Senin, 27 April 2015

Makalah matakuliah study masyarakat indonesia "indonesia sebagai masyarakat majemuk"



TUGAS KELOMPOK 1
Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk



Oleh :
                        1.  Anik Wahyuni               NPM 11210075
                        2.  Fajri Arif Wibawa         NPM 11210082
                        3.  Juliana                          NPM 11210087
                        4.  Joni Herdiansyah        NPM 11210086
                        5.  Marina                           NPM 11210088
                        6.  Nofita Sari                              NPM 11210091
                        7.  Putri Pratiwi                  NPM 11210094
                 Prodi               :      Pendidikan Ekonomi

                 Matakuliah     :      Study Masyarakat Indonesia

                 Dosen             :      Drs. H. Sunarjo, M.Pd.
                       

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
SEPTEMBER 2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Bapak Drs. H. Sunarjo, M.Pd. selaku dosen mata kuliah study masyarakat Indonesia.
2.    Teman-teman kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.    Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.    Semua pihak yang  telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
            Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.



DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................  i
Biodata Kelompok .......................................................................................  ii
Kata Pengantar ...........................................................................................  v
Daftar Isi .......................................................................................................  vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
1.1 Latar Belakang ................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan ..............................................................................................  2
1.4 Manfaat ............................................................................................  3
1.5 Metode Pencarian Materi ..............................................................  3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................  4
2.1 Pengertian Masa Prenatal ............................................................  4
2.2 Ciri-ciri Masa Prenatal ...................................................................  5
2.3 Tahap Prenatal ...............................................................................  6
2.4 Fasa-fase Perkembangan Masa Prenatal .................................  7
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal .  9
BAB III PENUTUP ......................................................................................  17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................  17
3.2 Tanggapan Kelompok................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.3       Tujuan
1.4       Manfaat
1.    Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.    Memberikan informasi bagi pembaca.
3.    Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5       Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Masyarakan Majemuk
Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan bangsa yang memilki latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi kultur, letak geografis, maupun sikap dari masing-masing individu. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dikatakan masyarakat yang majemuk, Namun, masyarakat Indonesia tetap memilki satu status dan kedudukan yang sama yakni sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara Indonesia, yang dituntut untuk selalu bersatu tanpa mempedulikan berbagai perbedaan yang ada demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada banyak pendapat tentang pengertian masyarakat majemuk, diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø  Depdiknas tahun 2002, Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi dalam kelompok persatuan yang sering memilki kebudayaan yang berbeda.
Ø  Soekanto tahun 2001, Masyarakat majemuk yaitu kemajemukan budaya, dengan kelompok etnik dan minoritas serta terpelihara identitasnya dalam suatu masyarakat.
Ø  Ilmu sosial, Masyarakat majemuk adalah suatuv keadaan masyarakat dimana setiap kelompok kebudayaan memilki lembaga-lembaga yang berkaitan dengan setiap bidang kehidupan kecuali politik, dimana lembaga setiap kelompok kebudayaan tertentu memegang kekuasaan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ø  Konteks politik, Masyarakat majemuk adalah suatu sistem yang memungkinkan semua kepentingan dalam masyarakat besaing secara bebas untuk mempengaruhi proses politik, sehingga terhindar dari terjadinya suatu kelompok mendominasi kelompok yang lain.
Jadi, masyarakat majemuk adalah suatu keadaan masyarakat yang terdiri dari berbagai kepentingan dan kedudayaan yang berdeba-beda yang melebur dan membentuk satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama. Masyarakat majemuk adalah Atas dasar pengertian tersebut dibedakan atas tiga kategori yaitu :
Ø  Kemajemukan sturuktural, dominasi politik dipegang oleh suatu kelompok tertentu.
Ø  Kemajemukan sosial, suatu keadaan dimana hak dan kewajiban tersebar secara merata diantara kelompok sosial yang ada.
Ø  Kemajemukan budaya, seluruh warga masyarakat merupan bagian dari publik tanpa memperhatikan identifikasi yang ideal maupun yang nyata.

2.2       Etika Kemajemukan
Etika kemajemukan adalah suatu pedoman tata cara yang digunakan untuk mengatur perilaku seseorang dalam berperilaku ditengah-tengah masyarakat yang majemuk dari sudut budaya, etnis dan agama. Dalam rangka mewujudkan suatu tatanan kehidupan masyarakat yang harmonis. Hal-hal yang harus dijadikan pedoman dan komitmen bagi setiap individu yang hidup dalam masyarakat majemuk diataranya adalah:
Ø  Saling menghargai, menahan diri, lapang dada, mengingatkan untuk kebaikan, berniat suci untuk kebaikan menolong dalam kebaikan, memaafkan dan mendoakan.
Ø  Saling mengedepankan kebersamaan, saling berbuat baik untuk bersama, membela jika salah satunya teraniaya, merasa bersaudara, mendukung keputusan bersama, berjuang menegakkan keputusan bersama, mengalah bila tidak mencapai kata sepakat.
Ø  Berperilaku saling beradab. Tidak terprovokasi saling mencintai, saling bersahabat secar akrab, saling menolong dalam kebaikan.
Berusaha untuk selalu bersikap jujur, adil, sopan, disiplin dan peduli serta dapat bertanggung jawab dan mampu bekerjasama yang baik.
Masyarakat yang harmonis dapat tercipta apabila masing-masing individu memilki kesadaran yang tinggi dalam berperilaku dan selalu berusaha untuk lebih mengedepankan kepentingan kebersamaan daripada mempermasalahkan perbedaaan-perbadaan. Berikut etika yang harus diterapakan dalam kehidupan masyarakat majemuk:
Ø  Bergaullah dengan siapa saja tanpa memandang agama, suku bangsa, pandangan politik dengan saling menghargai sifat masing-masing.
Ø  Hiasilah pergaulan dengan perilau, bahasa, dan raut wajah yang sopan walaupun anda terkadang memilki pendapat dan ideologi yang berbeda.
Ø  Jadikan pertemuan sebagai suatu ajang untuk mempererat tali persaudaraan.
Ø  Dalam pertemuan usahakan jangan sampai timbul caci maki, membicarakan aib, merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan orang, agama, atau etnis lain.
Ø  Kerjasama diarahkan untuk mengedepankan kepentingan bersama.
Ø  Jangan memanfaatkan kerjasama yang sudah terbina hanya untuk mencari kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan.
Ø  Akhirilah setiap pertemuan dan dialog dengan saling meminta maaf dan membuat janji serta membuat komitmen untuk meneruskan persahabatan yang sudah terjalin.
Ø  Berilah teladan dan contoh perilaku dan ucapan yang baik, jangan terlaulu sering mengobral janji.

2.3       Karakteristik Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk sering diidentikan oleh orang awan sebagai masyarakat multikultural. Uraian dari Parsudi Suparlan dapat menjelaskan perbedaan tersebut. Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah nasional. Setelah PD II contoh masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan dan Suriname. Ciri yang mencolok dan kritikal majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintahan nasional dengan masyarakat suku bangsa dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Sementara itu Dr. Nasikun mengemukakan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk memahami satu sama lain
Menurut Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:
  1. Terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
  3. Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
  4. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
  5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi.
  6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
Disini Parsudi Suparlan melihat adanya dua kelompok dalam perspektif dominan-minoritas, tetapi sulit memahami mengapa golongan minoritas didiskriminasi, karena besar populasinya belum tentu besar kekuatannya. Konsep diskriminasi sebenarnya hanya digunakan untuk mengacu pada tindakan-tindakan perlakuan yang berbeda dan merugikan terhadap mereka yang berbeda secara askripsi oleh golongan yang dominan. Yang termasuk golongan askripsi adalah suku bangsa (termasuk ras, kebudayaan sukubangsa, dan keyakinan beragama), gender , dan umur.
Sementara itu Furnival mengemukakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Menurut Furnival berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya, masyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kategori sebagai berikut:
1.    Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
2.    Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominant
3.    Masyarakat majemuk dengan minoritas dominant
4.    Masyarakat majemuk dengan fragmentas
Masyarakat majemuk dengan fragmentasi merupakan masyarakat yang terdiri atas sejumlah kelompok etnik tetapi semuanya dalam jumlah kecil sehingga tidak satupun kelompok yang mempunyai posisi politik dan ekonomi yang dominan. Masyarakat demikian ini biasanya sangat stabil tapi masih punya potensi konflik karena rendahnya kemampuan coalition building. Terdapat tiga faktor utama yang mendorong terbentuknya kemajemukan bangsa Indonesia adalah
  1. Latar belakang histories
  2. Kondisi geografis
  3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa. Dalam menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan menurut Koentjoroningrat ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. sumber-sumber konflik
  2. potensi untuk toleransi
  3. sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesama suku bangsa
  4. hubungan pergaulan antar suku-bangsa atau golongan tadi berlangsung
Adapun sumber konflik antar suku bangsa dalam negara berkembang seperti Indonesia, paling sedikit ada lima macam yakni:
  1. jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama
  2. jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain
  3. jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama
  4. jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis
  5. potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat
Menurut seorang sosiolog bernama Van De Berghe, suatu masyarakat disebut masyarakat majemuk jika memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :
1.    adannya segmentasi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kebudayaan atau sebkebudayaan yang berbeda-beda satu sama lain.
2.    adanya struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
3.    kurang bisa mengembangkan konsensus di antara anggota masyarakat menegenai nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4.    secara relatif sering terjadi konflik antar kelompok.
5.    integrasi sosial secara relatif tumbuh di atas paksaan serta saling tergantung dalam bidang ekonomi.
6.    adanya dominasi polotik oleh suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok lain.
2.4       Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik, yaitu :
1.    Horizontal, Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan social berdasarkan perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan.
2.    Vertical, Strktur maysrakat Indonesia ditandai adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup dalam.
Perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Istilah masyarakat majemuk (plural societies) ini diperkenalkan oleh J.S. Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Plural societies yaitu suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam kesatuan politik. Masyarakat Indonesia zaman Hindia Belanda tersebut adalah tipe masyarakat tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras.
2.4.1         Masyarakat Majemuk Dari Segi Ekonomi
     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar