TUGAS KELOMPOK
Bimbingan
dan Konseling Terhadap Murid Lambat Belajar
Dosen Pengampu Triyani
Ratnawuri,M.Pd.
Oleh :
1. Luciana dewi 11210053
2. Muhammad Fuad 11210056
3. Octy Sri Ponibel 11210060
4.
Puspa Ayu Anjarsari 11210061
5. Joni Herdiansyah 11210086
Kelompok 8
Kelas: B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahi robil
alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Triyani Ratnawuri,M.Pd.selaku dosen pengampu dan semua pihak yang
telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB PEMBAHASAN .....................................................................................................
A. Pengertian siswa
lambat belajar dan ciri-cirinya..................................................
1
B.
Manifestasi dari gejala-gejala tingkah laku murid lambat belajar........................
4
C. Pemahaman latar belakang tingkah laku lambat
belajar.....................................
5
D. Bantuan terhadap tingkah laku murid lambat
belajar......................................... 7
E. Usaha
tindak lanjut(Follow Up).......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
Bimbingan dan Konseling Terhadap
Murid yang Lambat Belajar
A.
Pengertian dari Lambat Belajar Dan
Ciri-Cirinya
Anak Lambat belajar
adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan
mental (fungsi intelektual di bawah teman-teman seusianya) disertai
ketidakmampuan/kekurangmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri
sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Sehingga, anak
lambat belajar membutuhkan lebih banyak waktu, lebih banyak pengulangan dan
harus seringkali berkonsultasi dengan guru agar mencapai kesuksesan. Murid lambat belajar bisa mengikuti
pembelajaran sebagaimana kelas reguler biasa (tanpa harus memerlukan adanya
peralatan yang khusus), hanya program belajarnya mungkin agak sedikit disesuaikan
, terutama berkaitan dengan metode dan rentang waktunya. Masalah pokok yang
dialami murid-murid yang lambat belajar adalah keterlambatan dalam belajar
akibat dari keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Penyesuaian diri menjadi
masalah akibat keadaan emosi yang kurang terkendali sehingga sering terjadi
perselisihan dengan teman-temannya.
Murid
yang lambat belajar (slow learner)
adalah sekelompak murid di sekolah yang perkembangan belajarnya lebih lambat
dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman seusianya. Pada umumnya mereka
ini mempunyai kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata. Murid yang lambat belajar
tersebut sering dikenal sebagai anak yang “sub
norma, mentally retarted” seperti yang dijelaskan dalam “Dictionary of Psychology”; slow learner; a
non technical term variously applied to children who are some what mentally
retarted or are developing at a slower that normal rate” (Ernest
R.Hillgrand, 1962).
Murid lambat belajar berada dengan
murid yang prestasi belajarnya rendah (under
achiver). Murid lambat belajar perkembangan atau prestasi belajarnya lebih
rendah dari rata-rata karena mempunyai kemampuan kecerdasan yang lebih rendah
dari rata-rata. Sedangkan murid yang berprestasi rendah (under achiver) prestasi belajarnya lebih rendah dari rata-rata,
tetapi kemampuan kecerdasannya normal atau mungkin lebih tinggi. Adapun
ciri-ciri lambat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Kemampuan
kecerdasan rendah/ dibawah rata-rata.
b. Perhatian
dan konsentrasinya terbatas.
c. Terbatasnya
kemampuan untuk menilai bahan-bahan pelajaran yang relevan.
d. Terbatasnya
kemampuan unuk menngarahkan diri (self
dirention).
e. Terbatasnya
kemampuan mengabstraksi dan menggenaralisai yang membutuhkan
pengalaman-pengalaman konkret.
f. Lambat
dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan pengertian.
g. Sering
mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal-hal yang telah dipelajari dalam
bahan dan situasi baru.
h. Waktu
untuk mempelajari dan menerangkan pelajaran cukup lama, akan tetapi tidak dapat
bertahan lama dalam ingatannya. Cepat sekali melupakan apa yang telah
dipelajari.
i.
Kurang mempunyai inisiatif.
j.
Tidak dapat menciptakan dan memiliki
pedoman kerja sendiri, serta kurang memiliki kesanggupan untuk menemukan
kesalahan-kesalahan yang dibuat.
k. Kurang
mempunyai daya cipta (kreativitas)
l.
Tidak mempunyai kesanggupan untuk
menguraikan, menganalisis atau memecahkan suatu persoalan atau berfikir kritis.
m. Tidak
mempunyai kesanggupan untuk menggunakan proses mental yang tinggi (Herniyanto
dan Triyono , Tanpa Tahun).
Sedangkan
Cece Wijaya mengidentifikasikan ciri-ciri murid lambat belajar ditinjau dari
segi proses belajar mengajar sebagai berikut:
a. Mereka
lambat didalam mengamati dan mereaksi peristiwa yag terjadi pada lingkungan.
b. Meraka
jarang mengajukan pertanyaan dan kurang berkeinginan untuk mengikuti
jawabannya.
c. Mekara
kurang memperlihatkan dan bahkan tifak menaruh perhatian terhadap apa dan
bagaimana pekerjaan itu dikerjakan.
d. Mereka
banyak menggunakan daya ingat (hapalan) dari pada logika (reasoning).
e. Mereka
tidak dapat menggunakan cara
menghubungkan bagaimana pengetahuan dengan pengetahuan lainnya dalam berfikir.
- Mereka kurang lancar, tidak jelas dan tidak tepat dalam menggunakan bahasa.
- Mereka banyak bergantung pada guru dan orang tua di dalam membuktikan ilmu pengetahuan.
- Mereka sangat lambat dalam memahami konsep-konsep abstrak.
- Mereka memperoleh kesulitan di dalam mentransfer pengetahuan dari satu ladang ke ladang yang lain.
- Mereka lebih banyak mengambil jalan coba salah dari pada menggunakan logika dalam memecahkan masalah.
- Mereka tidak sanggup membuat generalisasi dan mengambil kesimpulan.
- Mereka miskin memiliki daya lekat (retensi) ingatan dalam segala bentuk kegiatan belajar.
- Mereka memperlihatkan kelemahan dalam tulissan walaupun menggunakan kata-kata mudah dan sederhana.
- Mereka memiliki kelemahan di dalam mengerjakan tugas-tugas yang harus dikerjakan secara bebas.
Kesulitan
belajar biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan rendah dan mengalami
kelambatan dalam belajar. Anak yang lambat dalam belajar akan tampak jelas dari
menurunnya kinerja akademis atau prestasi belajar. Lambatnya belajar siswa
dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior)
seperti terlalu diam di kelas (karena tidak mengerti meteri pelajaran), suka
mengusik atau mengganggu teman, suka berkelahi, sering tidak masuk kelas, serta
membolos pada waktu pelajaran.Guru harus mengidentifikasi kemungkinan
sebab-sebab kesulitan belajar siswa. Koestoer mengidentifikasi kemungkinan
sebab lambatnya belajar siswa berdasar empat kategori yaitu:
a.
Kondisi
sosiologis yang permanen
b.
Kondisi
sosiologis yang temporer
c.
Pengaruh-pengaruh
lingkungan sosial yang permanen
d.
Pengaruh
leingkungan sosial yang temporer
B.
Manesfitasi Dari Gejala-Gejala Tingkah Laku
Murid Lambat Belajar
Pada umumnya murid lambat belajar
menunjukkan tingkah laku sebaga berikut:
1. Keterlambatan:
lambat dalam menerima pelajaran, lambat dalam mengelola pembelajaran, lambat
membaca, lambat memahami bacaan, lambat bekerja, lambat dalam mengerjakan
tugas, lambat dalam memecahkan masalah,dsb.
2. Kelainan
tingkah laku yaitu tingkah laku yang tidak produktif dan kebiasaan jelek.
3. Kurangnya
kemampuan yaitu kurang mampu konsentrasi, kurang kemampuan mengingat, kurang
kemampuan membaca, kurang kemampuan berkomunikasi, kurang kemampuan memimpin,
kurang kemampuan menyatakan ide atau
pendapat.
4. Prenstasi
yang rendah yaitu prestasi belajar dan mengajar.
- Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
- Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
- Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
- Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
- Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.
- Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.
Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003)
mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang
ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.
Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :
a. Dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan
oleh guru (criterion reference).
b. Tidak dapat mengerjakan atau
mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan,
bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam
under achiever.
c. Tidak berhasil tingkat penguasaan
materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan
tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner
atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater).
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai
siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas
atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa
dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar
siswa:
(1)
tujuan pendidikan;
(2) kedudukan
dalam kelompok;
(3)
tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan
(4)
kepribadian.
C.
Pemahaman Latar Belakang Tingkah Laku Lambat
Belajar
Dalam memahami latar belakang
tingkah laku murid yang lambat belajar dapat dilakukan dengan:
a. Mempelajari
catatan pribadi
Langkah pertama yang
harus dilakukan oleh guru/konselor dalam menghadapi kasus murid dalam lambat
belajar adalah apa yang memahami latar belakang gejala-gejala tingkah laku
tersebut. Dalam melaksanakan pelaksaan program bimbingan dan konseling
disekolah maka guru/konselor mengumpulkan data yang diharapkan secara lengkap
tersimpan dalam cacatam pribadi murid atau bentuk-bentuk catatan lain. Untuk
memahami latar belakang suatu gejala tingkah laku tertentu, konselor pertama-tama
hendaklah berhubungan dengan murid tersebut. Untuk mempermudah cara bekerja
baik pemahaman masalah maupun dalam pelayanan bantuan dapat digunakan format
pembimbing murid.
Data yang digunakan
serta dipelajari serta menyimpan dalam format tidak seluruh data melainkan
dipilih data yang relevan dengan gejala-gelaja yang diperlihatkan murid. Cara
menyeleksi data agar relevan dengan gejala-gejala yang diperlihatkan murid,
maka guru/konselor harus mempunyai hipotesis tentang masalah yang mungkin
dihadapi sebelum melihat gejala-gejala kesulitan pada murid. Oleh karena itu
seleksi data sebaiknya didasari hipotesis tersebut, meskipun hipotesis masih
lemah akan dapat menentukan arah kkerja dengan baik.
b. Pengumpulan
data baru
Dengan data yang
diperoleh dari data catatan pribadi, kemunginan sudah didapat data yang memadai
tentang latar belakang tingkah laku lambat belajar seorang murid. Apabila data yang diperoleh data cacatan
pribadi belum memadai maka masih perlu disusun kemung kinan masalah sementara
untuk kemudian diadakan pengumpulan data baru yang dikerjakan pada saat
konselor menghadapi seorang kasus. Pengumpulan data baru dapat dipusatkan pada
hhal-hal berikut :
1. Untuk
mengcek kemampuan kecerdasan murid
2. Untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap tentang keadaan keluarga serta pelayanan
keluarga terhadap murid sebagai kasus.
3. Untuk
mendapatkan data lebih lanjut tentang hubungan sosial murid dengan
teman-temannya.
c. Menyimpulkan
masalah
Dengan terkumpulnya data, hasil pengumpulan data
baru maka diharapkan sudah diperoleh data yang lengkap, sehingga sudah dapat
disimpulkan kemungkinan masalah yang dihadapi murid lambat belajar.
Penyimpulan masalah hendaknyadalam bentuk alternatif
(kemungkinan-kemungkinan), dan disusun dalam satu rangkig (diberi rangking
prioritas), sehingga dapat dilihat urutan kemungkinan terkuat sampai pada
kemungkinan terlemah. Penyusunan berbagai kemungkinan konselor meninjau masalah
itu secara luas dan dapat disesuaikan dengan kemampuan serta alat-alat yang
ada.
D. Bantuan terhadap Siswa yang Lambat Belajar
Secara umum kemungkinan-kemungkinan bantuan yang dapat
diberikan kepada siswa yang lambat belajar antara lain:
- Pemberian informasi secara lisan
Tujuan pemberian informasi lisan ini adalah memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa sesuai dengan kasus yang dialaminya.
Informasi ini dapat diberikan dengan cara tanya jawab, diskusi dan ceramah.
Cara yang dipergunakan tergantung pada kemampuan dan kesediaan siswa yang
bersangkutan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam memberikan informasi secara
lisan adalah :
- Mempersiapkan bahan-bahan informasi yang diperlukan dan menyajikan dengan format/bentuk tertentu.
- Menciptakan hubungan yang baik dengan siswa yang menjadi kasus.
- Mengkomunikasikan bahan.
- Menyimpulkan informasi dan merangkum cara-cara belajar.
- Bantuan penempatan
Bantuan
penempatan ini ditujukan untuk memperbaiki bantuan siswa dalam mengatasi
kesulitan khususnya yang menyangkut hubungan sosial siswa di dalam kelas dan
tingkat kemampuan siswa. Misalnya: menempatkan siswa pada kelas-kelas heterogen
yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
- Pertemuan dengan orang tua
Pertemuan dengan orang tua siswa ini yang dianggap paling
banyak manfaatnya dalam membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa,
memberikan saran-saran tentang bagaimana sebaiknya member pelayanan kepada
siswa yang lambat belajar dan memberikan motivasi serta petunjuk cara-cara
belajar yang efektif dan efisien.
- Sosiodrama
Sosiodrama ini digunakan untuk memperbaiki hubungan sosial
dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan sosiodrama ini harus memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
- Persiapan yaitu mempersiapkan pengelompokan siswa, megidentifikasikan masalah yang dihadapi kelompok, merencanakan tema cerita.
- Introduksi yang meliputi memperkenalkan kegiatan dan tujuannya serta menjelaskan cara-cara melaksanakan kegiatan.
- Pemilihan peran yang meliputi kegiatan menceritakan garis besar cerita dan penentuan para pemain.
- Pelaksanaan sosiodrama yaitu masing-masing pemeran memerankan perannya sesuai dengan fantasinya.
- Mendiskusikan sikap-sikap yang diperankan, bertukar pendapat dan saran tentang sikap tersebut, pengarahan dan pemecahan.
- Mengulangi permainan setelah memperhatikan hasil diskusi.
5. Konseling Individual
Pada tahap ini konselor memberikan
bantuan kepada siswa secara individual dengan memperhatikan masalah-masalah
yang dihadapi.Masalah-masalah ini memiliki intensitas kesulitan yang cukup
dalam dan konselor mempergunakan bermacam-macam teknik sesuai dengan keadaaan
dan latar belakang siswa.
Secara
umum kemungkinan-kemungkinan bantuan yang dapat diberikan kepada siswa lambat belajar antara lain :
1.
Pemberian Layanan Informasi
Tujuan pemberian layanan
informasi adalah untuk memberikan berbagai keterangan yang dibutuhkan siswa
sesuai dengan masalah yang dialami. Jerome Rosner (1993) mengungkapkan petunjuk
untuk mencapai tujuan tersebut layanan ini hendaknya memperhatikan patokan atau
rambu-rambu berikut :
a). Pahami dan pastikan
bahwa siswa memiliki pengetahuan factual yang diperlukan dalam memahami bahan
ajar.
b). Batasi jumlah
informasi baru kepada hal-hal yang tercantum pada bahan atau sub pokok bahasan, dan sampaikan sedikit demi sedikit,
jika perlu dengan jembatan keledai.
c). Sajikan informasi
secara jelas tentang apa yangharus dipelajari.
d). Nyatakan
secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitan dengan informasi yang
telah dimiliki siswa.
e). Jika siswa sudah
mampu menguasai unit kecil (sub pokok bahasan) perkenalkan dia pada unit yang
lebih besar.
f). Siapkan pengalaman
ulang untuk memperkuat informasi baru dalam ingatan siswa.
g). Lakukan drill dan latihan yang paling efektif
jika perlu siswa diminta mengatakan atau menuliskan apa yang dia lihat dan
dengar.
2
Layanan Penempatan
Layanan
penempatan dan penyaluran ialah kegiatan pembimbingan yang memungkinkan siswa
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan kemampuan, bakat,
minat, dan cirri-ciri pribaadinya. Tujuan layanan penempatan adalah membantu
siswa agar dapat memiliki penyesuaian kepribadian yang lebih baik sehubungan
dengan lingkungan sekolah. Kegiatan pelayanan penempatan ini ialah memberikan
bantuan dalam hal : pembentukan kelompok belajar; pembentukan kelompok
kegiatan; kegiatan ekstrakurikuler; penempatan tempat duduk di kelas;
penempatan dalam situasi tertentu yang dapat memecahkan masalah (dalam
pengajaran remedial) dan penempatan dalam kelompok khusus lainnya.
3
Latihan
Latihan
merupakan kegiatan yang sudah direncanakan dan kegiatan itu dilakukan secara
berulang-ulang sampai tercapai tujuan yang sudah ditentukan. Dalam hal ini
tujuan merupakan perilaku, kebiasaan, sikap dan keterampilan yang diinginkan.
Jadi latihan ini berfungsi mengubah perilaku, sikap dan kebiasaaan lama yang tidak
baik dan dianggap penghambat perkembangan anak menjadi sikap, kebiasaan dan
perilaku yang baik. Materi latihan harus disesuaikan dengan permasalahan anak
dan caranya harus disesuaikan dengan kepribadian anak. Oleh karena itu, dalam
melatih dibutuhkan kesabaran dan keterampiln guru.
4
Pengajaran Remidial
Dengan
melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap
sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam
keseluruhan proses belajar-mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan
melalui pengajaran remedial, antara lain :
a).
Perumusan tujuan
b).
Penggunaan metode
c).
Cara-cara belajar
d).
Materi dan alat pelajaran
e). Evaluasi, dan
f). Segi-segi pribadi siswa
5
Konsultasi Dengan Orang Tua Siswa
Konsultasi
dengan orang tua siswa dianggap paling banyak manfaatnya dalam membantu
kesulitan yang dialami siswa lambat belajar. Konsultasi ini dimaksudkan untuk
mendiskusikan kesulitan yang dihadapi anak, member saran-saran bagaimana
sebaiknya memberikan layanan kepada anak belajar dan memberikan motivasi dan
cara-cara belajar yang efektif dan efisien.
E.
Usaha – Usaha Tindak Lanjut (Follow Up)
Setelah
guru/konselor memberikan bantuan dalam proses pemecahan kesulitan murid dalam
belajar, maka masih perlu mengikuti perkembangan murid. Langkah ini juga
menerapkan evaluasi terhadap seluruh tahap dalam proses pemecahan kesulitan
belajar bagi murid yang lambat belajar.
Apakah
dalam tahap – tahap tersebut sudah tepat atau sebaliknya sehingga dapat
dipertimbangkan apakah perlu adanya perbaikan atau tidak. Pada tahap ini
biasanya dilakukan kegiatan – kegiatan seperti mengadakan wawancara dengan
orang tua dan guru untuk men-cek apakah perubahan tingkah laku telah terjadi atau
belum. Di samping itu perlu observasi langsung terhadap murid lambat belajar
yang mendapat bantuan tersebut, terhadap bantuan yang belum berhasil, apabila
masih berada dalam kemampuan konselor maka dapat diadakan usaha – usaha umpan
balik (feed back). Usaha umpan balik
ini dapat berupa :
a) Pengumpulan
data kembali untuk mendapatkan data yang lebih lengkap atau men-cek data yang
ada tentang latar belakang masalah.
b) Perumusan
– perumusan kemungkinan masalah kembali, sebab mungkin perumusan masalah
yanglalu kurang tepat.
c) Pemilihan
layanan bantuan bimbingan konseling yang lain.
d) Mengulang
bantuan bimbingan dan konseling kepada murid yang lambat belajar tersebut
(badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan (BP & K),
1985)
Dalam
mengulang kegiatan – kegiatan tersebut kerja sama dengan guru, orang tua dan
staf lainnya tetap diperlukan. Apabila
pelayanan bantuan yang dilakukan konselor terhadap murid lambat belajar, di
luar batas kemampuanya, maka konselor telah melakukan fungsi penghantar
(referal).Langkah yang dapat dilakukan konselor alam menghantarkan/menyerahkan
murid sebagai kasus kepada orang lain yang lebih berwenang adalah :
a) Menyerahakan
kepada orang yang ahli tes diagnostik untuk pelajaran dasardan pelajaran
lainnya.
b) Menyerahkan
kepada ahli pengajaran remidial dalam pengajaran dasar dan lainnya.
c) Bersama
orang tua menyerahkan murid sebagai kasus kepada dokter atau psikologi.
Program Layanan Bimbingan Konseling yang
dikembangkan bagi siswa lambat belajar mengacu pada keadaan individu sebagai
manusia seutuhnya sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan kepribadian
secara utuh.
Tehnik yang dimaksudkan untuk menangani siswa
tersebut akan mengarah pada unsur-unsur yang berhubungan dengan :
1.
Pengembangan
ranah kognitif/intelektual
Pada pemgembangan ini guru diharapkan
menyediakan rentangan pengalaman belajar yang luas serta dapat diamati atau
nyata. Pengelolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di dasarkan pada
kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru dalam memberikan
pelayanan optimal bagi siswa lambat belajar
2.
Pengembangan
ranah afektif
Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan
harapan anak yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya di dalam
sikap kehidupan berkelompok
3.
Pengembangan
ranah fisik
Pembimbing diharapkan memberikan layanan yang
dapat memberikan kemungkinan siswa memperoleh pengalaman memadukan pola
perkembangan berikir dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang
sesuai di dalam kelompoknya.
4.
Pengembangan
ranah intuitif
Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat
di dalam pemunculan wawasan dan tindakan kreatif. Mengingat fungsinya itu, maka
layanan bagi siswa yang lambat belajar perlu memperdulikan pengembangan
pengalaman yang mendorong dia untuk berimajenasi dan berkreasi (dalam tingkat
yang sederhana)
5.
Pengembangan
ranah masyarakat
Pemberian layanan dapat dilakukan dengan
membantu siswa memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota
kelompok,serta mampu berpartisipasi dalam proses kelompok memperluas perasaan
keanggotaan masyarakat. Memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas
ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan merancang kegiatan-kegiatan kelompok khusus.
SOAL
Pilihan
ganda
1. Murid
yang berprestasi rendah merupakan murid yang
prestasi belajarnya lebih rendah dari rata-rata. Murid yang berprestasi
rendah disebut juga dengan….
a. Under
achiver.
b. Under
achiever.
c. Undder
uchiever.
d. Uender
achievere.
e. Undere
activere.
2. Sekelompak
murid di sekolah yang perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan
perkembangan rata-rata teman seusianya. Merupakan pengertian dari…
a. Cepat
belajar.
b. Lambat
belajar.
c. Kesulitan
belajar.
d. Pandai
belajar.
e. Tidak
belajar.
3. Anak
yang mengalami lambat belajar biasanya memiliki sifat…
a. acuh tak acuh, menentang, berpura-pura,
pemarah.
b. Berpura-pura,dusta,ramah,dusta.
c. Acuh tak acuh,menentang,berpura-pura,dusta.
d. Pemarah,pedendam,sombong,malas
e. Egois,pemalas,sombong,pedendam
4. Dalam
memahami latar belakang tingkah laku murid yang lambat belajar dapat dilakukan
dengan,kecuali….
a. Mempelajari
catatan pribadi.
b. Mengumpulan
data baru.
c. Menyimpulkan
masalah.
d. Memberi
bantuan murid lambat belajar..
e. Mempelajari
catatan,mengumpulkan data,menyimpulkan masalah.
5. Didalam
usaha tidak lanjut dalam murid lambat
belajar diperlukannya umpan balik umpan balik tersebut yaitu,kecuali…
a. Pengumpulan
data kembali untuk mendapatkan data yang lebih lengkap atau men-cek data yang
ada tentang latar belakang masalah.
b. Perumusan
– perumusan kemungkinan masalah kembali, sebab mungkin perumusan masalah
yanglalu kurang tepat.
c. Pemilihan
layanan bantuan bimbingan konseling yang lain.
d. Mengulang
bantuan bimbingan dan konseling kepada murid yang lambat belajar tersebut .
e. Memberikan
pengarahan kepada murid lambat belajar.
Essay
1. Dalam
pengumpulan data baru ada 3 hal yang harus diperhatikan, sebutkan !
2. Tehnik yang
untuk menangani murid lambat belajar akan mengarah pada unsur-unsur yang
berhubungan dengan apa saja,sebutkan!
3. Sosiodrama digunakan untuk
memperbaiki hubungan sosial dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan sosiodrama
ini harus memperhatikan langkah-langkah.sebutkan
3 saja!
4. Koestoer
mengidentifikasi kemungkinan sebab lambatnya belajar siswa berdasar empat
kategori,sebutkan!
5. Sebutkan
3 ciri-ciri murid lambat belajar ditinjau dari segi proses belajar mengajar!
Jawaban
Pilihan
ganda:
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
Essay:
1. a Untuk mengcek kemampuan kecerdasan murid.
b.Untuk mendapatkan data yang lebih
lengkap tentang keadaan keluarga serta
pelayanan keluarga terhadap murid
sebagai kasus.
c.Untuk mendapatkan data lebih lanjut
tentang hubungan sosial murid dengan
teman-temannya.
2. a. Pengembangan ranah kognitif/intelektual
b.
Pengembangan ranah afektif
c.
Pengembangan ranah fisik
d.
Pengembangan ranah intuitif
e.
Pengembangan ranah masyarakat
3. 1. Persiapan yaitu mempersiapkan pengelompokan
siswa, megidentifikasikan masalah yang dihadapi kelompok, merencanakan tema
cerita.
2. Introduksi yang meliputi
memperkenalkan kegiatan dan tujuannya serta menjelaskan cara-cara melaksanakan
kegiatan.
3. Pemilihan peran yang meliputi
kegiatan menceritakan garis besar cerita dan penentuan para pemain.
4. Pelaksanaan sosiodrama yaitu
masing-masing pemeran memerankan perannya sesuai dengan fantasinya.
5. Mendiskusikan sikap-sikap yang
diperankan, bertukar pendapat dan saran tentang sikap tersebut, pengarahan dan
pemecahan.
6. Mengulangi permainan setelah
memperhatikan hasil diskusi.
4. a.
Kondisi
sosiologis yang permanen
b.
Kondisi
sosiologis yang temporer
c.
Pengaruh-pengaruh
lingkungan sosial yang permanen
d.
Pengaruh
leingkungan sosial yang temporer
5 a. Mereka lambat didalam
mengamati dan mereaksi peristiwa yag terjadi pada lingkungan.
b. Meraka jarang mengajukan pertanyaan dan
kurang berkeinginan untuk mengikuti jawabannya.
c. Mereka kurang memperlihatkan dan bahkan tifak menaruh
perhatian terhadap apa dan bagaimana pekerjaan itu dikerjakan.
d. Mereka banyak menggunakan daya ingat
(hapalan) dari pada logika (reasoning).
e. Mereka tidak dapat menggunakan cara menghubungkan bagaimana
pengetahuan dengan pengetahuan lainnya dalam berfikir.
f.
Mereka
kurang lancar, tidak jelas dan tidak tepat dalam menggunakan bahasa.
g.
Mereka
banyak bergantung pada guru dan orang tua di dalam membuktikan ilmu
pengetahuan.
h.
Mereka
sangat lambat dalam memahami konsep-konsep abstrak.
i.
Mereka
memperoleh kesulitan di dalam mentransfer pengetahuan dari satu ladang ke
ladang yang lain.
j.
Mereka
lebih banyak mengambil jalan coba salah dari pada menggunakan logika dalam
memecahkan masalah.
k.
Mereka
tidak sanggup membuat generalisasi dan mengambil kesimpulan.
l.
Mereka
miskin memiliki daya lekat (retensi) ingatan dalam segala bentuk kegiatan
belajar.
m.
Mereka
memperlihatkan kelemahan dalam tulissan walaupun menggunakan kata-kata mudah
dan sederhana.
n.
Mereka
memiliki kelemahan di dalam mengerjakan tugas-tugas yang harus dikerjakan
secara bebas.
Daftar
Pustaka
Mulyadi.2010.Diagnosa
Kesulitan Belajar.Nuha Litera.Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar