisi janin dalam kandunga sangat rentan terhadap pengaruh
lingkungan hidupnya, yakni seberapa jauh ibunya memiliki taraf kesehatan,
kebiasaan, dan perilaku yang baik atau tidak. Hal ini penting untuk
diperhatikan, karena akan berpengaruh pada perkembangan janin dan berpengaruh
pula pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Oleh karena
itu kita perlu mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik pada masa
prenatal.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.
Apa
yang dimaksud dengan masa prenatal?
2. Apa
saja ciri-ciri priode masa prenatal?
3.
Bagaimana
tahap masa prenatal?
4. Bagiamana
fase-fase perkembangan masa prenatal?
5. Apa
saja faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian masa prenatal.
2. Untuk
mengetahui apa saja ciri-ciri masa prenatal.
3. Untuk
mengetahui tahap masa prenatal.
4. Untuk
mengetahui fase-fase perkembangan masa prenatal.
5. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan masa prenatal.
1.4 Manfaat
1.
Sebagai
media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.
Memberikan
informasi bagi pembaca.
3.
Dapat
memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
1.5 Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu
mencari di buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Masa Prenatal
Masa prenatal adalah periode perkembangan pertama
dalam jangka kehidupan manusia dan secara biologis, hidup dimulai pada waktu
ini . Periode ini dimulai pada waktu pembuahan dari ovum oleh sperma, dan
berakhir pada waktu kelahiran. Waktu masa prenatal kurang lebih adalah 9 bulan
10 hari, atau 280 hari.
Pada masa ini terpusat sekitar asal kehidupan dari perkembangan anak yang belum lahir. Dahulu terdapat sejumlah besar spekulasi mengenai bagaimana awal mula terjadinya manusia baru.
Pada masa ini terpusat sekitar asal kehidupan dari perkembangan anak yang belum lahir. Dahulu terdapat sejumlah besar spekulasi mengenai bagaimana awal mula terjadinya manusia baru.
Walaupun terdapat perhatian ilmiah dalam perkembangan
yang terjadi sebelum lahir, masih ada kesenjangan informasi tentang factor yang
mempengaruhi perkembangan pralahir harus berasal dari penelitian medis.
Untuk mengetahui secara pasti tentang perkembangan
bayi dalam kandungan, sebenarnya amat sulit. Baik perkembangan fisik maupun
perkembangan berbagai aspek psikis rohaninya. Hal ini di sebabkan karena
periode dalam kandungan merupakan alam khusus yang berbeda dengan alam nyata.
Selain itu bayi yang berada di sana tidak dapat memberikan informasi mengenai
dirinya.
Meskipun demikian, dapat di percaya kebenarannya bahwa
periode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan. Dengan kehidupan,
maka terjadilah perkembangan, sehingga akhirnya sang bayi menjelma sebagai
makhluk sempurna, dan lahirlah ke dunia. Awal kehidupan dalam kandungan,
terjadi dalam apa yang di sebut proses reproduksi.
“Dia (Allah swt) telah menciptakan manusia dari
nuthfah (air mani), tiba – tiba ia menjadi pembantah yang nyata” [An –
Nahl:ayat 4]
Melalui proses reproduksi dari bentuk nuthfah selanjutnya berubah menjadi `alaqah, artinya segumpal darah atau sesuatu yang bergantung pada dinding rahim. Setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, kira – kira 6 hari kemudian cairan itu bergerak dan masuk ke dalam rongga kandungan, lalu menempel pada salah satu dindingnya dalam posisi tergantung .
Melalui proses reproduksi dari bentuk nuthfah selanjutnya berubah menjadi `alaqah, artinya segumpal darah atau sesuatu yang bergantung pada dinding rahim. Setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, kira – kira 6 hari kemudian cairan itu bergerak dan masuk ke dalam rongga kandungan, lalu menempel pada salah satu dindingnya dalam posisi tergantung .
Setelah
melalui proses sebagai `alaqah, kemudian embrio tersebut memasuki tahap
perkembangan berikutnya dalam wujud daging yang digulung gulung (mudhghab/
janin). Kurang lebih usia 20 hari terhitung dari peristiwa konsepsi, daging
tersebut secara bertahap mulai mengambil bentuk yang semakin sempurna, antara
lain di tandai oleh munculnya jaringan tulang dan otot serta berbagai organ
kehidupan yang lain.
“Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
[al – Mukminin : ayat 14]. Dengan di tiupkannya ruh dalam janin, maka di
mulailah babak kehidupan (perkembangan) baru. Ruh adalah sesuatu yang menjadi
pangkal dan sekaligus motor kehidupan psikis manusia.
2.2 Ciri-ciri Masa Prenatal
Kenyataanya
masa perkembangan pertama dalam rentang kehidupan, masa yang paling singkat
namun, masa ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua periode. Meskipun
relatif singkat, masa pranatal mempunyai enam ciri penting. Ciri-ciri itu
adalah :
1.
Pada
saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya,
diturunkan sekali untuk selamanya.
2.
Kondisi-kondisi
yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan
kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai
mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
3.
Jenis
kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan
pembuahan.
4.
Perkembangan
dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
5.
Masa
pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis.
6.
Masa
prenatal merupakan saat dimana orang –
orang berkepentingan membentuk sikap – sikap yang baru di ciptakan.
2.3 Tahap Prenatal
Permulaan
kehidupan anak dalam kandungan dimulai pada saat terjadinya pembuahan
(konsepsi). Pembuahan terjadi apabila sperma laki-laki memasuki dinding telur
(ovum) wanita. Sebagaimana diungkapkan oleh Monks, et.al. :
Bila
telur dalam perjalanannya ke rahim berjumpa dengan spermatosoma lalu
spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pada detik itu hal-hal
sebagai berikut : sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya,
bagian-bagian itu disebut chrotosoma. Pada saat itu pecahlah inti telur
dan lepaslah juga 23 chrotosoma. Chrotosoma ayah dan ibu lebur menjadi satu dan
membentuk bekal keturunan bagi anak. Chrotosoma-chrotosoma tadi mengandung
bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang membawa faktor-faktor keturunan yang
sesungguhnya. Bagian-bagian yang lebih kecil tadi disebut gene.
Setelah itu apa yang akan terbentuk berkembang terus
sampai akhirnya menjadi fetus dan pada saatnya (selama kurang lebih 270 hari)
ia lahir sebagai bayi, ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Analisa
tentang perbedaan jenis kelamin dalam proses konsepsi ini dapat di kemukakan
sebagai berikut :
Salah satu dari 23 pasang chrotosoma adalah chrotosoma kelamin. Pada wanita normal maka
kedua chrotosoma kelamin tadi adalah sama, disebut chrotosoma X. Laki-laki
noramal mempunyai chrotosoma kelamin
yang berlainan yaitu sebuah chrotosoma X dan
chrotosoma Y yang labih kecil. Chrotosoma Y bersama-sama dengan chrotosoma
X terdapat pada sel-sel badan. Pada pembagian sel (moisa) maka jumlah chrotosoma
berkurang menjadi setengahnya sel benih sebagai chrotosoma kelamin mengandung
suatu chrotosoma Y atau chrotosoma X,
sel telur selalu mengandung chrotosoma X. Bila telur wanita yang mengandung chrotosoma
X bersatu dengan sel benih atau sperma yang mengandung chrotosoma Y, terjadilah
anak laki-laki. Sedangkan bila telur wanita yang mengandung chrotosoma X
bersatu dengan sel benih atau sperma yang mengandung chrotosoma X, terjadilah
anak perempuan.
2.4 Fasa-fase
Perkembangan Masa Prenatal
Masa kandungan yang berjarak kurang lebih 270 hari itu
dapat dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan bentuk dan keadaan janin yang
berubah dari bulan ke bulan. Dalam hal ini hurlock membagi manjadi :
a. Fase
zygote (sejak pembuahaan sampai dengan akhir minggu ke2). Dalam fase ini
disebut juga fase germinal, sel yang baru terbentuk tadi terdiri dari segala
bahan yang di bawa dari turunan ayah dan ibunya, seperti bagaimana kelak
rupanya, sifat prilakunya, serta kemampuannya. Pada masa ini cepat timbulnya
adalah bagian yang akan menjadi mata.
b.
Fase embryo (sejak akhir minggu ke2 sampai dengan
akhir bulan ke2). Organ tubuh seperti jantung, hati, usus dan paru-paru mulai
nampak bentuknya. Serta
bantuk lengan dan kaki mulai timbul dan mulai namapak pula bentuk jari-jari
tangan dan kaki serupa garis-garis. Bentuk janin pada saat ini mempunyai ekor
kecil dan perut yang buncit.
c.
Fase
fetus (dari akhir bulan ke2 sampai dengan saat kelahiran). Yang merupakan fase
terakhir dan terpanjang dari masa kandungan, berlangsung kurang lebih 7bulan
lamanya. pada awal fase ini (kurang labih bulan ke3) jari-jari kaki dan tangan
yang tadinya melekat satu sama lainnya kiki mulai lepas, ekor embryo pun hilang
sama sekali, badannya terus dan bertambah panjang. Kemudian bulan ke4 kuku-kuku
pada jari kaki dan tangan mulai tampak,
rambut di kepala mulai tumbuh serta bentuk kelamin pun mulai kelihatan, otot
bayi mulai aktif.
Pada
bulan ke5 detak jantung dapat di dengar bila menggunakan stetoskop, gerakan
bayi makin jelas terutama gerakan kaki dan tangan. Pada bulan ke6 sampai ke8
kulit bayi berwarna merah dan berbulu serta di atas kulit terdapat zat sebangsa
minyak yang disebut vernix. Perlengkapan tubuhnya sedah lengkap sehingga
seandainya terjadi kelahiran memungkinkan untuk hidup akan ada.
Akhirnya
pada bulan ke9 kulit berwarna rose yang penuh dengan vernix seperti cream yang
dapat melindungi bayi dari bakteri penyakit pada saat kelahiran, berat badan
bayi umumnya berkisar antara 3-3,5 kg, dengan panjang kira-kira 30-50 cm. Bayi
laki-laki biasanya lebih besar dari pada bayi perempuan. Akhir bulan ke9 inilah dikatakan bayi
sudah matang untuk lahir.
Secata
keseluruhan dapat dikatakan bahwa perkembangan sebelum kelahiran berlangsung ke
arah caphalocaudal artinya pertumbuhan dan differensiasi terjadi dari kepala
kebagian pantat. Atau dengan kata lain dari bagian atas ke bagian bawah.
Apa
yang diuraikan di atas, semuanya mengenai perkembangan aspek fisik saja. Hal
ini disebabkan karena data tentang perkembangan psikis dalam masa ini sangat
kurang, kecuali hanya berupa praduga-praduga berdasarkan atas
perubahan-perubahan situasi yang dialami oleh ibu dihubungkan dengan
gerakan-gerakan bayi dalam kandungan seperti : adanya rasa cemas atau tenang,
sedih atau gembira dari si ibu, ataupun keadaan lingkungan sekitar seperti
suara gaduh atau bunyi, keadaan dingin atau panas dan lain-lain. Kenyataannya
bayi dalam kandungan selalu mengadakan reaksi terhadap situasi-situasi
tersebut. Atas dasar adanya reaksi-reaksi tersebut para ahli kejiwaan berkesimpulan
bahwa aspek psikis juga berkembang dalam masa ini, meskipun relatif.
2.5 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Maksud dari pengaruh prenatal terhadap tingkah laku
sesudah lahir adalah pengaruh-pengaruh yang dialami oleh janin melalui tubuh
dan keadaan jiwa si ibu yang mengandungnya, dan pengaruh itu terlihat padasaat
kelahiran bayi dan tingkah laku (fisik atau psikis) pada masa-masa sesudahnya,
seperti: premature, cacat anggota tubuh, atau gangguan-gangguan kehidupan
psikisnya. Adapun pengaruh-pengaruh itu dapat dikelompokan menjadi 2 (dua)
macam , yaitu: “pengaruh-pengaruh limgkungan (factor ekstern, ketegangan,
takhayul), dan sika ibu”.
a.
Pengaruh Lingkungan
Maksud dari pengaruh lingkungan ini adalah
keadaan-keadaan luar yang masuk ke dalam tubuh atau jiwa si ibu sehingga dapat
berpengaruh terhadap diri ibu dan sekaligus kepada janin yang ada dalam
kandungan, antara lain:
1. Kekurangan
gizi
Faktor lain yang cukup berpengaruh
terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Karena janin yang
dikandung berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya. Oleh sebab itu
,makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak,
vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Ibu yang kekurangan gizi
cenderung cacat .
Peran gizi dalam perkembangan masa
prenatal dan kelahiran menurut survey ibu-ibu yang makananya paling buruk
cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan
lahir premature atau meninggal. Supplement diberikan kepada ibu-ibu yang
kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan perfoma anak mereka selama 3
tahun pertama kehidupannya.
2. Sinar
roentgen (X-rays)
3. Obat-obatan:
obat penenang (thalidomide), heroin, opium, lysergic acid diethylamide
(LSD-25), cannabis (marijuana, hashish), amphetamines (STP)
(contoh
1 s/d 3, lihat Watson/Lindgren, 1973: 115)
4. Ketegangan
emosional karena sesuatu ancaman berat,
melihat kecelakaan atau peristiwa-peristiwa yang menegangkan.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan
juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal, karena
ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan sres dan emosi lain yang mendalam,
maka terjadi perubahan psikologis. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan
dan membuat janin kekurangan udara. Ibu yang mengalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal . goncangan emosi
diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan,kesulitan proses lahir,kelahiran
prematur dan penurunan berat, kesulitan pernafasan dari bayi yang baru lahir
dan cacat fisik.
5. Takhayul-takhayul
yang ada di masyarakat, dan dipercayai oleh sang ibu.
6. Pemakaian bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada
obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah
hamil,dapat mempengaruhi perkembangan janin. Dapat menimbulkan efek samping,
baik pada fisik maupun pada system kimiawi dalam tubuh janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung
bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Jika ibu
hamil mengkonsumsi obat tersebut selama dua bulan pertama kehamilan,dapat
menghambat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin. Minuman yang
mengandung alcohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
prenatal. Kemungkinan besar akan melahirakan bayi dengan gejala disebut sidrom
alcohol janin, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak dari anak oleh ibu yang
banyak meminum alcohol selamakehamilan.
Menghisab rokok oleh wanita hamil juga
dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal, kelahiran dan
perkembangan pasca lahir. Pengurangan bobot kelahiran,menimbulkan resiko aborsi
spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi tinggi selama proses
kelahiran. Keabnormalan structural plasenta yang mencemari aliran darah ibu dan
sari pati makanan yang di transmisikan pada janin. Rokok juga dihubungkan
dengan peningkatan pada pemusatan karbon dioksida dalam aliran darah ibu dan
janin, salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan pada system syaraf pusat
dan penurunan berat kelahiran.
Kondisi
lain yang mempengaruhi penyesuaian pasca lahir pada lingkungan pralahir. Setiap
kondisi dalam lingkungan pralahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai
dengan tabel waktu yang normal, akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada
saaat lahir dan penyesuaian pasca lahir dibandingkan dengan kondisi lingkungan
yang nyaman. Dalam suatu investigasi dilaporkan bahwa bayi berusia 2 tahun yang
sebelum lahir terkena timbal bensin yang tinggi dalam darah tali pusat,
mengalami kemunduran dalam suatu tes perkembangan mental.
b.
Sikap ibu (orang tua)
Kondisi
kelahiran yang berpengaruh terutama terhadap penyesuaian diri pasca lahir
adalah sikap orang tua. Bila sikap orang tua menguntungankan, hubungan orang
tua dan anak akan baik. Hubungan baik orang tua-anak ini akan dapat membantu
bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang dialami setelah lahir.
Misalnya, seorang ibu yang tenang sebelum dan selama melahirkan, akan
menghasilkan lebih banyak air susu dibandingkan dengan ibu yang tegang. Kondisi
ini sangat membantu bayi dalam menyesuaikan diri dengan cara makan baru yang
harus dilakukan sesudah kelahirannya, yaitu melalui penghisapan putting susu
ibu. Sebaliknya, orang tua yang memiliki sikap yang kurang menguntungkan,
menyebabkan hubungan orang tua-bayi lebih emosional. Kondisi ini memperlambat
penyesuaian bayi dalam hal makan dan tidur serta memperkuat tangisan, yang pada
gilirannya akan mengganggu penyesuaianyang harus dilakukan dengan lingkungan
pasca lahir.
Demikian
pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian bayi yang baru lahir,
seorang ayah sangat dituntut berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab,
kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan kekuatan
emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam
konteks psikologi islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan ini
mempunyai kaitan erat dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni
menyuarakan lafal azan dan qamat ke telinga bayi pada saat ia lahir.
Di samping dua pengaruh di atas, ada beberapa pengaruh lain (Desmita,
2005:87-89),
c.
Jenis Kelahiran
Jenis
kelahiran merupakan kondisi pertama yang menyebabkan kelahiran dapat
mempengaruhi perkembangan pasca lahir. Secara umum kelahiran dapat dibedakan
atas lima jenis:
·
Kelahiran normal atau spontan
·
Kelahiran dengan peralatan
·
Kelahiran sungsang
·
Kelahiran melintang
·
Kelahiran melalui pembedahan cesar (santrock,
1995)
Bayi
yang lahir secara spontan biasanya lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri
dengan lingkungan barunya dibandingkan dengan bayi yang mengalami proses
kelahiran yang lama dan sulit, serta menggunakan alat atau pembedahan. Demikian
juga, bayi yang dilahirkan melalui persalinan cesar umumnya lebih tenang,
sedikit menangis, dan lebih sedikit mengeluarkan tenaga dalam pergerakan acak
tubuh dibandingkan dengan bayi yang lahir spontan atau dengan dengan bantuan
peralatan.
d.
Jangka Waktu Periode Kelahiran
Kondisi
keempat yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca
lahir adalah lamanya periode kelahiran. Walaupun lama rata-rata periode
kehamilan 38 minggu atau 266 hari, namun hanya sedikit bayi yang lahir tepat
pada waktunya. Ada kalanya bayi lahir lebih awal dan ada kalanya lahir lebih
lambat dari waktu rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal dari waktu
rata-rata disebut “prematur”, sedangkan bayi yang lahir lebih lambat disebut
“postmatur”.
Bayi
disebut postmatur bila ia lahir terlambat 2 minggu atau lebih. Sedangkan bayi
disebut prematur bila ia lahir lebih cepat 2 minggu atau lebih dari waktu
rata-rata. Selain jangka waktu periode kehamilan ukuran dan berat badan juga
diperhitungkan. Bila berat bayi 2,7 kgatau kurang dengan panjang dengan panjang
kurang dari 19 inci, maka bayi dikategorikan prematur (Seifert & Hoffnung,
1994).
Bayi
yang lahir prematur, baik yang lahir sebelum waktunya maupun yang berat lahirnya rendah, dianggap sebagai bayi yang
beresiko tinggi, dan cendrung memperlihatkan gejala perkembangan yang berbeda
dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. Bayi postmatur biasanya
lebih cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir
dibandingkan dengan bayi usia normal sekalipun. Sebaliknya, bayi prematur
biasanya mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca
lahir. Bahkan dalam suatu investigasi yang dilakukan oleh Tiffany field (1982),
ditemukan bahwa bayi berusia 4 bulan yang lahir prematur memiliki kemampuan
vocal yang kurang, dan cendrung lebih menghindari kontak mata dibandingkan
dengan bayi yang lahir tepat pada waktunya.
Study
lain yang dilakukan Susan Rose, et. al. (1988), menemukan bahwa bayi-bayi
berusia 7 bulan yang beresiko tinggi dan yang lahir prematur kurang dapat
member perhatian secara visual terhadap kelembutan dan memperlihatkan
kekurangan-kekurangan dalam memori pengenalan visual dibandingkan dengan
bayi-bayi yang lahir postmatur dan tepat pada waktunya.
e.
Perawatan Pascalahir
Kondisi
kelahiran kelima yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir adalah jenis
perawatan yang diperoleh bayi pada hari-hari pertama kelahirannya. Kelahiran
merupakan suatu “drama penjebolan” secara drastis, yang disertai dengan
perubahan-perubahan kondisi (psiko-fisik) secara radikal revolusioner dari
seorang bayi. Hal ini dapat dipahami, sebab, setelah 9 bulan berada dalam
lingkungan rahim yang relatif stabil dan aman, janin tiba-tiba berada dalam
lingkungan, yang bukan saja berbeda tetapi juga sangat bervariasi.
Karena
perbedaan yang besar antara lingkungan intern (rahim) dan lingkungan ekstern
ini, mengharuskan bayi untuk melakukan penyesuaian diri secara radikal dan
cepat. Keharusan bayi yang baru lahir melakukan penyesuaian diri yang tidak
disertai dengan kemampuan untuk melakukannya karena kondisinya yang lemah
menuntut perhatian dan perawatan dari orang tua, terutama dari ibunya.
Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan
mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat
perhatian dan perawatan dengan baik cendrung lebih waspada, lebih aktif dan
lebih tanggap terhadap rangsangan luar dibandingkan dengan bayi yang kurang
mendapat perawatan.
Beberapa
dokter rumah sakit meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki
arti penting bagi perkembangan bayi. Oleh karena itu, selama waktu ini, orang
tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan emosional yang member landasan
bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahun ke depan. Bayi yang dipisahkan dari
ibunya pada segera setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan. Untuk
itu, beberapa rumah sakit mencoba menggunakan suatu strategi kelahiran yang
disebut “rooming in” (sekamar dengan bayi).
Menempatkan
bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibu, dimaksudkan agar ibu dapat
segera merespons dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi bayinya. Misalnya dalam
hal tangisan bayi, ibu yang dapat merespons tangisan bayi dan bertindak sesuai
dengan tangisan tersebut, maka frekuensi bayi menangis akan berkurang dan bayi
akan memiliki kemampuan lebih baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
pasca lahir (Hurlock,1980).
Di
samping itu, metode lain yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit terhadap
kelahiran adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu
segera setelah lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong
ikatan emosional ibu-bayi (Santrock, 1995).
Apa
yang diungkapkan di atas tidaklah selalu mempunyai korelasi yang positif.
Berbagai penelitian memang telah dilakukan para ahli, tetapi data-data tentang
pengaruh itu belum begitu lengkap. Meskipun demikian, tentu saja tindakan
preventif lebih bijaksana, diiringi dengan do’a kepada Allah SWT agar bayi yang
lahir berada dalam kondisi yang normal sebagaimana yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Masa
prenatal adalah periode perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia dan
secara biologis.
2. Ciri-ciri
periode pranatal adalah :
a Pada
saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan
selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b Kondisi-kondisi
yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan
kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai
mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c Jenis
kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan
pembuahan.
d Perkembangan
dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e
Periode
pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis.
f
Periode
prenatal merupakan saat dimana orang – orang berkepentingan membentuk
sikap-sikap yang baru di ciptakan.
3. Tahap masa prenatal mulai dengan bersatunya
sel seks pria dan sel seks wanita . Kedua sel – sel ini di kembangkan dalam
alat – alat reproduksi, yaitu gonand, sel seks pria , spermatozoa di produksi
dalam gonand pria, tes-tes, sedangkan sel-sel seks wanita, yaitu telur – telur,
di produksi dalam gonad wanita, yaitu indung telur.
4. Fase-fase
perkembangan masa prenaatal yaitu fase zyygote, fase embryo dan fase fetus.
5. Faktor-faktor
yang mempengaruhi masa prenetal adalah pengaruh lingkungan, sikap ibu, jenis
kelahiran,jangka waktu priode kehamilan dan perawatan pascalahir.
3.2 Tanggapan
Kelompok
Ternyata setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan
masa prenatal, apa saja ciri-ciri masa prenatal, bagaimana tahap masa prenatal,
bagiamana fase-fase perkembangan masa prenatal dan apa saja faktor yang
mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Kami jadi mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik masa
prenatal. Dengan demikian pengetahuan kami tentang peserta didik bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Ani. 2006. Psikologi Perkembangan. Ciputat:
Quantum Teaching.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2002. Nuansa-Nuansa
Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mar`at, Samsunuwiyati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Rosdakarya.
Rachman,
Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembngan. Yogyakarta: Teras.
http://yuudho.blogspot.com/2010/01/masa-prenatal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar