Senin, 27 April 2015

Makalah Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran



TUGAS KELOMPOK 6
Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran
Oleh :
                              1.   Fajri Arif Wibawa                NPM 11210082
                              2.   Joni Herdiansyah                  NPM 11210085
                              3.   Mega Amelia                          NPM 11210055
                              4.   Rahma Hayati                       NPM 11210062
                              5.   Windi Afria Sari                   NPM 11210068
                             Prodi               :    Pendidikan Ekonomi (B)
                             Semester          :    3 (tiga)
                             Matakuliah      :    Belajar dan Pembelajaran
                             Dosen              :    Prof. Dr. H. Karwono, M. Pd
                                 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012/2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Alhamdulilahi robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 6 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Prof. Dr. H. Karwono, M. Pd selaku dosen pengampu matakuliah belajar dan pembelajaran.
2.      Teman-teman kelompok 6 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini.
3.      Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4.      Semua pihak yang  telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................  i
Kata Pengantar ...............................................................................................  ii
Daftar Isi ........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................  1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan .................................................................................................  2
1.4 Manfaat ..............................................................................................  2
1.5 Metode Pencarian Materi ...................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................  3
2.1 Teori Belajar yang Berpijak pada Pandangan Behaviorisme ..............  3
2.2 Aplikasi Dasar Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran ......  5
2.3 Aplikasi teori belajar  Behaviorisme Dalam pembelajaran .................  5
2.4 Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran             7
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................  9
3.1 Kesimpulan .........................................................................................  9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari tantang bagaimana aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran.

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu :
1.      Bagaimana aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran?
2.      Apa kelemahan dan kelebihan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran?

1.3       Tujuan
1.         Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran.
2.         Untuk mengetahui apa kelemahan dan kelebihan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran.

1.4       Manfaat
1.      Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.
2.      Memberikan informasi bagi pembaca.
3.      Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

1.5       Metode Pencarian Materi
Penulis dalam mencari materi menggunakan metode kajian pustaka yaitu mencari di buku dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Teori Belajar yang Berpijak pada Pandangan Behaviorisme
Menurut pandangan psikologi behaviorisme, belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Tokoh penting dalam teori behaviorisme secara teorisitik antara lain adalah sebagai berikut :
a.      Pavlov
Terkenal dengan teori kondisioning klasik (classical conditioning) yaitu sejenis pembelajaran dimana sebuah organisme belajar untuk menghubungkan atau stimulus dengan respon. Ada 2 jenis stimulus yaitu stimulus yang tidak terkondisi (unconditioned stimulus) adalah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa didahului dengan pembelajaran apa pun, contohnya makan. Kemudian stimulus yang terkondisi (conditioned stimulus) adalah stimulus yang bersifat netral, akhirnya mendatangkan sebuah respon yang terkondisi setelah dihubungkan dengan stimulus yang tidak terkondisi, contohnya suara bel sebelum makanan datang. Kemudian ada 2 jenis respon pula yaitu respon yang tidak terkondisi (unconditioned respon) adalah sebuah respon yang tidak dipelajari yang secara otomatis disebabkan oleh stimulus yang tidak terkondisi, contohnya keluarnya air liur anjing setelah melihat makanan. Kemudian respon yang terkondisi (conditioned respon) adalah sebuah respon yang dipelajari terhadap stimulus yang terkondisi yang terjadi setelah stimulus tidak terkondisi dipasangkan dengan stimulus yang terkondisi, contohnya keluarnya air liur anjing setelah melihat makanan yang bersamaan dengan bel.

b.      Skinner
Terkenal dengan teori pengkondisian operan (operant conditioning) atau juga disebut pengkondisian instrumental (instrumental conditioning yaitu suatu bentuk pembelajaran dimana konsekuensi perilaku menghasilkan berbagai kemungkinan terjadinya perilaku tersebut. Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk mengubah perilaku itulah yang disebut dengan pengkondisian operan. Prinsip teori skinner ini yaitu :
Ø  Penguatan (reinforcement), baik penguatan positif dan penguatan negatif bertujuan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.
Ø  Hukuman (punishment), dengan diberikan suatu stimulus yang tidak menyenangkan yaitu hukuman bertujuan untuk menurunkan perilaku yang tidak diharapkan.
c.       Thondike
Teori belajar ini dikenal dengan istilah koneksionisme (connectionism), adanya hubungan antara stimulus dengan dorongan yang muncul untuk memunculkan respon yang disebut connecting. Dalam teori koneksionisme dikenal hukum-hukum thorndike yaitu :
Ø  Hukum akibat (law of effect), suatu tindakan yang mengakibatkan suatu keadaan yang menyenangkan (cocok dengan tuntutan situasi) dan sebaliknya yang mengakibatkan suatu keadaan yang tidak menyenangkan (tidak cocok dengan tuntutan situasi)
Ø  Hukum kesiapan (law of readiness), kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu stimulus yang dihadapi sehingga reaksi tersebut memuaskan.
Ø  Hukum latihan (law of exercise), seringnya menggunakan hubungan stimulus dan respon.
Dalam teori ini juga dikenal istilah selcting yaitu memilih stimulus yang beraneka ragam dilingkungan. 
d.      E.R. Guthrie
Menurut E.R. Guthrie proses terbentuknya rangkaian tingkah laku terjadi terjadi dengan kondisioning melalui proses asosiasi (hubungan) antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku lainnya menjadi semakin kuat. Prinsip belajar pembentukan tingkah laku ini disebut law of association.

2.2       Aplikasi Dasar Teori Belajar Behaviorisme Dalam Pembelajaran
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
2.3       Aplikasi Teori Belajar  Behaviorisme dalam Pembelajaran
Untuk mengaitkan teori  behaviorisme dengan praktik pembelajaran, perlu dipahami  terlebih dahulu mengenai prinsip belajar  teori behaviorisme. Prinsip-prinsip tersebut  adalah sebagai berikut :
1.      Teori ini beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar  adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan  telah belajar sesuatu jika  yang bersangkutan  dapat  dapat menujukan perubahan tingkah laku tertentu. Perubahan perillaku itu bisa negatif  atau positif bergantung  apa  yang ingin diberi.
2.      Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, yang  terjadi karena hubungan stimulus  dan respon, sedangkan proses yang terjadi antara  stimulus respon, yang tidak dapat diamati  itu tidak penting.
Perlunya reinforcement untuk memunculkan perilaku yang diharapkan.  respon  akan semakin  kuat jika reinforcement (baik  positif atau negatif) ditambah.
Penekanan proses  belajar menurut teori behaviorisme ini adalah  hubungan stimulus dan respon. Dengan demikian, agar pembelajaran dikelas lebih efektif, hendaknya guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Guru hendaknya  memilih jenis  stimulus yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik  agar peserta dapat memberika respon yang diharapkan.
2.      Guru hendaknya menentukan jenis respon yang  harus dimunculkan oleh peserta didik. Untuk mengetahui apakah respon  yang ditunjukan peserta didik benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan, guru harus mampu menetapkan bahwa respon itu dapat diamati dan diukur.
3.      Guru perlu memberikan reward yang tepat untuk meningkatkan  perilaku yang diharapkan  muncul dari peserta didiknya.
4.      Guru hendaknya segera memberikan umpan  balik secara langsung, sehingga si belajar dapat mengetahui apakah respon yang dapat diberikan telah benar atau belum.
Dalam teori behaviorisme ini, seorang guru harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan perilaku yang diinginkan dan bagaimana mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.   
1.      Meningkatkan perilaku yang diinginkan
Enam strategi pengkondisian operan dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan, yaitu:
a.      Memilih penguat (reinforcement) efektif
Guru harus mampu menemukan penguat mana yang berhasil dengan paling baik untuk setiap peserta didiknya yaitu membedakan setiap individu dengan menggunakan penguat tertentu. Satu jenis penguat tertentu untuk peserta didik A belum tentu cocok untuk peserta didik B.
b.      Membuat penguat menjadi bergantung pada tepat dan waktu
Agar penguat efektif, guru harus memberikan penguat secara tepat  waktu dan segera mungkin setelah anak menampilkan perilaku tertentu yang diharapkan .
c.       Pilih jadwal terbaik untuk penguatan
Guru harus memilih jadwal penguatan terbaik sesuai dengan tuntutan perilaku peserta didik yang diharapkan guru .
d.      Pertimbangkan untuk membuat kontrak
Analisis perilaku terapan menyarankan bahwa kontrak kelas seharusnya merupakan hasil masukan dari guru maupun peserta didik. Pembuatan kontrak melibatkan pembuatan ketergantungan penguatan secara tertulis. Jika masalah timbul dan peserta didik ingkar janji, guru dapat menunjukan kontrak yang telah mereka setujui.
e.       Gunakan penguatan negatif secara efektif
Penguatan negatif, meningkatkan frekuensi respon dengan menghilangkan stimulus yang tidak disukai. Contoh : stimulus guru yang sering mengkritik atau tidak menghargai jawaban serta pertanyaan peserta didik, harus dihilangkan agar rekuensi bertanya dan frekuensi berani menjawab semakin meningkat .
f.       Gunakan arahan dan pembentukan
Arahan merupakan stimulus yang ditambahkan atau isyarat yang diberikan tepat sebelum terjadinya kemungkinan peningkatan respon yang diinginkan. Arahan membantu perilaku terjadi. setelah peserta didik secara konsistem memperlihatkan respon yang benar, arahan tidak lagi dibutuhkan. Jika arahan tidak mampu membuat  peserta didik  menampilkan perilaku yang diharapkan, guru perlu membantu dengan pembentukan. Pembentukan (shaping) melibatkan pembelajaran perilaku baru dengan memperkuat perkiraan secara berturut-turut terhadap perilaku sasaran.
2.      Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan 
Ada beberapa langkah yang dapat digunakan guru untuk mengurangi perilaku anak yang tidak diinginkan, seperti mengganggu teman memonopoli diskusi kelas, bersikap sok tahu pada guru (alberto dan troutman dalam santrok)
a.      Gunakan penguatan diferensi
Dalam penguatan diferensi, guru memperkuat perilaku yang lebih pantas atau perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan anak tersebut. Contoh guru dapat memperkuat peserta didik untuk memperkuat aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan computer dari pada computer hanya digunakan memainkan game.
b.      Hentikan penguatan (extinction)
Tanpa disengaja guru memberikan penguatan  positif yang justru membuat perilakau  peserta didik yang tidak diharapkan semakin tidak terpelihara. Dengan demikian guru harus segera menghentikan penguatan positif, agar perilaku yang tidak diharapkan menurun atau hilang dan guru memberikan penguatan positif lagi setelah perilaku yang diharapkan muncul.
Contohnya guru memberikan perhatian pada peserta didik yang selalu bertanya dan menjawab dalam acara diskusi kelompok, akhirnya ada peserta didik yang tanpa disadari mendominasi peserta didik lain hanya untuk mengejar pujian dan nilai. dalam kasus ini guru segera menghentika penguatan dengan cara meminta peserta didik tersebut agar memberikan kesempatan kepada teman lain yang belum aktif.
c.       Hilangkan stimulus yang diinginkan
Jika menghentikan pemberian penguatan tetap tidak berhasil meningkatkan respon yang diharapkan, penghilangan stimulus yang diinginkan harus segera dilakukan oleh guru, dengan cara time out dan respon cost.
Time out adalah penghentian penguatan positif terhadap seseorang untuk sementara yaitu hampir sama dengan penghentian penguatan , yang berbeda adalah waktu penghilangan penguatan positif lebih lama sampai berbentuk lagi perilaku yang diinginkan.
Respon cost adalah menjauhkan atau mengambilkan penguatan positif dari seseorang seperti, peserta didik kehilangan hak istimewa tertentu. Biasanya biaya respon melibatkan sejumlah sanksi atau denda.
d.      Hadirkan stimulus yang tidak disukai (hukuman)
Jenis stimulus yang tidak disukai dan paling umum digunakan guru adalah teguran verbal disertai dengan kerutan dahi atau kontak mata. Tindakan ini lebih efektif digunakan ketika guru dekat dengan peserta didik.
2.4       Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran
1.      Kelemahan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran
Teori behaviorisme sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.
Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk bebas berkreasi dan berimajinasi. Kekurangan yang lainnya yaitu :
a.       Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
b.      Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuma sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan.
c.       Siswa diberi hukuman verbal maupun fisik seperti kata-kata kasar, ejekan, jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.
2.      Kelebihan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran
Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan. Contohnya yaitu percakapan bahasa asing, mengetik, menari, berenang, olahraga. Cocok diterapkan untuk mempelajari ilmu-ilmu pasti , melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya

BAB III
KESIMPULAN

3.1       Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
Pembelajaran  yang berpijak pada teori behaviorisme diharapkan agar adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat diamati, yang terjadi karena hubungan stimulus dan respon. Perubahan perilaku tersebut dapat terjadi dengan meningkatkan perilaku yang diinginkan danmengurangi atau bahkan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Karwono dan Heni. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Ciputat: Cerdas Jaya.



1 komentar: