Senin, 27 April 2015

Makalah “ASPEK MEDIS DARI KESULITAN BELAJAR”



TUGAS KELOMPOK
“ASPEK MEDIS DARI KESULITAN BELAJAR”
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KETUNTASAN
BELAJAR DIAGNOSA ATAU REMIDIAL PEMBELAJARAN DENGAN DOSEN PENGAMPU
Triani Ratnawuri , S.Pd., M.Pd



SUSILOWATI                                  11210065
NUR JANAH                                                11210059
RAHMA HAYATI                           11210062
JORDI RAHARDIAN                     11210071

PRODI                     : PENDIDKAN EKONOMI (B)
SEMESTER            : V ( LIMA )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu kedokteran secara terus-menerus terlibat dalam upaya penanggulangan kesulitan belajar. Karena implikasi petalogis dari kesulitan belajar maka banyak anak yang dikirim ke dokter spesialis anak, neurology, psikiater anak, dokter spesialis penyakit mata, spesialis THT, dan spesialis lain untuk memperoleh diagnosis yang tepat. Dokter-dokter ahli tersebut dapat menjadi masalah satu anggota tim yang sangat penting dalam pendekatan multidisipliner untuk memecahkan masalah kesulitan belajar. Pada bab ini secara berturut-turut akan dibahas manfaat informasi medis bagi guru, terminology medis tentang kesulitan belajar, peran berbagai cabang ilmu kedokteran, dan keterlibatan terapi medis dalam penanggulangan kesulitan belajar.
B.     Tujuan
Ada empat tujuan yang ingn dicapai melalui pembahasan pada bab ini. Keempat tujuan tersebut adalah:
1.      Manfaat informasi medis bagi guru
2.      Terminologi kedokteran tentang kesulitan belajar.
3.      Peran berbagai cabang kedokteran dalam peanggulangan kesulitan belajar dan
4.      Keterlibatan macam-macam terapi medis dalam penanggulangan kesulitan belajar.




BAB II
ASPEK MEDIS DARI KESULITAN BELAJAR



1.      Manfaat Informasi Medis bagi Guru
Ada Lima manfaat informasi medis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah kesulitan belajar, kelima macam masalah tersebut yaitu;
1)      Guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi di dalam otak.
2)      Dapat menyadari bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan baik  pada asesmen maupun pemecahan masalah kesulitan belajar belajar.
3)      Dapat menginterpretasikan laporan medis tentang anak dan mendiskusikan temuan – temuannya dengan dokter dan orang tua.
4)      Dapat memahami bahwa beberapa kesulitan belajar ditemukan karena kemajuan teknologi kedokteran.
5)      Penemuan – penemuan ilmiah tentang otak menusia dan belajar dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kesulitan belajar.
Menyadarkan guru bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi di dalam otak. Jika belajar terkait dengan proses yang terjadi di dalam sistem saraf pusat, maka terjadinya disfungsi pada sistem tersebut dapat berakibat pada terjadinya gangguan dalam proses belajar. Pengetahuat tentang sistem saraf pusat dan kaitanya dengan kesulitan belajar sangat bermanfaat baginguru, terutama sekali guru bagi anak berkesulitan belajar. Pengetahuan semacam ini bukan hanya bermanfaat untuk menciptakan suatu strategi pembelajaran yang tepat terjadi juga dapat menjadikan guru lebih bijaksana dalam memandang anak berkesulitan belajar.
Menyadarkan guru bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan dalam asesmen dan penanggulangan kesulitan belajar. Memahami sumbangan dari para dokter spesialis, guru akan membutuhkan pengetahuan dan perspektif berbagai macam spesialis ilmu kedokteran. Dengan demikian, memungkinkan terjadinya kerjasama tim yang padu dalam memecahkan masalah kesulitan belajar.
Menginterpretasikan laporan medis tentang anak dan mendiskusikan penemuanya dengan dikter dan orang tua. Pengetahuan tentang pengobatan yang diberikan kepada anak, memungkinkan guru dapat memberikan umpan balik kepada dokter dan orang tua tentang efektivitas suatu jenis pengobatan. Dengan umpan balik tersebut maka upaya penanggulangan kesulitan belajar dapat lebih efektif dan efisien.
Beberapa kesulitan belajar muncul berkaitan dengan kemajuan dalam teknologi kedokteran. Kemajuan dalam teknologi kedokteran memungkinkan upaya untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak yang memungkinkan pada masa sebelumnya tidak dapat diselamatkan. Dari anak-anak yang berhasil diselamatkan tersebut sebagian mengalami kesulitan belajar yang memerlukan guru yang memiliki pemahaman yang baik tentang anak. Pemahaman yang baik tersebut hanya dimungkinkan jika guru memiliki informasi yang benar tentang keadaan anak.
Penemuan ilmiah tentang yang berupaya mengungkap rahasia otak manusia dan belajar memungkinkan tercapainya suatu bentuk pelayanan pendidikan yang lebih baik. Penemuan-penemuan ilmiah dalam ilmu kedokteran tentang otak manusia dan belajar memungkinkan dikembangkanya suatu bentuk teknologi pendidikan yang lebih baik dan upaya memecahkan masalah belajar yang efektif dan efisien. Dengan demikian, maka diperlukan suatu bentuk kerjasama antara dokter ahli neurologis dan guru yang menguasai dasar-dasar neurologis.

2.      Terminologi Medis
Dokter spesialis umumnya lebih menyukai untuk menggunakan terminology DMO (disfungsi minimal otak) atau MBD (minimal brain dysfunction).  Istilah DMO atau MBD diserahkan untuk pertama kalinya oleh Cleaments pada tahun 1966  sebagai pengganti dari brain injured, sedangkan Asosiasi Psikiater Amerika Serikat pada tahun 1980 menyerahkan penggunaan terminology attention deficit disorder (AAD) sebagai pengganti MBD (Lerner, 1981: 51). Attentian deficit disorder (AAD) selanjutnya dibagi menjadi dua tipe, yaitu dengan dan tanpa hiperaktifitas. Kriteria diagnostik untuk anak yang memiliki ganguan kekurangan perhatian dengan hiperktivitas (attention deficit disorder with hyperactivity) adalah kurang perhatian, impulsif , hiperaktivitas adapun penjelasanya adalah:
a.       Kurang perhatian. Paling sedikit mencakup tiga karakteristik dari yang tersebut di bawah ini:
1.      Sering gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai.
2.      Sering tampak seperti tidak mendengarkan.
3.      Mudah bingung dan
4.      Kesulitan untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan sekolah atau tugas-tugas lain.
b.      Impulsif. Paling sedikit mencakup tiga karakteristik dari yang tersebut di bawah ini:
1.      Kesulitan untuk mengikuti suatu aktivitas permainan.
2.      Sering bertindak sebelum berfikir.
3.      Mengubah-ubah aktifitas dari yang satu ke yang lain.
4.      Kesulitan untuk mengorganisasikan pekerjaan ( bukan karena gangguan kognitif).
5.      Memerlukan banyak pengawasan.
6.      Sering keluar kelas dan
7.      Sulit menunggu giliran dalam permainan atau dalam situasi belajar kelompok.
c.       Hiperaktifitas. Paling sedikit mencakup dua dari karakteristik berikut ini:
1.      Berlari-lari dan memanjat-manjat secara berlebihan.
2.      Gelisah secara berlebihan.
3.      Berjalan-jalan pada saat tidur.
d.      Sering mengembara tanpa tujuan
e.       Terjadi sebelum usia tujuh tahun
f.       Durasi atau lamanya paling sedikit enam bulan.
g.      Bukan karena schizophrenia, gangguan efektif, atau retardasi mental berat.
Gangguan kekurangperhatian tanpa hiperaktivitas  (attention deficit disorder without hyperactivity) memiliki sifat yang sama dengan gangguan kekurangperhatian dengan hiperaktivitas kecuali tidak adanya hiperaktivitas di samping itu sifat-sifat dan gangguan-gangguan tersebut umumnya ringan.
Banyak peneliti tentang kesulitan belajar yang memandang kekurangperhatian sebagai gangguan yang paling kritis. Ross seperti dikemukakan oleh Lerner (1981:52) mempercayai bahwa kemampuan mempertahankan perhatian selektif  (selective attention) merupakan suatu problem kognitif yang mempengaruhi sebagian besar anak bekesulitan belajar. Perhatian selektif adalah kemampuan memusatkan perhatian terhadap suatu rangsangan dari berbagai rangsangan yang mengenai indra kita. Pemusatan perhatian yang sama antara ilmi kedokteran dengan ilmu pendidikan tentang kemampuan memusatkan perhatian pada anak berkesulitan belajar memungkinkan kedua bidang keilmuan tersebut menjalin koordinasi.
3.      Peranan Berbagai Spesialis Ilmu Kedokteran Dalam Penanggulangan Kesulitan Belajar.
      Ada berbagai spesialis ilmu kedokteran yang terkait dengan upaya penanggulangan kesulitan belajr. Berbagai spesialis ilmu kedokteran tersebut adalah a) ilmu kedokteran anak (pediatri), b) neurologi, c) optalmologi, d) otologi, e) psikiatri. Peran dari berbagai spesialis ilmu kedokteran tersebut akan dibahas sebagai berikut :
a.      Pediarti
      Pediarti adalah ilmu kedokteran yang berhubungan dengan kesehatan anak. Peran dokter spesialis anak di negara yang sudah maju pada saat ini tidak hanya menjaga kesehatan fisik anak-anak tetapi juga meliputi pemahaman tentang masalah belajar dan prilaku. Dokter spesialis anak juga memiliki posisi yang penting untuk secara aktif mengembangkan komunikasi yang baik antara dunia medis dengan dunia pendidikan.
      Orang tua yang menghadapi masalah perilaku anak dirumah atau masalah belajar anak disekolah sering meminta bantuan terhadap dokter sepeaialis anak. Orang tua mungkin melaporkan kepada dokter tentang anaknya yang terus-menerus bergerak, tidak dapat mengendalikan prilaku, atau tidak dapat memperhitungkan akibat dari perilakunya. Anak juga mungkin dilaporkan sebagai tidak mampu menjalin hubungan baik dengan teman, memiliki toleransi yang rendah terhadap frustasi, atau sering ngambeg (temper tentrum). Disekolah anak mungkin memiliki perhatian yang rendah, mudah bingung, bekerja tidak teratur, dan suasana hatinya berubah-ubah dari waktu ke waktu secara cepat. Anak mungkin juga memiliki masalah dalam membaca atai mungkin tidak memahami konsep-konsep matematika.
      Banyak dokter spesialis anak yang menyadari peran mereka sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan fisik dan mental anak. Mereka menyadari bahwa diri mereka berhubunhan dengan berbagai bidang seperti perkembangan bahasa, penyesuaian belajar disekolah, dan belajar akademik anak. Dokter spesialis anak biasanya menjadi salah seorang anggota tim diagnosis tentang kesulitan belajar. Dokter spesialis anak umumnya juga berperan untuk mengirimkan anak kepada ahli yang relevan jika kelompok gejala kesulitan belajar tampak pada anak. Dokter spesialis anak juga memilikitanggung jawab untuk mempertinggi kapasitas fungsional dalam perkembangan psokososial maupun biologis anak. Tugas komplesk dari seorang dokter spesialis anak dalam penanggulangan kesulitan belajar menurut Lerner 91981 : 54) mencakup :
1.      Mengdiagnosis dan mengobati gangguan fisik dan psikis yang mungkin dapat menimbulkan gangguan belajar pada anak, misalnya gangguan pendengaran, nutrisi yang rendah, atau gangguan endokrinologis dan metabolik.
2.      Menginterprestasikan sifat temuan-temuan medis dab kebermaknaan pengaruhnya terhadap belajar kepada orang tua, guru, dan profesional lain yang berkerja dengan anak.
3.      Menunjang dan mendorang keluarga untuk memperoleh evaluasi dan prosedur pendidikan khusus jika diperlukan.
4.      Memberikan terapi medis untuk semua masalah kecacatan dan emosional.
5.      Menyediakan pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan bagi keluarga dan anak agar memperoleh kemajuan
6.      Memanfaatkan program-program yang tersedia untuk investasi preventif terjadinya kesulitan belajar pada anak.

b.      Neurologi
      Jika kesulitan belajar diduga disebabkan oleh adanya gangguan neurologis maka anak perlu dikirim keseorang dokter spesialif syaraf atau neurolog untuk memperoleh informasi tentang perkembangan fungsi saraf pusatnya. Gangguan fungsi motorik dan abnormalitas neurologis yang nampak jelas dapat dengan mudah diketahui oleh seorang dokter spesialif saraf. Tetapi, anak-anak yang tergolong dalam kesulitan belajar jarang memperhatikan secara jelas adanya gangguan fungsi motorik atau neurologis. Anak-anak berkesulitan belajar umumnya memperhatikan gejala adanya gangguan fungsi motorik atau neurologis yang minimal atau sangan ringan.
      Guru yang mengajar anak berkesulitan belajar hendaknya memiliki pengetahuan dasar tentang fisiologi dan fungsi otak serta sisten saraf agar dapat memberikan bantuan yang tepat. Meskipun ada kesulitan untuk menguji kebenaran adanya disfungsi otak pada anak berkesulittan belajar tetapi guru perlu memiliki pengetahuan dasar tentang fungsi otak dan sistem saraf dalam kaitanya dengan proses belajar dan berbahasa. Pengetahuan semacam itu diharapkan dapat membantu guru untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat atau dapat menjadikan guru menerima anak sebagaimana adanya.
      Semua perilaku manusia berkaitan dengan sisten saraf dan otak. Dengan demikian, perilaku belajar sebagai salah satu aktivitas otak yang sangan penting, memiliki dasar fisiologi didalam sistem saraf dan otak.
      Otak manusia terdiri dari dua belahan. Yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kehua belahan tersebut tampak hadir identik baik dalam bentuk atau susunan maupun dalam metabolismenya. Tiap belahan terdiri dari satu frontal lobe, temporal lobe, accapital lobe, dan motor strip area. Wilayah motorik (motor area) dari tiap belahan otak mengendalikan aktifitas otot dari bagian tubuh yang berlawanan. Gerakan tangan dan kaki kanan dekendalikan oleh belahan otak kiri. Mata dan telinga dekendalikan oleh kedua belahan otak.
      Fungsi bahasa berada dalam satu belahan otak. Menurut Lerner hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa90% dari orang dewasa, fungsi bahasa dikendalikan oleh belahan otak kiri, baik pada individual yang kidal (left-handed), yang right-handded, maupun yang campuran (tangan kanan dan kiri sama terampilnya). Sebagian besar dari individu yang right-handed daerah bicaranya terdapat pada belahan otak kiri, sedangkan individu yang left-handed lokasi bicaranya tampak hampir sama di tiap belahan otak kanan maupun otak kiri. Rossi dan Rosadini seperti dikutip oleh Lerner menyebutkan bahwa 90% dari orang-orang yang right-handed dan 71% dari orang-orang left-handed memilki pusat bicara pada belahan otak kiri.
      Mekipun kedua belahan otak memiliki struktur yang sama, fungsi mereka sangat berbeda. Hasil penelitian menunjukan bahwa belahan otak kiri memperlihatkan reaksi pada penggunaan aktivitas yang berkaitan dengan bahasa; belahan kanan berkaitan dengan rangsangannon verbal, meliputi persepsi keruangan, orientasi arah, urutan waktu, dan kesadaran tubuh. Dengan demikian, meskipun rangsangan saraf visual dan auditoris dekendalikan oleh kedua belahan otak secara bersamaan, belahan otak kirilah yang bereaksi terhadap rangsangan lingusistik seperti kota, simbol, dan pikiran. Konsekuensinya, orang dewasa yang kena stroke dengan kerusakan pada belahan otak kiri sering menderita kehilangan bawasa bersama-sama dengan terjadinya gangguan pada fungsi motorik pada belahan tubuh sebelah kanan.
      Kedua belahan otak tidak berfungsi secara sendiri-sendiri, tetapi berfungsi secara terintegrasi. Kegagalan dari salah satu fungsi dapat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi yang lain. Itulah sebabnya pengembangan fungsi-fungsi otak secara optimal dan terintegrasi menjadi perhatian utama pada pendidikan integratif ( Clark, 1983 :404 ) pendidikan integratif merupakan pendidikan yang berupaya mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup kognisi,emosi,fisik,dan intuisi secara optimal dan terintegrasi.
c.       Optalmologi
      Optalmologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan kesehatan penglihatan. Dokter spesialis mata (optalmolog) umumnya dikunjungi oleh orang tua dari anak yang memiliki kesulitan belajar membaca. Bahkan seperti dikemukakan oleh Lerner (1981 : 63) makalah tentang problema belajar membaca pertama kali ditulis oles seorang optalmolog pada tahun 1896. Ini bukan hal yang aneh karena membaca terkait erat dengan penglihatan.
Ada perbedaan antara problema mata dengan problema penglihatan. Banyak anak yang memiliki problema penglihatan tetapi tidap memiliki problema mata. Anak yang mata bagian dalam dan bagian luarnya sehat, memiliki kemempuan untuik melihat huruf-huruf kecil secara secara jelas pada jarak 20 kaki seperti halnya anak-anak yang berpenglihatan normal, dan tidak memiliki problema penglihatan. Dalam pemeriksaan penglihatan yang memadai perlu diketahui kemempuan penglihatan anak. Kemempuan penglihatan tersebut mencakup :
1.      Kemampuan fungsional
2.      Kemampuan fiksasi
3.      Kemampuan konvergen
4.      kemampuan akomodasi
      Kemampuan fungsional berkaitan dengan apakah anak dapat memusatkan dan menggunakan kedua matanya secara bersamaan; sedangkan kemampuan fiksasi berkaitan dengan apakah anak dapat melihat dari suatu objek ke objek lain secara cepat dan akurat. Kemampuan konvergen berkaitan dengan apakah anak dapat memusatkan penglihatanya pada suatu objek yang sedang bergerak; dan kemampuan akomodasi berkaitan dengan apakah anak dapat menjaga dan mempertahankan suatu fokus yang jelas pada jarak baca. Jika anak memiliki kekurangan pada beberapa keterampilan visual esensial tersebut maka ia mungkin dapat diklasifikasikan sebagai anak yang emiliki problema belajar membaca, problema perilaku, atau mungkin hanya sebagai anak yang dianggap malas.
      Mengingat penglihatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca, maka pemeriksaan penglihatan sering diperlukan bagi anak yang memiliki kesulitan belajar membaca. Guru hendaknya memberikan perhatian kepada anak yang memperhatikan gejala-gejala seperti mengerutkan kening waktu membaca, mendorong atau memiringkan kapala, atau sering kehilangan jejak pada saat membaca.
      Pemeriksaan penglihatan umumnya untuk mengetahui ketajaman penglihatan (visual acuity), kekeliruan pembiasaan (refractive error) dan kesulitan binokular ( binocular difficultis). Ketajaman penglihatan menunjuk pada kemampuan melihat bentuk-bentuk atau huruf-huruf secara jelas dari suatu jarak tertentu. Papan Snellen digunakan untuk memriksa ketajaman penglihatan seseorang. Anak yang memperoleh sekor 20/20 berarti bahwa ia mampu melihat pada jarak 20 kaki seperti yang dapat di lihat oleh anak normal pada jarak 20 kaki. Sekor 20/20 artinya, anak dapat melihat suatu objek pada jarak 20 kaki yang dapat dilihat oleh anak normal pada jarak 40 kaki.
d.      Otologi
      Ilmu kedokteran yang berkaitan dengan kesehatan pendengaran adalah otologi; dan dokter spesialis di bidang pedengaran disebut otolog(otologist). Ilmu kedokteran yang mencakup spesialisasi kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan disebut otolaringologi; dan dokter spesialis tersebut dinamai otolaringologis (otolaringologist) atau dokter spesialis THT ( telinga, hidung, dan tenggorokan). Anak yang mengalami kesulitan belajar bahasa sering memerlukan pemeriksaan otologis karena kemampun berbahasa terakit erat dengan kemampuan mendengarkan.
      Spesialis nonmedis yang berkaitan dengan aspek-aspek pendengaran disebut audiolog ( audiologist ). Audiologi menjangkau sejumlah fungsi yang meliputi pengujian dan pengukuran pendengaran, diagnosis dan rahabilitas cacat pendengaran, studi ilmiah tentang proses mendengar, dan memperluas pengetahuan tentang proses mendengar. Pendengaran biasanya diukur dengan peralatan elektronok yang disebut audiometer. Kemampuan mendengar dapat diukur melalui bunyi yang deperdengarkan di dekat telinga atau dengan gelombang suara melalui tulang telinga.
e.       Psikiarti
      Psikiarti adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan kesehatan mental; dan dokter spesialis dibidang psikiarti disebut psikiater (psychiatrist). Anak-anak berkesulitan belajar banyak dikirim ke psikiater karena dokter spesialis ini sering memegang peran penting dalam penanggulangan kesulitan belajar. Terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor emosional. Psikiater sering berhubungan dengan orang tua atau keluarga anak berkesulitan belajar. Di samping itu, psikiater juga sering harus mengkoordinasikan usaha-usaha mereka dengan usah-usaha pendidikan yang dilakukan disekolah. Psikiater anak merupakan profesional medis yang sangat penting sebagai anggota tim untuk menanggulangi kesulitan belajar.
4.      Keterlibatan Terapi Medis Dalam Penanggulangan Kesulitan Belajar
Berbagai jenis terapi medis telah dilakukan untuk menanggulangi kesulitan belajar. Diantara berbagai jenis terapi tersebut adalah terapi obat-obatan dan biokimia seperti engaturan makanan, pemberian vitamin, dan teapi alergi. Jenis terapi yang lain adalah dengan menggunakan modifikasi perilaku (behavior modification).
v  Terapi Obat
      Banyak anak berkesulitan belajar yang diberi obat untuk mengendalikan perilaku mereka. Tindakan ini dilakukan dengan alasan bahwa peningkatan perbaikan perilaku dapat meningkatkan kemanpuan anak untuk belajar. Meskipunterapi obat merupakan masalah medis, guru memegang peranan penting dalam meningkatkan efektivitas penyembuhan. Untuk mengerjkan tugas ini guru seharusnya mengetahui program pengobatankhusus bagi seorang anak agar ia dapat memberikan umpan balik kepada dokter atau orang tua tentang pengaruh obat bagi anak disekolah. Berdasarkan umpan balik tersebut, dokter dapat mengatur efektifitas obat dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
v  Diet
      Ada beberapa teori diet mengenai penyebab atau penyembuhan hiperaktivitas dan kesulitan belajar. Beberapa teori tersebut antara lain adalah bahan tambahan makanan (food additives),hipolesimia (hypolycemia) dan megavitamines. Feingold (lerner, 1981 : 75), mengatakan bahwa bahan tambahan makanan dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Feingold menyatakan bahwa rasa tiruan (artificial flavors), bahan pengawer tiruan (artificial preserfatives), dan zat pewarna tiruan (artificial colour) telah banyak dikonsumsi anak-anak. Terapi dilakukan dengan cara mengendalikan makanan dan menghilangkan bahan tambahan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Bukti dari penyenbuhan semacam itu masih belum menyakinkan. Meskipun demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Sparing dan Sandoval, Rapp, Swanson, dan Kinsborne seperti yang dikemukankan oleh Lerner (1981 : 75) menunjukkan bahwa suatu kelompok kecil anak-anak hiperaktif diakui telah memperlihatkan suatu respon yang baik ada pengatuan makanan (diet) yang bebas dai bahan tambahan makanan.

      Terori yang berkaitan dengan diet yang lain dari penyebab kesulitan belajar menyebutkan bahwa anak-anak bekesulitan belajar memiliki hipolisemia, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan kekurangan kadar gula darah (Dunn dan Runion sepeti yang dikutu oleh Lerner 1981:75). Terapi dilakukan dengan melaksanakan pengontrolan pola maka anak sehingga dengan demikian kondisi anak dapat ditingkantan. Tanpa adanya kontrol engaturan makanan, menurut teori ini akan terjadi penurunan kadar gula darah satu jam setelah makan, sehingga energi anak untuk belajar akan habis.

      Bentuk penyembuhan yang lain adalah penggunaan megavitamins. Seperti di kutip oleh  Lerner (1981:75), Alder dan cott mengemukakan hasil-hasil penelitian yang dicpai oleh sekitar 500 anak yang diobati dengan memberikan secara oral dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang berisi vitamin dosis tinggi. Meskipun Coot melaporkan bahwa bentuk terapi ini efektif bagi anka-anak berkesulitan belajar, banyak dokter yang memandang perlu melakukan penelitian lebih lanjut sebelum terapi semacam ini dapat digunakan secara luas.
v  Terapi Alergi
      Beberapa penelitian beranggapan bawa alergi berkaitan dengan kesulitan belajar. Tetapi yang berupaya menghilangkan unsur-unsur yang dapat menyebaakan alergi dapat membantu memecahkan masalah kesulitan belajar. Seperti ini dikemukakan oleh Lerner (1981:76) Grook dan Rapp telah melaporkan keberhasilan cara terapi jenis ini.
v  Modifikasi Perilaku
      Modifikasi perilaku (behavior modification) telah banyak digunakan untuk memperbaiki hiperaktifitas. Modifikasi perilaku adalah suatu bentuk penyembuhan yang bertolak dari pendekatan behavioral yang menerapkan prinsip-prinsip operant conditioning. Ada tujuh prinsip operant conditioning yang mendasariteknik modifikasi perilaku yaitu reinforcement, punishment, extinction, shaping and chaining, propting anda fading, diserimination and stimulus control, dan generalitation (kazdin, 1980 :17). Menurut O’Leary yang dikutip oleh lerner (1981:76), modifikasi perilaku hendaknya diberikan kepada anak berkesulitan belajar bersamaan dengan terapi obat-obatan. Untuk anak tertentu dan dalam situasi tertentu, modifikasi perilaku dapat digunakan sebagai satu-satunya upaya penyembuhan dalam situasi lain, modifikasi perilaku dan terapi obat perlu digunakan bersama dan situasi lainnya modifikasi perilaku dan terapi obat perlu dilakukan bersama dan dalam situasi lainnya lagi mungkin hanya diperlukan terapi obat.




Soal-soal latihan
Soal Pilihan Ganda
1.      Macam-macam manfaat informasi medis bagi garu adalah, kecuali…..
a.       Guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses nuorologis yang terjadi di dalam otak.
b.      Guru dapat lebih memahami ada beberapa kesulitan belajar muncul terkait dengan kemajuan teknilogi informasi.,,
c.       Guru dapat menyadari bahwa dokter spesialis dapat memberikan sumbangan baik dalam asesmen maupun dalam pemecahan masalah kesulitan belajar.
d.      Guru bagi ankan berkesulitan belajar sering diharapkan untuk mengintepretasikan laporan medis tentang murid mereka dan mendiskusikan penemuan penemuan mereka dengan dokter dan orang tua.
e.       Penemuan-penemuan ilmiah yang berusaha membuka misteri tentang otak manusia dan belajar dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kesulitan belajar.
2.      Kriteria diagnostik untuk anak yang memiliki gangguan kekurangan perhatian dengan hiperaktivitas adalah……
a.       Sering mengembara tanpa tujuan.
b.      Impulsif.
c.       Terjadi sebelum usia tujuh tahun.
d.      Sering gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai.,,
e.       Durasi atau lamanya paling sedikit enam bulan.
3.      Yang termasuk dalam ilmu kedokteran yang terkait dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar adalah …….
a.       Ilmu kedokteran anak (pediatri),nuorologi dan optalmologi.,,
b.      Otologi, psikiatri dan strephosyimbolia.
c.       Neurologi, otologi, optalmologi dan twisted symbols.
d.      Pediatri, neurologi dan visual acuity
e.       Optalmologi, psikiatri, otologi dan problama mata
4.      Jenis-jenis terapi medis yang digunakan untuk menanggulangi kesulitan belajar antara lain kecuali…..
a.       Modifikasi perilaku
b.      Diet
c.       Terapi obat
d.      Terapi alergi
e.       Hipolisemia.,,
5.      Prinsip-prinsip operant conditioning  yang mendasari teknik modifikasi perilaku yaitu
a.       Reinforcement, punishment, extinction dan food additives
b.      Punishment, shaping and chaining  dan hipolisemia
c.       Discrimination and stimulus control, generalization dan prompting anda fading.,,
d.      Extinction, einforcement dan artificial color
e.       Generalization, punishment dan behavior modification

Soal Esay
1.      Ada lima manfaat informasi madis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah kesulitan belajar, sebutkan salah satu dari lima manfaat informasi tersebut!!!
2.      Ada beberapa kriteria dalam mendiagnostik anak yang memiliki gangguan kekurang perhatian, salah satunya adalah impulsif. Sebutkan karakteristik yng mencakup karakteristik impulsif!!!
3.      Dalam kriteria diagnostik untuk anak yang memiliki gangguan kekurangan perhatian dengan hiperaktivitas terdapat 7 kriteria, sebutkan 5 dari kriteria tersebut !
4.      Apakah yang dimaksud dengan strephosymbolia atau twisted symbols?
5.      Dalam peranan spesialis ilmu kedokteran terdapat tugas kompleks dari seorang dokter spesialisasi anak dalam menanggulangi kesulitan belajar yang dikemukakan Lerner, sebutkan 2 dari tugas kompleks yang ada !
Jawaban Pilihan Ganda
1.      B
2.      D
3.      A
4.      E
5.      C
Jawaban Soal Esay
1.      Salah satu manfaat dari  informasi medis bagi guru yaitu guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi didalam otak.
2.      Karakteristik yang terdapat dalam impulsif yaitu
a.       Kesulitan untuk mengikuti suatu aktivitas permainan,
b.      Sering bertindak sebelum berfikir,
c.       Mengubah-ngubah aktifitas dari yang satu ke yang lain,
d.      Kesulitan untuk mengorganisasikan pekerjaan,
e.       Memerlukan banyak pengawasan,
f.       Sering keluar kelas,
g.      Sulit menunggu giliran dalam permainan atau dalam situasi belajar kelompok.
3.      a. kurang perhatian
b. impulsif
c. hiperaktivitas
d. sering mengembara tanpa tujuan
e. terjadi sebelum usia tujuh tahun
f. durasi atau lamanya paling sedikit enam bulan
g. bukan karena schizophrenia, gangguan afektif, atau retardasi mental berat.
4.      Strephosybolia atau twisted symbols merupakan gejala dari suatu kegagalan menetapkan dominasi serebral dalam belahan otak kiri.

5.      1. Mendiagnosis dan mengobati gangguan fisik dan psikis yang mungkin dapat menimbulkan gangguan belajar pada, misalnya gangguan pendengaran, nutrisi yang rendah, atau gangguan endokrinologis dan metabolik,
2. mengintrepetasikan sifat temuan-temuan medis dan kebermaknaan pengaruhnya terhadap belajar kepada orang tua, guru, dan profesional lain yang bekarja dengan anak.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar