TUGAS
KELOMPOK
“ASPEK
MEDIS DARI KESULITAN BELAJAR”
DIAJUKAN
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KETUNTASAN
BELAJAR DIAGNOSA
ATAU REMIDIAL PEMBELAJARAN DENGAN DOSEN PENGAMPU
Triani Ratnawuri , S.Pd., M.Pd
NUR
JANAH 11210059
RAHMA
HAYATI 11210062
JORDI
RAHARDIAN 11210071
PRODI : PENDIDKAN EKONOMI (B)
SEMESTER :
V ( LIMA )
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
kedokteran secara terus-menerus terlibat dalam upaya penanggulangan kesulitan
belajar. Karena implikasi petalogis dari kesulitan belajar maka banyak anak
yang dikirim ke dokter spesialis anak, neurology, psikiater anak, dokter
spesialis penyakit mata, spesialis THT, dan spesialis lain untuk memperoleh
diagnosis yang tepat. Dokter-dokter ahli tersebut dapat menjadi masalah satu
anggota tim yang sangat penting dalam pendekatan multidisipliner untuk
memecahkan masalah kesulitan belajar. Pada bab ini secara berturut-turut akan
dibahas manfaat informasi medis bagi guru, terminology medis tentang kesulitan
belajar, peran berbagai cabang ilmu kedokteran, dan keterlibatan terapi medis
dalam penanggulangan kesulitan belajar.
B.
Tujuan
Ada empat
tujuan yang ingn dicapai melalui pembahasan pada bab ini. Keempat tujuan
tersebut adalah:
1.
Manfaat informasi medis bagi guru
2.
Terminologi kedokteran tentang kesulitan belajar.
3.
Peran berbagai cabang kedokteran dalam peanggulangan
kesulitan belajar dan
4.
Keterlibatan macam-macam terapi medis dalam
penanggulangan kesulitan belajar.
BAB
II
ASPEK MEDIS
DARI KESULITAN BELAJAR
1. Manfaat Informasi Medis bagi Guru
Ada Lima manfaat informasi medis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah
kesulitan belajar, kelima macam masalah tersebut yaitu;
1) Guru dapat
lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses neurologis yang terjadi
di dalam otak.
2) Dapat menyadari
bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan baik pada asesmen maupun pemecahan masalah kesulitan belajar belajar.
3) Dapat menginterpretasikan
laporan medis tentang anak dan mendiskusikan temuan – temuannya dengan dokter
dan orang tua.
4) Dapat memahami
bahwa beberapa kesulitan belajar ditemukan karena kemajuan teknologi
kedokteran.
5) Penemuan – penemuan
ilmiah tentang otak menusia dan belajar dapat meningkatkan pemahaman guru
tentang kesulitan belajar.
Menyadarkan guru bahwa belajar merupakan suatu proses
neurologis yang terjadi di dalam otak. Jika
belajar terkait dengan proses yang terjadi di dalam sistem saraf pusat, maka terjadinya
disfungsi pada sistem tersebut dapat berakibat pada terjadinya gangguan dalam
proses belajar. Pengetahuat tentang sistem saraf pusat dan kaitanya dengan
kesulitan belajar sangat bermanfaat baginguru, terutama sekali guru bagi anak
berkesulitan belajar. Pengetahuan semacam ini bukan hanya bermanfaat untuk
menciptakan suatu strategi pembelajaran yang tepat terjadi juga dapat
menjadikan guru lebih bijaksana dalam memandang anak berkesulitan belajar.
Menyadarkan guru bahwa dokter spesialis sering memberikan
sumbangan dalam asesmen dan penanggulangan kesulitan belajar. Memahami sumbangan dari para dokter spesialis, guru akan
membutuhkan pengetahuan dan perspektif berbagai macam spesialis ilmu
kedokteran. Dengan demikian, memungkinkan terjadinya kerjasama tim yang padu
dalam memecahkan masalah kesulitan belajar.
Menginterpretasikan laporan medis tentang anak dan
mendiskusikan penemuanya dengan dikter dan orang tua. Pengetahuan tentang pengobatan yang diberikan kepada anak,
memungkinkan guru dapat memberikan umpan balik kepada dokter dan orang tua
tentang efektivitas suatu jenis pengobatan. Dengan umpan balik tersebut maka
upaya penanggulangan kesulitan belajar dapat lebih efektif dan efisien.
Beberapa kesulitan belajar muncul berkaitan dengan kemajuan
dalam teknologi kedokteran. Kemajuan
dalam teknologi kedokteran memungkinkan upaya untuk menyelamatkan kehidupan
anak-anak yang memungkinkan pada masa sebelumnya tidak dapat diselamatkan. Dari
anak-anak yang berhasil diselamatkan tersebut sebagian mengalami kesulitan
belajar yang memerlukan guru yang memiliki pemahaman yang baik tentang anak.
Pemahaman yang baik tersebut hanya dimungkinkan jika guru memiliki informasi
yang benar tentang keadaan anak.
Penemuan ilmiah tentang yang berupaya mengungkap rahasia otak
manusia dan belajar memungkinkan tercapainya suatu bentuk pelayanan pendidikan
yang lebih baik.
Penemuan-penemuan ilmiah dalam ilmu kedokteran tentang otak manusia dan belajar
memungkinkan dikembangkanya suatu bentuk teknologi pendidikan yang lebih baik
dan upaya memecahkan masalah belajar yang efektif dan efisien. Dengan demikian,
maka diperlukan suatu bentuk kerjasama antara dokter ahli neurologis dan guru
yang menguasai dasar-dasar neurologis.
2. Terminologi Medis
Dokter spesialis umumnya lebih menyukai
untuk menggunakan terminology DMO (disfungsi minimal otak) atau MBD (minimal brain dysfunction). Istilah DMO atau MBD diserahkan untuk pertama
kalinya oleh Cleaments pada tahun 1966
sebagai pengganti dari brain injured, sedangkan Asosiasi
Psikiater Amerika Serikat pada tahun 1980 menyerahkan penggunaan terminology attention
deficit disorder (AAD) sebagai pengganti MBD (Lerner, 1981: 51). Attentian
deficit disorder (AAD) selanjutnya dibagi menjadi dua tipe, yaitu dengan
dan tanpa hiperaktifitas. Kriteria diagnostik untuk anak
yang memiliki ganguan kekurangan perhatian dengan hiperktivitas (attention deficit disorder with
hyperactivity) adalah kurang perhatian, impulsif , hiperaktivitas adapun penjelasanya adalah:
a. Kurang perhatian. Paling sedikit mencakup tiga
karakteristik dari yang tersebut di bawah ini:
1.
Sering
gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai.
2.
Sering
tampak seperti tidak mendengarkan.
3.
Mudah
bingung dan
4.
Kesulitan
untuk memusatkan perhatian pada pekerjaan sekolah atau tugas-tugas lain.
b. Impulsif. Paling sedikit mencakup tiga
karakteristik dari yang tersebut di bawah ini:
1.
Kesulitan
untuk mengikuti suatu aktivitas permainan.
2.
Sering
bertindak sebelum berfikir.
3.
Mengubah-ubah
aktifitas dari yang satu ke yang lain.
4.
Kesulitan
untuk mengorganisasikan pekerjaan ( bukan karena gangguan kognitif).
5.
Memerlukan
banyak pengawasan.
6.
Sering
keluar kelas dan
7.
Sulit
menunggu giliran dalam permainan atau dalam situasi belajar kelompok.
c. Hiperaktifitas. Paling sedikit mencakup dua dari
karakteristik berikut ini:
1.
Berlari-lari
dan memanjat-manjat secara berlebihan.
2.
Gelisah
secara berlebihan.
3.
Berjalan-jalan
pada saat tidur.
d. Sering mengembara tanpa tujuan
e. Terjadi sebelum usia tujuh tahun
f. Durasi atau lamanya paling sedikit enam
bulan.
g. Bukan karena schizophrenia, gangguan
efektif, atau retardasi mental berat.
Gangguan kekurangperhatian tanpa hiperaktivitas (attention deficit disorder without
hyperactivity) memiliki sifat yang sama dengan gangguan kekurangperhatian
dengan hiperaktivitas kecuali tidak adanya hiperaktivitas di samping itu
sifat-sifat dan gangguan-gangguan tersebut umumnya ringan.
Banyak peneliti tentang kesulitan belajar yang memandang kekurangperhatian
sebagai gangguan yang paling kritis. Ross seperti dikemukakan oleh
Lerner (1981:52) mempercayai bahwa kemampuan mempertahankan perhatian
selektif (selective attention) merupakan
suatu problem kognitif yang mempengaruhi sebagian besar anak bekesulitan
belajar. Perhatian selektif adalah kemampuan memusatkan perhatian terhadap
suatu rangsangan dari berbagai rangsangan yang mengenai indra kita. Pemusatan
perhatian yang sama antara ilmi kedokteran dengan ilmu pendidikan tentang
kemampuan memusatkan perhatian pada anak berkesulitan belajar memungkinkan
kedua bidang keilmuan tersebut menjalin koordinasi.
3. Peranan
Berbagai Spesialis Ilmu Kedokteran Dalam Penanggulangan Kesulitan Belajar.
Ada berbagai spesialis ilmu kedokteran
yang terkait dengan upaya penanggulangan kesulitan belajr. Berbagai spesialis
ilmu kedokteran tersebut adalah a) ilmu kedokteran anak (pediatri), b)
neurologi, c) optalmologi, d) otologi, e) psikiatri. Peran dari berbagai
spesialis ilmu kedokteran tersebut akan dibahas sebagai berikut :
a. Pediarti
Pediarti adalah ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan kesehatan anak. Peran dokter spesialis anak di negara yang
sudah maju pada saat ini tidak hanya menjaga kesehatan fisik anak-anak tetapi
juga meliputi pemahaman tentang masalah belajar dan prilaku. Dokter spesialis
anak juga memiliki posisi yang penting untuk secara aktif mengembangkan
komunikasi yang baik antara dunia medis dengan dunia pendidikan.
Orang tua yang menghadapi masalah perilaku
anak dirumah atau masalah belajar anak disekolah sering meminta bantuan
terhadap dokter sepeaialis anak. Orang tua mungkin melaporkan kepada dokter
tentang anaknya yang terus-menerus bergerak, tidak dapat mengendalikan prilaku,
atau tidak dapat memperhitungkan akibat dari perilakunya. Anak juga mungkin
dilaporkan sebagai tidak mampu menjalin hubungan baik dengan teman, memiliki
toleransi yang rendah terhadap frustasi, atau sering ngambeg (temper tentrum).
Disekolah anak mungkin memiliki perhatian yang rendah, mudah bingung, bekerja
tidak teratur, dan suasana hatinya berubah-ubah dari waktu ke waktu secara
cepat. Anak mungkin juga memiliki masalah dalam membaca atai mungkin tidak
memahami konsep-konsep matematika.
Banyak dokter spesialis anak yang
menyadari peran mereka sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan
fisik dan mental anak. Mereka menyadari bahwa diri mereka berhubunhan dengan
berbagai bidang seperti perkembangan bahasa, penyesuaian belajar disekolah, dan
belajar akademik anak. Dokter spesialis anak biasanya menjadi salah seorang
anggota tim diagnosis tentang kesulitan belajar. Dokter spesialis anak umumnya
juga berperan untuk mengirimkan anak kepada ahli yang relevan jika kelompok
gejala kesulitan belajar tampak pada anak. Dokter spesialis anak juga
memilikitanggung jawab untuk mempertinggi kapasitas fungsional dalam
perkembangan psokososial maupun biologis anak. Tugas komplesk dari seorang
dokter spesialis anak dalam penanggulangan kesulitan belajar menurut Lerner
91981 : 54) mencakup :
1.
Mengdiagnosis dan mengobati gangguan
fisik dan psikis yang mungkin dapat menimbulkan gangguan belajar pada anak, misalnya
gangguan pendengaran, nutrisi yang rendah, atau gangguan endokrinologis dan
metabolik.
2.
Menginterprestasikan sifat temuan-temuan
medis dab kebermaknaan pengaruhnya terhadap belajar kepada orang tua, guru, dan
profesional lain yang berkerja dengan anak.
3.
Menunjang dan mendorang keluarga untuk
memperoleh evaluasi dan prosedur pendidikan khusus jika diperlukan.
4.
Memberikan terapi medis untuk semua
masalah kecacatan dan emosional.
5.
Menyediakan pemeliharaan kesehatan yang
berkesinambungan bagi keluarga dan anak agar memperoleh kemajuan
6.
Memanfaatkan program-program yang
tersedia untuk investasi preventif terjadinya kesulitan belajar pada anak.
b. Neurologi
Jika kesulitan belajar diduga disebabkan
oleh adanya gangguan neurologis maka anak perlu dikirim keseorang dokter
spesialif syaraf atau neurolog untuk memperoleh informasi tentang perkembangan
fungsi saraf pusatnya. Gangguan fungsi motorik dan abnormalitas neurologis yang
nampak jelas dapat dengan mudah diketahui oleh seorang dokter spesialif saraf.
Tetapi, anak-anak yang tergolong dalam kesulitan belajar jarang memperhatikan
secara jelas adanya gangguan fungsi motorik atau neurologis. Anak-anak
berkesulitan belajar umumnya memperhatikan gejala adanya gangguan fungsi
motorik atau neurologis yang minimal atau sangan ringan.
Guru yang mengajar anak berkesulitan
belajar hendaknya memiliki pengetahuan dasar tentang fisiologi dan fungsi otak
serta sisten saraf agar dapat memberikan bantuan yang tepat. Meskipun ada
kesulitan untuk menguji kebenaran adanya disfungsi otak pada anak berkesulittan
belajar tetapi guru perlu memiliki pengetahuan dasar tentang fungsi otak dan
sistem saraf dalam kaitanya dengan proses belajar dan berbahasa. Pengetahuan
semacam itu diharapkan dapat membantu guru untuk menemukan strategi pembelajaran
yang tepat atau dapat menjadikan guru menerima anak sebagaimana adanya.
Semua perilaku manusia berkaitan dengan
sisten saraf dan otak. Dengan demikian, perilaku belajar sebagai salah satu
aktivitas otak yang sangan penting, memiliki dasar fisiologi didalam sistem
saraf dan otak.
Otak manusia terdiri dari dua belahan.
Yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kehua belahan tersebut tampak
hadir identik baik dalam bentuk atau susunan maupun dalam metabolismenya. Tiap
belahan terdiri dari satu frontal lobe,
temporal lobe, accapital lobe, dan motor strip area. Wilayah motorik (motor
area) dari tiap belahan otak mengendalikan aktifitas otot dari bagian tubuh
yang berlawanan. Gerakan tangan dan kaki kanan dekendalikan oleh belahan otak
kiri. Mata dan telinga dekendalikan oleh kedua belahan otak.
Fungsi bahasa berada dalam satu belahan
otak. Menurut Lerner hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa90% dari orang
dewasa, fungsi bahasa dikendalikan oleh belahan otak kiri, baik pada individual
yang kidal (left-handed), yang right-handded, maupun yang campuran
(tangan kanan dan kiri sama terampilnya). Sebagian besar dari individu yang
right-handed daerah bicaranya terdapat pada belahan otak kiri, sedangkan
individu yang left-handed lokasi
bicaranya tampak hampir sama di tiap belahan otak kanan maupun otak kiri. Rossi
dan Rosadini seperti dikutip oleh Lerner menyebutkan bahwa 90% dari orang-orang
yang right-handed dan 71% dari
orang-orang left-handed memilki pusat bicara pada belahan otak kiri.
Mekipun kedua belahan otak memiliki
struktur yang sama, fungsi mereka sangat berbeda. Hasil penelitian menunjukan
bahwa belahan otak kiri memperlihatkan reaksi pada penggunaan aktivitas yang
berkaitan dengan bahasa; belahan kanan berkaitan dengan rangsangannon verbal,
meliputi persepsi keruangan, orientasi arah, urutan waktu, dan kesadaran tubuh.
Dengan demikian, meskipun rangsangan saraf visual dan auditoris dekendalikan
oleh kedua belahan otak secara bersamaan, belahan otak kirilah yang bereaksi
terhadap rangsangan lingusistik seperti kota, simbol, dan pikiran.
Konsekuensinya, orang dewasa yang kena stroke dengan kerusakan pada belahan
otak kiri sering menderita kehilangan bawasa bersama-sama dengan terjadinya
gangguan pada fungsi motorik pada belahan tubuh sebelah kanan.
Kedua belahan otak tidak berfungsi secara
sendiri-sendiri, tetapi berfungsi secara terintegrasi. Kegagalan dari salah
satu fungsi dapat berpengaruh terhadap fungsi-fungsi yang lain. Itulah sebabnya
pengembangan fungsi-fungsi otak secara optimal dan terintegrasi menjadi
perhatian utama pada pendidikan integratif ( Clark, 1983 :404 ) pendidikan
integratif merupakan pendidikan yang berupaya mengembangkan semua potensi
manusia yang mencakup kognisi,emosi,fisik,dan intuisi secara optimal dan
terintegrasi.
c. Optalmologi
Optalmologi merupakan cabang ilmu
kedokteran yang berkaitan dengan kesehatan penglihatan. Dokter spesialis mata (optalmolog) umumnya dikunjungi oleh
orang tua dari anak yang memiliki kesulitan belajar membaca. Bahkan seperti
dikemukakan oleh Lerner (1981 : 63) makalah tentang problema belajar membaca
pertama kali ditulis oles seorang optalmolog pada tahun 1896. Ini bukan hal
yang aneh karena membaca terkait erat dengan penglihatan.
Ada
perbedaan antara problema mata dengan
problema penglihatan. Banyak anak
yang memiliki problema penglihatan tetapi tidap memiliki problema mata. Anak
yang mata bagian dalam dan bagian luarnya sehat, memiliki kemempuan untuik
melihat huruf-huruf kecil secara secara jelas pada jarak 20 kaki seperti halnya
anak-anak yang berpenglihatan normal, dan tidak memiliki problema penglihatan.
Dalam pemeriksaan penglihatan yang memadai perlu diketahui kemempuan
penglihatan anak. Kemempuan penglihatan tersebut mencakup :
1.
Kemampuan fungsional
2.
Kemampuan fiksasi
3.
Kemampuan konvergen
4.
kemampuan akomodasi
Kemampuan fungsional berkaitan dengan
apakah anak dapat memusatkan dan menggunakan kedua matanya secara bersamaan;
sedangkan kemampuan fiksasi berkaitan dengan apakah anak dapat melihat dari
suatu objek ke objek lain secara cepat dan akurat. Kemampuan konvergen
berkaitan dengan apakah anak dapat memusatkan penglihatanya pada suatu objek
yang sedang bergerak; dan kemampuan akomodasi berkaitan dengan apakah anak
dapat menjaga dan mempertahankan suatu fokus yang jelas pada jarak baca. Jika
anak memiliki kekurangan pada beberapa keterampilan visual esensial tersebut
maka ia mungkin dapat diklasifikasikan sebagai anak yang emiliki problema
belajar membaca, problema perilaku, atau mungkin hanya sebagai anak yang
dianggap malas.
Mengingat penglihatan merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca, maka pemeriksaan penglihatan
sering diperlukan bagi anak yang memiliki kesulitan belajar membaca. Guru
hendaknya memberikan perhatian kepada anak yang memperhatikan gejala-gejala
seperti mengerutkan kening waktu membaca, mendorong atau memiringkan kapala,
atau sering kehilangan jejak pada saat membaca.
Pemeriksaan penglihatan umumnya untuk
mengetahui ketajaman penglihatan (visual
acuity), kekeliruan pembiasaan (refractive
error) dan kesulitan binokular ( binocular
difficultis). Ketajaman penglihatan menunjuk pada kemampuan melihat
bentuk-bentuk atau huruf-huruf secara jelas dari suatu jarak tertentu. Papan
Snellen digunakan untuk memriksa ketajaman penglihatan seseorang. Anak yang
memperoleh sekor 20/20 berarti bahwa ia mampu melihat pada jarak 20 kaki
seperti yang dapat di lihat oleh anak normal pada jarak 20 kaki. Sekor 20/20
artinya, anak dapat melihat suatu objek pada jarak 20 kaki yang dapat dilihat
oleh anak normal pada jarak 40 kaki.
d.
Otologi
Ilmu kedokteran yang berkaitan dengan
kesehatan pendengaran adalah otologi; dan dokter spesialis di bidang pedengaran
disebut otolog(otologist). Ilmu
kedokteran yang mencakup spesialisasi kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan
disebut otolaringologi; dan dokter spesialis tersebut dinamai otolaringologis (otolaringologist) atau dokter spesialis
THT ( telinga, hidung, dan tenggorokan). Anak yang mengalami kesulitan belajar
bahasa sering memerlukan pemeriksaan otologis karena kemampun berbahasa terakit
erat dengan kemampuan mendengarkan.
Spesialis nonmedis yang berkaitan dengan
aspek-aspek pendengaran disebut audiolog (
audiologist ). Audiologi menjangkau sejumlah fungsi yang meliputi pengujian
dan pengukuran pendengaran, diagnosis dan rahabilitas cacat pendengaran, studi
ilmiah tentang proses mendengar, dan memperluas pengetahuan tentang proses
mendengar. Pendengaran biasanya diukur dengan peralatan elektronok yang disebut
audiometer. Kemampuan mendengar dapat diukur melalui bunyi yang deperdengarkan
di dekat telinga atau dengan gelombang suara melalui tulang telinga.
e. Psikiarti
Psikiarti adalah cabang ilmu kedokteran
yang berkaitan dengan kesehatan mental; dan dokter spesialis dibidang psikiarti
disebut psikiater (psychiatrist).
Anak-anak berkesulitan belajar banyak dikirim ke psikiater karena dokter
spesialis ini sering memegang peran penting dalam penanggulangan kesulitan
belajar. Terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor emosional. Psikiater
sering berhubungan dengan orang tua atau keluarga anak berkesulitan belajar. Di
samping itu, psikiater juga sering harus mengkoordinasikan usaha-usaha mereka
dengan usah-usaha pendidikan yang dilakukan disekolah. Psikiater anak merupakan
profesional medis yang sangat penting sebagai anggota tim untuk menanggulangi
kesulitan belajar.
4.
Keterlibatan Terapi Medis Dalam
Penanggulangan Kesulitan Belajar
Berbagai
jenis terapi medis telah dilakukan untuk menanggulangi kesulitan belajar.
Diantara berbagai jenis terapi tersebut adalah terapi obat-obatan dan biokimia
seperti engaturan makanan, pemberian vitamin, dan teapi alergi. Jenis terapi
yang lain adalah dengan menggunakan modifikasi perilaku (behavior modification).
v Terapi
Obat
Banyak anak berkesulitan belajar yang
diberi obat untuk mengendalikan perilaku mereka. Tindakan ini dilakukan dengan
alasan bahwa peningkatan perbaikan perilaku dapat meningkatkan kemanpuan anak
untuk belajar. Meskipunterapi obat merupakan masalah medis, guru memegang
peranan penting dalam meningkatkan efektivitas penyembuhan. Untuk mengerjkan
tugas ini guru seharusnya mengetahui program pengobatankhusus bagi seorang anak
agar ia dapat memberikan umpan balik kepada dokter atau orang tua tentang
pengaruh obat bagi anak disekolah. Berdasarkan umpan balik tersebut, dokter
dapat mengatur efektifitas obat dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
v Diet
Ada beberapa teori diet mengenai penyebab
atau penyembuhan hiperaktivitas dan kesulitan belajar. Beberapa teori tersebut
antara lain adalah bahan tambahan makanan (food
additives),hipolesimia (hypolycemia) dan megavitamines. Feingold (lerner,
1981 : 75), mengatakan bahwa bahan tambahan makanan dapat menyebabkan anak
menjadi hiperaktif. Feingold menyatakan bahwa rasa tiruan (artificial flavors), bahan pengawer tiruan (artificial preserfatives), dan zat pewarna tiruan (artificial colour) telah banyak
dikonsumsi anak-anak. Terapi dilakukan dengan cara mengendalikan makanan dan
menghilangkan bahan tambahan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Bukti dari
penyenbuhan semacam itu masih belum menyakinkan. Meskipun demikian hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sparing dan Sandoval, Rapp, Swanson, dan
Kinsborne seperti yang dikemukankan oleh Lerner (1981 : 75) menunjukkan bahwa
suatu kelompok kecil anak-anak hiperaktif diakui telah memperlihatkan suatu
respon yang baik ada pengatuan makanan (diet) yang bebas dai bahan tambahan
makanan.
Terori yang berkaitan dengan diet yang
lain dari penyebab kesulitan belajar menyebutkan bahwa anak-anak bekesulitan
belajar memiliki hipolisemia, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan kekurangan
kadar gula darah (Dunn dan Runion sepeti yang dikutu oleh Lerner 1981:75).
Terapi dilakukan dengan melaksanakan pengontrolan pola maka anak sehingga
dengan demikian kondisi anak dapat ditingkantan. Tanpa adanya kontrol engaturan
makanan, menurut teori ini akan terjadi penurunan kadar gula darah satu jam
setelah makan, sehingga energi anak untuk belajar akan habis.
Bentuk penyembuhan yang lain adalah
penggunaan megavitamins. Seperti di kutip oleh
Lerner (1981:75), Alder dan cott mengemukakan hasil-hasil penelitian
yang dicpai oleh sekitar 500 anak yang diobati dengan memberikan secara oral
dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang berisi vitamin dosis tinggi.
Meskipun Coot melaporkan bahwa bentuk terapi ini efektif bagi anka-anak
berkesulitan belajar, banyak dokter yang memandang perlu melakukan penelitian
lebih lanjut sebelum terapi semacam ini dapat digunakan secara luas.
v Terapi
Alergi
Beberapa penelitian beranggapan bawa
alergi berkaitan dengan kesulitan belajar. Tetapi yang berupaya menghilangkan
unsur-unsur yang dapat menyebaakan alergi dapat membantu memecahkan masalah
kesulitan belajar. Seperti ini dikemukakan oleh Lerner (1981:76) Grook dan Rapp
telah melaporkan keberhasilan cara terapi jenis ini.
v Modifikasi
Perilaku
Modifikasi perilaku (behavior modification) telah banyak digunakan untuk memperbaiki
hiperaktifitas. Modifikasi perilaku adalah suatu bentuk penyembuhan yang
bertolak dari pendekatan behavioral yang menerapkan prinsip-prinsip operant conditioning. Ada tujuh prinsip operant conditioning yang
mendasariteknik modifikasi perilaku yaitu reinforcement,
punishment, extinction, shaping and chaining, propting anda fading,
diserimination and stimulus control, dan generalitation (kazdin, 1980 :17).
Menurut O’Leary yang dikutip oleh lerner (1981:76), modifikasi perilaku
hendaknya diberikan kepada anak berkesulitan belajar bersamaan dengan terapi
obat-obatan. Untuk anak tertentu dan dalam situasi tertentu, modifikasi
perilaku dapat digunakan sebagai satu-satunya upaya penyembuhan dalam situasi
lain, modifikasi perilaku dan terapi obat perlu digunakan bersama dan situasi
lainnya modifikasi perilaku dan terapi obat perlu dilakukan bersama dan dalam
situasi lainnya lagi mungkin hanya diperlukan terapi obat.
Soal-soal
latihan
Soal Pilihan Ganda
1. Macam-macam
manfaat informasi medis bagi garu adalah, kecuali…..
a. Guru
dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses nuorologis yang
terjadi di dalam otak.
b. Guru
dapat lebih memahami ada beberapa kesulitan belajar muncul terkait dengan
kemajuan teknilogi informasi.,,
c. Guru
dapat menyadari bahwa dokter spesialis dapat memberikan sumbangan baik dalam
asesmen maupun dalam pemecahan masalah kesulitan belajar.
d. Guru
bagi ankan berkesulitan belajar sering diharapkan untuk mengintepretasikan
laporan medis tentang murid mereka dan mendiskusikan penemuan penemuan mereka
dengan dokter dan orang tua.
e. Penemuan-penemuan
ilmiah yang berusaha membuka misteri tentang otak manusia dan belajar dapat
meningkatkan pemahaman guru tentang kesulitan belajar.
2. Kriteria
diagnostik untuk anak yang memiliki gangguan kekurangan perhatian dengan hiperaktivitas adalah……
a. Sering
mengembara tanpa tujuan.
b.
Impulsif.
c. Terjadi
sebelum usia tujuh tahun.
d. Sering
gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai.,,
e. Durasi
atau lamanya paling sedikit enam bulan.
3. Yang
termasuk dalam ilmu kedokteran yang terkait dengan upaya penanggulangan
kesulitan belajar adalah …….
a. Ilmu
kedokteran anak (pediatri),nuorologi dan optalmologi.,,
b. Otologi,
psikiatri dan strephosyimbolia.
c. Neurologi,
otologi, optalmologi dan twisted symbols.
d. Pediatri,
neurologi dan visual acuity
e. Optalmologi,
psikiatri, otologi dan problama mata
4. Jenis-jenis
terapi medis yang digunakan untuk menanggulangi kesulitan belajar antara lain
kecuali…..
a. Modifikasi
perilaku
b. Diet
c. Terapi
obat
d. Terapi
alergi
e. Hipolisemia.,,
5. Prinsip-prinsip
operant conditioning yang mendasari
teknik modifikasi perilaku yaitu
a. Reinforcement,
punishment, extinction dan food additives
b. Punishment,
shaping and chaining dan hipolisemia
c. Discrimination
and stimulus control, generalization dan prompting anda fading.,,
d. Extinction,
einforcement dan artificial color
e. Generalization,
punishment dan behavior modification
Soal Esay
1. Ada
lima manfaat informasi madis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah kesulitan
belajar, sebutkan salah satu dari lima manfaat informasi tersebut!!!
2. Ada
beberapa kriteria dalam mendiagnostik anak yang memiliki gangguan kekurang
perhatian, salah satunya adalah impulsif. Sebutkan karakteristik yng
mencakup karakteristik impulsif!!!
3. Dalam
kriteria diagnostik untuk anak yang memiliki gangguan kekurangan perhatian
dengan hiperaktivitas terdapat 7 kriteria, sebutkan 5 dari kriteria tersebut !
4. Apakah
yang dimaksud dengan strephosymbolia atau twisted symbols?
5. Dalam
peranan spesialis ilmu kedokteran terdapat tugas kompleks dari seorang dokter
spesialisasi anak dalam menanggulangi kesulitan belajar yang dikemukakan
Lerner, sebutkan 2 dari tugas kompleks yang ada !
Jawaban Pilihan Ganda
1. B
2. D
3. A
4. E
5. C
Jawaban Soal Esay
1. Salah
satu manfaat dari informasi medis bagi
guru yaitu guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses
neurologis yang terjadi didalam otak.
2. Karakteristik
yang terdapat dalam impulsif yaitu
a. Kesulitan
untuk mengikuti suatu aktivitas permainan,
b. Sering
bertindak sebelum berfikir,
c. Mengubah-ngubah
aktifitas dari yang satu ke yang lain,
d. Kesulitan
untuk mengorganisasikan pekerjaan,
e. Memerlukan
banyak pengawasan,
f. Sering
keluar kelas,
g. Sulit
menunggu giliran dalam permainan atau dalam situasi belajar kelompok.
3. a.
kurang perhatian
b.
impulsif
c.
hiperaktivitas
d.
sering mengembara tanpa tujuan
e.
terjadi sebelum usia tujuh tahun
f.
durasi atau lamanya paling sedikit enam bulan
g.
bukan karena schizophrenia, gangguan afektif, atau retardasi mental berat.
4. Strephosybolia
atau twisted symbols merupakan gejala dari suatu kegagalan menetapkan dominasi
serebral dalam belahan otak kiri.
5. 1.
Mendiagnosis dan mengobati gangguan fisik dan psikis yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan belajar pada, misalnya gangguan pendengaran, nutrisi yang
rendah, atau gangguan endokrinologis dan metabolik,
2.
mengintrepetasikan sifat temuan-temuan medis dan kebermaknaan pengaruhnya
terhadap belajar kepada orang tua, guru, dan profesional lain yang bekarja
dengan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar